Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 Kiriman Ilmu Hitam
Tepat jam 12.00 Malam bu Isa semakin merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya. Bu Isa berguling guling karna merasakan sakit yang luar biasa. Pak Sugeng pun terbangun dan betapa kagetnya melihat istrinya yang sedang menahan rasa sakit.
"Bu, ibu kenapa? ". Pak Sugeng sangat panik dan khawatir
" Gak tau pak mulai tadi perut ibu sakit, ibu gak kuat tolong ibu. Rasanya seperti terbakar pak". Jawab bu Isa yang sudah merasakan sakit luar biasa, wajahnya sudah pucat dan mulai tak berdaya
"Bu, ibu sabar yaa. Ibu carikan obat dulu. Ibu pasti sakit perut". Panik pak Sugeng karna istrinya tadi masih baik baik saja. Entah kenapa tengan malam begini tiba tiba sakit
" Ibu gak kuat pak ini sakit sekali. Ini bukan sakit perut biasa".
" Ya Allah bu apa yang terjadi? Ibu tadi makan apa?
"Ibu tidak makan apa apa pak, hanya sate ayam itu. Itupun tidak di kasih sambel". Jawab bu Isa yang sudah mulai tidak berdaya
Pak Sugeng semakin panik karna selama ini bu Isa tidak pernah merasakan sakit apapun
" Bu sebentar, bapak mau membangunkan abang Syarif dan Dek Saleh. Amel bangun dulu nak jaga ibumu sebentar. Ibu mu tiba tiba sakit perut "
"Ibu kenapa pak?". Amel membuka matanya yang masih mengantuk. Karna mendengar suara bapaknya yang begitu panik
Pak Sugeng tak menjawab pertanyaan Amel. Ia buru buru membangun kan pak Syarif dan istrinya serta membangunkan pak Saleh dan istrinya. Setelah sampai di rumah bu Isa, mereka semua kaget dengan perut bu Isa yang makin membesar.
"Ini bukan sakit biasa, ini memang dengan sengaja ada yang menyantet adekku". Murka pak Syarif. Ia tau dengan hal semacam ini
" Bu tolong jaga Isa dulu, aku akan pergi ke rumah Amat sebentar untuk merendahkan sakitnya". Ucap pak Syarif pada istrinya
Yaa kakak bu Isa yang bernama Amat ini juga mempunyai ilmu Hitam. Tetapi tidak pernah di gunakan untuk menyakiti seseorang. Ia hanya akan menyakiti orang yang serakah seperti Maling dan yang lainnya. Pak Syarif pun telah sampai di rumah Amat. Ia langsung menjelaskan apa yang terjadi. Pak Amat pun mengambil gelas yang sudah di isi dengan air. Pak Amat pun menerawang siapa pelakunya.
Dan betapa terkejutnya yang melakukan ini semua adalah saudaranya sendiri. Pak Amat mengeratkan rahangnya.
"Kau ingin bermain main denganku Kanji. Aku selama ini sudah diam dan kau sekarang malah ingin menyakiti adikku". Murka pak amat
" Syarif berikan air ini pada isa dan minumkan air ini pada Isa, kau pergi dulu aku akan menyusulmu nanti". Perintah pak Amat
"Baiklah aku pergi dulu. Datanglah cepat Isa sangat kesakitan". Kata pak Syarif pada pak amat lalu melanggang pergi
10 menit kemudian pak Syarif sudah sampai di rumah bu Isa. Bu Isa masih sama merasakan sakit yang luar biasa. Amel sudah menangis karna melihat ibunya yang kesakitan. Pak Sugeng juga mulai kacau melihat istrinya yang merasakan sakit luar biasa. Lalu pak Syarif memberikan air untuk di minumkan kepada bu Isa.
"Isa minumlah dulu, ini sebagai pereda rasa sakitmu. Mas Amat masih menuju ke sini untuk mengobatimu". Ucap pak Syarif sambil meminumkan air yang sudah di bacakan doa doa oleh pak Amat. Bu Isa pun meminumnya dan benar saja sakitnya perlahan hilang meskipun belom hilang total
Lalu bu Isa memuntahkan isi perutnya dan betapa kagetnya bu Isa memuntahkan banyak darah. Lalu bu Isa buang air besar begitu banyaknya sampai terkena Istri pak Syarif yang bernama Sri.
