NovelToon NovelToon
PEMBURU HITAM

PEMBURU HITAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: chandra ng

Huang Long seorang anak warga desa biasa harus merasakan kekejaman dunia persilatan. Berada di lokasi dan waktu yang salah membuat Huang Long kehilangan orang tua dan kehidupan di desanya. Setelah selamat dari musibah dan merasa telah menemukan kehidupan yang baik untuk Huang Long dan adiknya, Huang Long dihadapkan pada kenyataan pahit telah keracunan sangat dalam hingga tidak ada yang sanggup menolongnya. Bagaimanakah Huang Long menghadapi semua masalah yang menderanya? Dapatkah Huang Long bertahan hidup?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chandra ng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kematian Ming Mei

Keesokan harinya Ming Mei meminta Huang Long dan Huang Mei untuk bersiap melakukan perjalanan. “Ibu benarkah kita akan kembali ke desa?” Huang Mei dengan senangnya bertanya.

“Iya, kita sudah berada di sini selama sebulan. Kata ayahmu seharusnya para penjahat telah pergi. Huang Long kita harus memiliki persediaan makanan untuk perjalanan tiga hari”. Ming Mei berusaha untuk tetap terlihat tegar di depan anak-anaknya.

“Ikan yang dipersiapkan seharusnya hanya dapat bertahan sampai dua hari. Ku takut ikannya tidak dapat dimakan lagi di hari ketiga bu. Semoga kita dapat menemukan sesuatu untuk dimakan dalam perjalanan kita”. Huang Long membawa semua perbekalan yang telah dipersiapkan.

Ming Mei memeluk Huang Hai untuk terakhir kalinya. Dengan menetapkan hatinya dia berpaling dan meminta anak-anaknya untuk melakukan perjalanan.

Huang Long dan Huang Mei mengikuti ibu mereka berjalan meninggalkan rumah kecil yang telah mereka tempati selama sebulan ini. “Hmm..ibu apakah ayah tidak mengikuti kita untuk kembali ke desa?” Huang Long merasa sangat aneh ayahnya tidak mengikuti perjalanan mereka. “Ada apa sebenarnya bu?”

“Huang Long, ayahmu akan mengikuti kita dari belakang. Ia ingin memastikan bahwa kamu benar-benar telah sanggup untuk membawa kita keluar dari hutan ini”. Ming Mei telah menyiapkan alasan sebelumnya.

Huang Long menjadi penuh dengan semangat. Melihat ke ayahnya, Huang Long merapikan barang bawaannya seakan ingin menunjukkan kepadanya bahwa dia telah siap untuk diuji.

‘Mengapa semua ini bisa terjadi padaku?’ Huang Hai merasa sangat hampa melihat kepergian keluarganya. Dengan setiap langkah yang diambil oleh istri dan kedua anaknya, perlahan lahan sosok mereka semua hilang dalam kegelapan hutan di antara pohon pohon yang tumbuh dengan kokohnya. Setiap ayah tentu ingin melihat anak-anaknya tumbuh dewasa. ‘Apakah perjalanan mereka akan aman?’

Setelah melakukan perjalanan hingga malam hari tiba. Huang Long tidak dapat merasakan ayahnya mengikutinya. “Ibu, benarkah ayah mengikuti kita. Saya tidak dapat melihat adanya api di belakang kita. Dimanakah ayah tidur malam ini”.

“Kamu harus memiliki keyakinan terhadap ayahmu. Kita harus cepat tidur biar kita dapat melakukan perjalanan lebih cepat esok hari”. Ming Mei tetap tampak tegar untuk kedua anaknya.

Keesokan harinya, Huang Long merasa ada keganjilan tentang keberadaan ayahnya. Tetapi tetap melakukan perjalanan bersama ibu dan adiknya. Setelah melakukan perjalanan hingga gelap kembali, malam hari segera tiba kembali. Huang Long harus mencari kayu bakar untuk membuatkan api di malam harinya.

“Besok malam seharusnya kita sudah dapat keluar dari hutan ini. Huang Mei pasti capek sekali, istirahat dulu saja”. Ming Mei sungguh merasa tidak enak hati anaknya melewati segala kesulitan ini.

“Iya ibu” Huang Mei yang baru membaringkan kepalanya di dekapan ibunya langsung tertidur dengan cepatnya. Setelah beberapa saat, Ming Mei menyadari ada sebuah pergerakan di dekatnya. Merasa curiga, Ming Mei melihat dengan teliti di lingkungan sekitar nya dan melihat seekor ular yang menyelinap ke bawah kaki Huang Mei.

Dengan sekuatnya Ming Mei menarik kuat Huang Mei menjauhi ularnya. Dengan naluri seorang ibu, Ming Mei melindungi putrinya dengan punggungnya. Melihat sebuah pergerakan yang tiba tiba sang ular segera mengeluarkan serangan. Serangan dari ular tersebut mengenai bagian punggung Ming Mei.

