kisah ini menceritakan tentang seorang tuan muda dari klan besar yg di sebut sampa karena tidak bisa berkultivasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tidak sesuai dengan rencana
"Tehknik pedang teratai es, tehknik keempat penghakiman teratai es."
Teriak Yan Liyan sambil menggunakan segel tangan tidak sempurna, dan seketika muncul empat pilar disudut bangunan dan pilar itu mengeluarkan kubah transparan yang mengurung bangunan itu.
Dua pembunuh bayaran yang menjaga wilayah paling luar melihat kubah mengelilingi markas mereka menjadi keheranan.
"Kubah apa ini?" ucapnya.
"Aku tidak tahu, segera laporkan keberadaan kubah aneh ini pada tetua." perintah pembunuh bayaran itu pada temanya.
"Baik.."
Salah satu pembunuh bayaran itu melesat menuju kearah markas mereka berada.
Disaat perjalananya menuju markas mereka, Dia mendengar teriakan-teriakan kesakitan yang tidak jauh dariya.
Karena penasaran, Dia mempercepat langkahnya setelah beberapa menit kemudian, pembunuh bayaran itu melihat sosok jubah hitam dengan topeng warna putih sedang membantai anggotanya.
Terlihat sosok itu melesat dan membunuh menggunakan belatinya, setelah membunuh satu atau dua orang dia menghilang dalam kegelapan dan aura keberadaan juga tidak bisa dirasakan.
Tidak lama kemudian sosok itu muncul dan membunuh lalu menghilang lagi, seperti itu seterusnya sehingga membuat bingung para pembunuh bayaran.
pembunuh bayaran yang disuruh untuk melaporkan tentang keberadaan kubah, ingin pergi dari situ dan melaporkan kejadian pembantaian yang dilihatnya pada tetua
Tapi sebelum pembunuh bayaran itu melangkahkan kakinya terdengar suara dibelakang.
"kenapa terburu-buru?"
Pembunuh bayaran itu menoleh kebelakang dan melihat sosok yang telah membantai anggotanya keluar dari kegelapan malam, sosok itu tidak lain adalah Bing Hua.
"K.. kau tidak akan selamat dari para tetua." ucapnya.
Bing Hua yang mendengar ancaman dari pembunuh bayaran itu hanya tersenyum sinis.
"Benarkah? sayangnya aku tidak peduli, lagi pula kalian semua akan mati."
pembunuh bayaran yang mendengar itu menjadi marah.
"Cih.. dasar wanita jal...
Slass.....
Sebelum pembunuh bayaran itu menyelesaikan kata katanya sebuah belati menembus jantung dan mati sambil memandang topeng putih Bing Hua dengan ekspresi ketakutan.
"Cih... itu akibatnya jika kau mengatakan hal seperti itu padaku." ucap Bing Hua memandang mayat pembunuh bayaran itu dan melesat kebangunan markas para pembunuh bayaran.
Sesampainya di bangunan markas pembunuh bayaran, Bing Hua melihat semua orang disekitar markas itu yanh diam tidak bergerak.
Bing Hua keheranan melihat mereka tapi keheranan itu hilang ketika mendengar suara yang sangat Dia kenali
"Teknik seruling bunga, teknik kedua, pengendalian jiwa."
Gumam seorang remaja perempuan dengan mata merahnya tersenyum sambil duduk diatas pohon yang tinggi tepat disamping gerbang masuk markas serta dibawah terangnya bulan sambil meniup seruling.
Keluar suara yang aneh pada seruling itu dan menuju ke orang-orang yang diam di sekitar gerbang.
Seketika orang yang tadinya diam mulai bergerak tapi dengan penampilan berbeda dengan mata berwarna putih serta tatapan kosong mereka saling membunuh antar sesama mereka.
Bing Hua yang melihat itu menjadi ngeri apa lagi melihat Xiao Yi tersenyum.
'dia sangat berbeda jika bersama tuan, dan sifat manjanya hilang seketika.' pikir Bing Hua.
Xiao Yi tersenyum ketika merasakan adanya keberadaan yang akrab menuju kearahnya.
