Dia dihadapkan dengan kenyataan yang begitu pahit di usianya yang saat itu baru menginjak 13 tahun ia harus bisa menerima sebuah kenyataan bahwa ibunya telah tiada di sebabkan karna kecelakaan, dan ia sendiri pun tak tau harus berbuat apa,
Suatu hari ketika ia sedang meninggalkan rumah, seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun datang menghampiri nya dengan menjanjikan sebuah pernikahan,
namun siapa sangka setelah pertemuan untuk pertama kali nya saat itu, 15 tahun berlalu mereka telah terpisah dan hingga kini Ronald kecil sudah berusia 28 tahun dan diam-diam telah memimpin sebuah organisasi tersembunyi, dengan kekuatan yang ia miliki, ia telah melalui berbagai cara untuk menemukan gadis kecil itu hingga akhirnya pencarian pun telah membuahkan hasil, namun satu hal yang mengejutkan bagi Ronald, ia kembali dihadapkan dengan kenyataan yang mengejutkan bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditemuinya kini tengah menjalin hubungan dengan lelaki lain....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
David meraih kunci mobil nya dan buru-buru pergi untuk menyusul Tuan muda nya sebelum ia benar-benar akan kehilangan pekerjaan nya
Di Rumah sakit.
"Ceklek" suara pintu terbuka dan segera terlihat wajah tampan dari seseorang yang baru saja tiba
"Ro Ronald kenapa kau datang?" tanya Lusy yang tiba-tiba merasa gugup saat mengetahui kedatangan Ronald
"Kenapa, apa aku tidak boleh datang melihat calon mertuaku?" ucap Ronald yang membalikkan pertanyaan tanpa rasa bersalah
"Ah ee um boleh kok, boleh" sahut lusy yang menjadi sala tingkah
Tuan Danu yang saat ini tengah menyaksikan ekspresi dari dua insan lawan jenis yang ada di hadapan nya tersebut
"Nak,?" ucap Singkat tuan Danu, namun Lusy yang menyadari itu segera faham dengan maksud ayah nya
"Eh Ayah, ini di dia Ronald dia,-"
"Om Danu, perkenalkan nama ku Ronald Wijaya, aku adalah kekasih putri Om" ucap Ronald yang langsung memperkenalkan dirinya sebagai kekasih dari Lusy
"Eh bukan yah bukan itu maksud nya jangan de,-" sela Lusy yang mencoba menjelaskan yang sebenarnya namun aksinya seketika terhenti kala tuan Danu yang tiba-tiba menggenggam erat tangan nya
tuan Danu tersenyum ramah kala mendengar pernyataannya Lelaki muda itu, ia merasa senang saat mengetahui kenyataan bahwa putri nya tidak lagi menjalin hubungan dengan lelaki Bajingan yang dulunya selalu mengganggu hidup mereka
"Ayah, kenapa ayah tersenyum begitu, jangan membuat ku takut yah"
"Nak, jika benar yang di katakan nya maka ayah sangat merestui kalian, lagi pula ayah bisa lihat sendiri terdapat ketulusan di matanya, seperti nya dia sangat menyayangi mu" ujar Tuan Danu sembari mengelus rambut tangan sang putri
"Ayah tapi,-"
"Om Danu tenang saja, aku tidak akan mengecewakan Om Danu, aku sangat menyukai putri Om , aku mencintainya, aku berjanji akan selalu melindunginya" ucap Ronald dengan sangat tulus
"Nak kau bilang tadi nama mu Nak Ronald kan?"
"Benar Om, aku Ronald Wijaya"
"Nok Ronald, aku sudah mendengar semuanya tentang dirimu, Putri ku sudah menceritakan padaku sebelumnya,"
Flash back on
Sebelum kedatangan Ronald
"Nak, ayah dengar dari suster yang merawat ayah sebelum nya, seorang dokter terbaik dari luar negri sengaja di datangkan untuk menyembuhkan penyakit ayah dan kamar yang kini di tinggali ayah merupakan salah satu kamar terbaik di sini tapi,,,,-"
"Ayah, aku tau maksud dan arah dari pembicaraan ayah, untuk masalah biaya rumah sakit ayah tidak perlu khawatir seseorang telah menjaminnya untuk kita akan tetapi..."
