Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Ngerjain Aura
Kini Aura tengah mengendarai mobilnya menuju ke rumah Kevin. Dan tentu saja di sebelahnya ada Kevin.
Keduanya kini saling diam.
Kevin sendiri kini sibuk dengan pikirannya. Ia sempat melirik Aura yang begitu cuek dan hanya berfokus ke depan.
Jika disebelahnya saat ini adalah cewek lain, pasti cewek itu sudah cerewet dan mengajaknya berbicara atau pun meminta bertukar nomor ponsel. Dan bahkan pasti akan mengajaknya ke suatu tempat sebelum pulang.
Cantik! Itu yang ada di pikiran Kevin saat ini. Namun sangat jutek seolah-olah cewek di sampingnya itu benar-benar tak menganggapnya ada.
Apakah dia benar-benar beda dengan cewek lain...
Dengan turunnya hujan, hujan semakin lebat dan bahkan Aura hampir tidak bisa melihat apa yang ada di jalanan. Benar-benar Hujan yang lebat.
Kening Aura pun berkerut berusaha memfokuskan jalanan. Namun sepertinya Aura tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Ini terlalu deras. Aura pun mengurangi kecepatannya.
"Ra. Berhenti aja Ra. Ke supermarket depan sana! Ini berbahaya. Kita nunggu agak reda aja." Ujar Kevin yang melihat mobil sudah tak bisa di kendarai. Jika di Kendari maka akan sangat berbahaya karena air mengguyur mobil mereka tanpa henti.
"Hm." Jawab Aura singkat lalu membelokkan mobilnya ke minimarket.
Kini Mereka telah berhenti disalah satu minimarket. Kevin melepaskan sabuk pengamannya.
"Lo tunggu disini!" Ujar Kevin beranjak keluar dari mobil Aura. Entah apa yang akan di lakukan oleh Kevin.
Ia memperhatikan Kevin yang berlari kecil memasuki minimarket itu dalam kondisi baju yang basah. Ia melirik jam tangannya jam menunjukkan pukul 15:00. Oh, ternyata udah sore.
Ia pun mengambil tasnya yang ia sandang dari tadi. Mengambil ponselnya, siapa tau ada yang nyariin.
Ting
Ting
Ting
Ternyata benar banyak orang yang mengirimkannya pesan. Mulai dari orangtuanya, Reina, Hingga Riyan sang mantan pacar.
Entah kenapa hanya melihat nama Riyan di layarnya kembali membuat dada Aura sesak.
Cklek!
Tak lama dari itu, Kevin kembali masuk dengan membawa 2 kopi hangat di tangannya.
"Nih, buat Lo!" Ujar Kevin menyodorkan satu minuman untuk Aura.
Kini Aura tak lagi menolaknya karena memang ini yang dia butuhkan. Selain untuk menghangatkan tubuhnya tapi juga membuat pikirannya Relax dan kantuknya pun hilang.
"Thanks." Ujar Aura, ia pun menyeruput kopi hangatnya.
Kevin pun tersenyum menang, Akhirnya Aura tak lagi menolak. Ia harus sering-sering mengisi hari-hari Aura seperti ini agar bisa mendapatkan hati Aura.
Aura melirik Kevin. Basah, baju yang di pakai Kevin basah tentu saja kalau di pakai terus akan masuk angin.
Dan memang seperti ini lah Aura, baik! Ia ingin membantu orang lain sebisa mungkin. Meskipun dirinya di cap anak nakal di sekolah.
"Ada baju cowok besar dan Hoodie oversize di belakang. Lo boleh pakai itu." Ucap Aura setelah berkata ia baru menatap ke samping menatap wajah Kevin.
Baju cowok besar? Baju siapa yang Aura tawarkan untuknya itu. Kalau sampai itu baju si Riyan maka dia ogah memakainya.
"Punya si cupu itu?" Sahut Kevin.
"Cupu siapa maksud Lo?" Tanya Aura. Pasalnya ia memang tak tau siapa yang di maksud cupu sama Kevin itu.
"Riyan!" Jawab Kevin malas.
Aura berdecak kecil, Di kira ia sebucin itu apa sama bawa-bawa baju sang mantan.
"Ngapain juga sih gue bawa baju mantan. Nggak jelas banget. Itu baju gue Balu beli kemarin belum gue pakek. Bajunya oversize. Lo di tolongin orang malah ngeselin."
"Kalau mau ya ambil kalau nggak mau yaudah. Semoga Lo masuk angin besoknya dan nggak masuk sekolah." Lanjutnya, malas meladeni orang seperti Kevin.