"kenapa lama sekali kakak Hua?" tanya Xiao Yi menghentikanya suara seruling.
"Maaf... Aku tidak bisa menggunakan teknik skala luas untuk membunuh pembunuh bayaran yang berada diwilayah paling luar karena akan menimbulkan keributan."
Xiao Yi kebingungan ketika mendengar itu
"Bukankah kakak Liyan sudah memasang sebuah pelindung yang kedap suara di markas mereka?" tanya Xiao Yi menunjuk empat pilar yang mengelilingi markas pembunuh bayaran.
"Aku tahu, tapi apa salahnya untuk mencegah hal-hal yang tidak terduga."
Xiao Yi yang mendengar itu tersenyum.
"Aku mengerti."
Dia mengerti jika Bing Hua hanya berhati-hati dan tidak mau ada kesalahan dalam rencana balas dendam.
Sedangkan Bing Hua kebingungan karena tidak melihat tuanya.
"Dimana tuan?" tanya Bing Hua.
Xiao Yi yang mendengar pertanyaan Bing Hua menatap bangunan markas pembunuh bayaran.
"Aku tidak tahu, tapi sesudah mengeluarkan empat pilar kecil disekitar bangunan ini Dia langsung masuk
Aku bertanya kepadanya karena ini tidak ada dalam rencana
Tapi kakak Liyan hanya menjawab jika mereka pasti punya banyak harta."
Bing Hua yang mendengar itu langsung mengerti dan duduk disebelah Xiao Yi yang melanjutkan meniup serulingnya.
Sedangkan didalam bangunan markas pembunuh bayaran...
Yan Liyan sedang menyusuri lorong ruangan dalam bangunan.
"Sistem dimana ruang tempat pemenyimpan harta para pembunuh bayaran ini?"
[Ding... tempat penyimpanan harta berada diruang bawah tanah, tuan.]
"Jadi begitu ya... sebaikknya aku cepat menyelesaikan ini dan menghancurkan markas pembunuh bayaran ini." gumam Yan Liyan.
Saat Yan Liyan ingin pergi dari situ tiba-tiba ada dua orang pembunuh bayaran sedang mengangkat sebuah peti menuju kearah dia berada.
Yan Liyan yang melihat itu langsung bersembunyi dibalik temaramnya penyinaran didalam bangunan sambil mendengarkan pembicaraan dua pembunuh bayaran itu.
"Kira-kira apa isi peti besar yang kita angkat ini? peti ini terasa agak berat." tanya pembunuh bayaran itu pada temanya.
"Mungkin barang berharga yang pasti tetua melarang kita membukanya dan kau tahu kan? Apa hukuman ketika kita tidak mendengarkan perintah tetua." ucapnya.
"Hmm... Aku tahu, tapi aku hanya penasaran saja tentang isinya tidak lebih dari itu."
"Huh... kau ini benar-benar bodoh yang pastinya isi peti ini adalah harta sumberdaya atau koin emas."
"Darimana kau tahu?"
"Itu karena tetua menyuruhku untuk membawanya keruangan harta bersamamu."
Pembunuh bayaran yang bertanya itu mengangguk ketika mendengar jawaban dari temanya.
Sedangkan Yan Liyan yang mendengar pembicaraan mereka berdua tersenyum penuh arti.
"Kebetulan sekali." gumamnya dan melangkah mengikuti mereka dalam temaramnya sinar api dalam ruangan itu.
Setelah beberapa menit, Yan Liyan mengikuti dua pembunuh bayaran itu, akhirnya Dia sampai juga ditempat penyimpanan harta.
Yaitu sebuah ruangan yang berada ditempat puluhan meter dibawah tanah bangunan markas mereka dan pintu ruangan itu terbuat dari baja yang kokoh dan besar.
Yan Liyan yang melihat itu tersenyum.
"Aku berharap besarnya pintu baja itu sebanding dengan banyaknya jumlah harta yang ada didalam." gumam Yan Liyan.
Saat dua pembunuh bayaran itu sampai di depan pintu ruang bawah tanah.....