"Tapi apa nak, apa ayah telah melakukan kesalahan? Jangan bilang kau mengorbankan masa depan mu sebagai jaminan demi kesembuhan ayah, jika iya maka ayah...-"
"bukan yah aku sebenarnya, sebenarnya... Di dia menyukai ku dan aku setuju untuk bersamanya, dia sangat menyayangi ku dan selalu memperlakukan aku dengan baik dan bahkan dia juga selalu membelaku di hadapan kedua orang tua nya,, dia tidak segan untuk mengatakan bahwa dia mencintaiku, ku pikir sekarang aku...-"
lusi memilih diam dan tersipu malu dari pada melanjutkan kata-katanya, namun tuan Danu seketika tersenyum kala mengerti apa yang di maksud oleh putrinya itu
"Memangnya siapa nama nya, ayah hanya ingin tau siapa nama lelaki yang mencintai putri ayah ini"
"Namanya..."
Sebelum Lusy menyebut nama seseorang yang ia maksud, tiba-tiba
"Ceklek"
Flash back off
Senyum merekah seketika terbit dari bibir seorang Tuan muda yang dingin dan kaku sebelumnya
Tak berselang lama David yang kebetulan baru saja tiba di ruangan itu sehingga memungkinkan dirinya untuk menyaksikan sebuah pemandangan yang begitu langka tersebut
"Woahh, ini benar-benar sebuah keajaiban! Seperti nya nona Lusy benar-benar adalah Dewi penyelamat yang di kirim Tuhan kebumi ini untuk mencairkan gudukan es sebesar gunung itu, jika tidak mana mungkin saat ini aku bisa menyaksikan fenomena langka ini" gumam David yang tak henti-hentinya terheran dengan apa yang ia lihat di depan nya
"David mengapa kau masih di situ?" tanya lusy yang menyadari kehadiran David di ruangan itu
Ronald menatap David dengan tajam sehingga membuat David menjadi kikuk saat menyadari nya
"Eh hehe itu, anu tadi tuan muda yang menelpon ku dan menyuruhku untuk datang kesini" ucap David sembarangan tanpa terfikir akan akibatnya
Demi menjaga wibawa nya di hadapan Tuan Danu, Ronald memilih diam untuk saat ini dan tidak ingin membahas apa yang dikatakan oleh Asisten nya itu
...----------------...
Beberapa jam kemudian, jam kunjungan telah berakhir, Lusy pun memilih untuk langsung pulang sementara Ronald sudah sejak tadi kembali ke kantor bersama dengan David
Di perjalanan tiba-tiba Ponsel Lusy berbunyi dan itu dari nomor yang tak di kenal, Lusy yang memiliki kebiasaan jika ada nomor tak di kenal maka dia tak akan menggubrisnya kecuali jika nomor itu telah mengirimkan sebuah pesan terlebih dahulu
Ponsel itu pun kembali berdering setelah Berkali-kali banyak panggilan yang telah berlalu tanpa dipedulikan oleh Lusy
"Nona, ponsel anda terus berbunyi sejak tadi, apakah anda tidak berniat ingin mengangkat nya, barang kali itu sangat penting" ucap sang sopir taksi
Lusy pun tiba-tiba terfikir mungkin yang dikatakan sopir taksi itu memang, siapa tau panggilan itu penting, jika tidak mana mungkin dia mau menelpon hingga berkali-kali seperti itu, hingga kali ini dengan berat hati Lusy memilih untuk mengangkat panggilan tersebut
"Hallo"
"Hallo, benar kah ini dengan Lusy Narendra?" tanya seseorang dari sebrang panggilan
"Benar, anda siapa?"
"Lusy syukurlah, ini ibu mu nak" Kata wanita di sebrang panggilan dengan suara yang terdengar bergetar
"Ibu,?". Lusy masih bingung dan tak mengerti
"Sayang ini ibu mu nak, apa kau sudah lupa dengan ibu mu ini, hiks. Lusy sayang ibu sangat merindukan mu, boleh kah kita bertemu, ibu sangat ingin memeluk mu sayang"
"Maaf mungkin anda salah sambung" Lusy berniat ingin mengakhiri panggilan itu namun suara wanita di sebrang sana masih menghentikan nya
"Nak aku Melisa ibu mu, tidak kah kau merindukan ibu"
"Deg" Lusy terdiam untuk beberapa saat, ia tak tau harus berbuat apa, jika di tanya soal rindu Lusy tak bisa menyangkal nya, saat ini ia jelas sangat merindukan ibunya, di besarkan sejak kecil tanpa seorang ibu di samping nya tentu membuat Lusy sangat mendambakan kasih sayang seorang ibu, namun kala teringat apa yang pernah ia lihat sebelumnya, betapa bahagianya sang ibu saat bersama dengan suami dan anak nya mungkin ibunya sudah tidak mengharapkan kehadiran nya lagi
.
.
.
BERSAMBUNG