Cowok sinting ini hatinya busuk banget, negatif thinking terus sebenarnya dia ini terlahir dari apa? Pikir Aura heran.
"Ya sorry... Btw Lo khawatir sama gue?" Tanya Kevin menggoda Aura.
Aura pun melemparkan tatapan sinisnya pada Kevin. " Jangan menganggap baiknya orang ke elo itu suka. Nggak semua orang suka sama Lo. Jangan ge er."
Aura dibuat gregetan dengan Kevin. Kok bisa sih dia ini berurusan dengan cowok paling palyboy sedunia. Dia pikir semua cewek tertarik apa sama dirinya.
Sedangkan Kevin tersenyum - senyum sendiri melihat Aura yang kesal. Nih cewek kalau di perhatiin begini cantik juga, cantik banget malah. Lebih cantik di bandingkan cewek-cewek yang pernah ia temui atau pacari itu. Pikirnya.
Tak lama dari itu, Kevin Melihat Aura yang tengah membuka ponselnya. Ia pun mencuri-curi pandang ke ponsel Aura. Ia sempat membaca ada pesan dari Riyan yang menggunakan hp baru.
"Ekhem" Kevin berdehem. "Tukeran Nomor dong! Gue minta nomor Lo dong!" Celetuk Kevin.
Namun Aura sama sekali tak memperhatikannya. "Ogah, gue nggak mau temenan sama Lo!" Ujar Aura yang membuat Kevin mendelik.
Benci! Harga dirinya terasa jatuh.
Ditolak sama cewek? What? Siapa sih yang nggak mau sama Kevin. Aura memang sedikit agak menantang sih ini.
"Sombong banget Lo. Buat apa cantik kalau sombong begitu." Ujar Kevin sedikit kesal. Ucapannya agak emosi.
"Heh sebelum ngomong tuh di pikir. Nanti kalau gue temenan sama Lo. Cewek-cewek gila Lo itu bakal nglabrak gue. Nggak ada baiknya juga temenan sama Lo. Yang ada rugi! Paham Lo!" Tolak Aura dengan lantang.
Hm... Bukannya Aura takut menghadapi cewek-cewek yang gila Kevin itu. Tapi malas berurusan sama mereka. Ujung-ujungnya masuk BK lagi kalau berantemnya di sekolah.
Sedangkan Kevin hanya diam dan menggerutu dalam hatinya. karena apa yang di katakan oleh Aura ada benarnya.
Sialan emang! Susah banget dapetinnya!
Karena hujan sudah mulai reda Aura kembali menyalakan mesin mobilnya dan kembali mengendarai mobilnya menuju rumah Kevin.
Tak lama dari itu, Mereka telah sampai di rumah Kevin. Aura menghelakan nafas karena hari sudah petang tapi belum sampai ke rumahnya.
"Cepetan turun. Gue mau pulang!" Ujar Aura menyuruh Kevin untuk segera turun. Sedangkan Kevin masih sibuk dengan ponselnya.
"Eits bentar Lo nggak boleh pulang sendirian di malam-malam begini. Gue akan nganterin Lo.gue Udah minta teman gue buat bawain gue motor nanti setelah ngenterin Lo." ucap Kevin membuat Aura menampakkan emosi nya.
"Apa Lo bilang? Nganterin gue! Lo gila banget sih. Kalau kayak gini kenapa Lo nggak nganterin gue aja, terus Lo minta supir Lo itu buat jemput atau temen Lo!" Ujar Aura dengan Emosi
Kevin pun tersenyum jahil. "Harusnya Lo tau nggak sih kenapa gue kayak gini? Sebagai seorang playboy gue harus berduaan dong sama cewek cantik kayak Lo." Ujar Kevin menggoda Aura.
Aura mencebik, bukan tergoda malah jijik. "Najis tau nggak Lo. Lo pikir gue apaan? Lonte Lo! Udah Sono gue pulang sendirian! Keluar Lo!" Bentak Aura.
"Gue nggak Nerima penolakan. Kalau Lo nolak gue bakalan foto sama elo dan menggemparkan sekolah." Ucap Kevin yang tentu saja tak bisa di bantah oleh Aura. Namun benar-benar membuat Aura kesal.
"Anjing Lo! Nyusahin orang!" Ujar Aura langsung turun dari mobilnya dan berganti ke kursi sebelah.
"Sana Lo! Lo yang nyetir sekarang. Mau nganterin gue kan?"
Kevin pun tersenyum penuh kemenangan. Ia pun segera berpindah kursi ke kemudi.
Sedangkan Aura hatinya tak bisa berhenti menggerutu. Ia bersumpah akan membalas manusia gila kayak Kevin ini.