Bu Sri, Amel pun menangis histeris entah kenapa ipar dan ibunya sampai begini
Pak Syarif semakin murka. Sedangkan pak Amat tidak jadi ke rumah Isa karna santet yang di kirim bener benar mematikan. Pak Amat memilih di rumah sambil membacakan matra juga untuk pengirim yang menyantet bu Isa. Yaitu pak Kanji
Sedangkan pak Kanji tertawa bahagia melihat Isa di dalam air yang ada di nampan nya kesakitan
"Rasakan ini Isa, aku akan membuatmu mati. Kau harus ikut orang tuamu ke kuburan agar aku bisa memiliki tanah ini sepenuhnya. Hahaha". Tawa pak Kanji pecah melihat bu Isa kesakitan
" Sialan kau Amat, kau mau ingin bermain main juga denganku. Aku akan kirim ini dulu untukmu supaya wajahmu panas. Lalu aku akan membunuh Isa sialan itu. Keturunan keluarga kalian akan menderita dan harus menderita".
Pak Kanji juga mengirimkan ilmu Hitam pada pak Amat karma sudah berusaha menggagalkan rencananya. Pak amat pun kalah, pak amat terkena air yang ada di depannya mengenai wajahnya lalu merasakan panas.
"Aku tidak akan membunuhmu dulu Amat, aku akan membunuh adik kesayangan kalian dulu. Kau tunggu saja giliranmu hahahahaha". Pak Kanji semakin tertawa kala ia berhasil menggagalkan pak Amat
Bu Isa semakin merasakan sakit yang luar biasa. Bu Isa sudah tidak kuat lagi menahannya. Dia sudah berdoa kepada Allah SWT untuk di kuatkan. Tapi rasanya santet yang dikirim oleh pak Kanji sangat luar biasa efeknya
"Pak, ibu mau meminta bawa ibu ke puskesmas, ibu sudah tidak kuat lagi pak. Tolong carikan ibu obat sakit perut". Pinta bu Isa pada pak Sugeng. Kondisinya sudah benar benar sangat lemah
" Bu, ibu yang sabar yaa ini masi jam 02.00 pagi. Tidak ada puskesmas buka jam segini bu. Kerumah sakit pun kita harus menunggu angkot dulu bu. Bapak mohon bertahanlah bu. Dan baca doa doa untuk meminta kesembuhan pada Allah". Jawab pak Sugeng yang sudah menangis melihat keadaan sang istri. Tidak bisa berbuat apa pun karna memang di desa terpencil. Hanya bisa menyuruh untuk sabar dan tidak berhenti berdoa
Begitupun dengan pak Syarif dan Bu Sri yang sudah menangis juga sambil memeluk Amel. Amel tak hentinya menangis dan berdoa. Supaya ibunya bisa di sembuhkan.
Jam 04.00 pagi. Sudah banyak yang mengumandangkan adzan subuh. Pak Sugeng pergi sholat sebentar dan berdoa lalu kembali lagi. Pak Syarif dan bu Sri langsung mencari angkot untuk membawa bu Isa ke puskesmas terdekat.
Para tetangga pun begitu kaget. Karna bu Isa tidak sakit apa apa. Tiba tiba keadaannya jadi seperti ini tentu saja membuat semua orang di desa tersebut sudah curiga kalau bu Isa sedang di santet
Para tetangga pun membantu keberangkatan bu Isa ke puskesmas. Tapi sayang puskesmas tidak mampu menanganinya.
Lalu bu Isa di bawa ke rumah sakit kecamatan tersebut yang lumayan terbilang jauh. Rumah sakit kecamatan juga bilang kalau tidak mampu. Sebaiknya di bawa ke rumah sakit kota
Guys jangan lupa like dan tinggalkan komentar kalian yaa, aku butuh saran dan kritik dari kalian semua biar aku semangat nulisnya.
Nanti banyak juga pelajaran tentang kehidupan di novel ini semoga kalian suka yaa. Terimakasih