Pembunuh bayaran yang disuruh oleh tetua mengeluarkan sebuah kristal berbentuk heksagon dalam jubahnya lalu memasukanya kedalam sebuah lubang berbentuk serupa ditengah pintu baja itu.
Saat kristal itu dimasukan, tiba-tiba pintu baja itu bergetar dan terangkat keatas.
Yan Liyan yang melihat itu tidak menyembunyikan senyumnya ketika pintu baja itu terangkat, Dia melihat berbagai macam jenis harta dari gunungan koin emas, buku tehknik, tanaman herbal, dan pil.
"Ini sangat menarik."
'Aku memang bisa membeli semua barang itu dari sistem dengan PS, tapi jika ada yang gratis kenapa harus beli?' pikir Yan Liyan.
Tanpa pikir panjang, Yan Liyan melesat kearah dua pembunuh bayaran itu dengan cepat sambil memegang pedang teratai Es dan sebuah belati yang dia beli dari sistemnya.
Dua pembunuh bayaran yang akan memasuki ruangan harta itu terhenti ketika merasakan bahaya dibelakang mereka.
Mereka berdua langsung menoleh ke belakang tapi semuanya sudah terlambat.
Satu pedang dan belati menembus jantung mereka yang membuat pembunuh bayaran itu langsung mati seketika.
Setelah membunuh dua pembunuh bayaran itu, Yan Liyan memasuki ruang harta.
"Keuntungan yang besar." gumamnya sambil mengarahkan tangannya kearah tumpukan harta yang menggunung itu.
"Sistem simpan semua harta ini di invetory!
[Ding... Baik tuan.]
Seketika muncul lubang hitam ditangan Yan Liyan dan menyedot semua harta itu hingga habis tidak tersisa.
"Aku memang benar-benar serakah tapi ini pada tempatnya lagipulah koin emas ini pasti hasil dari sebuah pembunuhan yang mereka lakukan." pikir Yan Liyan.
Setelah lubang hitam itu menyedot semua harta.....
Yan Liyan dikejutkan oleh sebuah suara.
"Ternyata ada seekor tikus yang telah mencuri harta kita." ucap seseorang pria paruh baya dengan tiga temanya berdiri di belakang Yan Liyan.
Yan Liyan yang mendengar itu tersenyum tipis.
Hahahaha...
"Aku terlalu senang dengan harta ini sehingga tidak merasakan aura keberadaan kalian
Ini sungguh lucu, mungkin ini adalah sebuah hukuman bagi orang serakah sepertiku." ucap Yan Liyan sambil melihat tiga orang paru baya itu.
"Tapi aku tidak keberatan, memang inilah tujuanku setelah mengambil harta kalia, Aku akan memusnahkan semuanya." ucap Yan Liyan.
"Teknik teratai Es, teknik pertama, kelopak teratai es."
penjelasan:
Yan Liyan membuat segel tangan tidak sempurna pada tehknik penghakiman supaya empat pilar tidak mengumpulkan energi pada satu titik dan membentuk teratai.
Tapi pilar itu hanya mengeluarkan sesuatu seperti penghalang serta Yan Liyan membuat 8 pilar.
Empat pilar disudut wilayah pembunuh bayaran seperti hutan sejauh ratusan meter, dan empat pilar lagi disudut bangunan markas pembunuh bayaran.
Karena Yan Liyan sudah ditingkatkan pertapa Dia bisa mengembangkan tekniknya menjadi seperti itu.
Aku ingin memperkenalkan karya dari novelku yang berjudul The Hero Takes Wrongful Revenge, kisahnya berlatar dari dunia fantasi. ceritanya dimulai dari seorang pahlawan yang di hianati oleh pahlawan lainya dan ia mencoba balas dendam kepada mereka, apakah dia berhasil membalaskan dendamnya? dan kenapa dia mempunyai dendam yang begitu besar terhadap 5 pahlawan lainya
Jika ingin mengetahui alur cerita yang seru jangan lupa baca novelku yang berjudul The Hero Takes Wrongful Revenge
nyari novel laen lah yg nulis nya dgn NALAR