Huang Long yang baru kembali dari pencarian kayu bakarnya sangat senang sekali karena telah menemukan makanan untuk ibu dan adiknya. Dengan seekor kelinci besar yang tertancap anak panahnya di atas tumpukan kayu bakarnya, dia berlari dengan senangnya karena telah memenuhi makanan untuk esok hari perjalanan mereka.

Huang Long yang baru kembali melihat seekor ular melompat ke punggung ibunya. Dengan refleknya, Huang Long segera melemparkan salah satu kayunya ke arah sang ular. “Ibu..” lemparan kayu tidak mengenai ular tetapi berhasil menakuti ular tersebut hingga meninggalkan lokasi.

“Ibu ada apa?” Huang Mei menjadi terbangun dari tidurnya. Huang Long segera mendekati ibunya untuk memeriksa kondisi ibunya. Huang Long dapat melihat dua lobang kecil bekas gigitan ular.

“Ibu, kita harus membuang racun ularnya” Huang Long sungguh merasakan ketakutan yang sangat dalam bila sesuatu terjadi pada ibunya. Huang Long mengeluarkan pisau kecilnya untuk mengoyak sedikit baju ibunya. Tanpa menghabiskan waktu, Huang Long menghisap dan membuang darah dari punggung ibunya.

“Hup..puihh…hup..puihh…”

Walau Huang Long merasa bahwa tindakannya dalam menghisap dan membuang darah dari luka gigitan ular telah berhasil, dia merasa kegelisahannya masih belum sirna. Huang Long berpikir bahwa racun ular seharusnya tidak begitu mudah dihilangkan. Huang Long mengambil mengambil nafas sedalam-dalamnya dan menghisap sekali lagi dari bekas gigitan ular.

Hisapan kali ini dilakukannya dengan sekuat tenaga melebihi hisapan sebelumnya. Huang Long merasakan sedikit darah yang termakan tetapi tidak dihiraukannya karena sangat mengkhawatirkan ibunya. Setelah menghisap dua tiga kali lagi dengan sekuat tenaga dan tidak ada darah yang dapat dihisap, Huang Long pun berhenti.

“Ibu, apakah ibu baik baik saja?” Huang Long sungguh mengkhawatirkan ibunya. Setelah semua yang dilakukannya dia masih merasa tidak tenang. “Ibu apa harus kulakukan?”

“Saya baik-baik saja Huang Long. Mungkin saja ularnya tidak beracun, jangan berpikir terlalu jauh”. Ming Mei hanya dapat berdoa semoga apa yang dikatakannya benar adanya. Setelah kehilangan Huang Hai bagaimana bila mereka kehilangan dia juga.

Dengan kejadian gigitan ular, Huang Long tidak dapat beristirahat dengan tenang. Malam yang tenang di dalam hutan tidak dapat meredakan keresahan dalam benak Huang Long.

Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan kembali. Melihat ibunya yang masih dapat berjalan dengan semangatnya, Huang Long merasa tenang ‘mungkin saja ularnya tidak beracun seperti kata ibu semalam’.

Situasi yang seharusnya telah membaik menjadi berubah setelah menyantap makanan di siang harinya. Disaat seharusnya mereka melanjutkan perjalanan, Ming Mei tidak dapat menggerakkan kakinya.

“Ibu ada apa? Apa yang terjadi?” Huang Mei berusaha membantu ibunya untuk bangkit tetapi tidak memiliki tenaga. “Ayo bu sedikit lagi kita dapat keluar dari hutan ini”.

Huang Long hanya dapat mengeluarkan air matanya melihat kondisi ibunya. Dia bahkan tidak dapat mengucapkan sepatah katapun. Dengan berdiri terdiam dan menangis dia jatuh berlutut dan tidak dapat menahan rasa sedihnya.

“Huahh…ayah dimana kamu?” Dengan jeritannya yang keras meluapkan semua perasaannya, Huang Long mengharapkan kedatangan ayahnya dan membantu mengobati ibunya.

“Ibu tidak apa-apa, kaki ibu hanya kram sebentar. Ayo kita melanjutkan perjalanan kita”. Dengan sekuat tenaga Ming Mei berusaha bangkit dan berjalan terpincang-pincang sambil memegang tangan Huang Mei “ayo Huang Long kamu harus tegar. Kita harus kembali ke desa”.

Ming Mei dapat merasakan sedikit demi sedikit tubuhnya mulai tidak mendengar perintahnya. Kepalanya mulai merasa pusing dan dunia mulai berputar-putar. Dengan keteguhan hatinya untuk kedua anaknya dia tetap berjalan hingga sore telah tiba. Dengan menyandarkan dirinya di sebuah pohon, Ming Mei mulai tidak dapat berpikir jernih lagi. Ingin sekali rasanya untuk melepaskan semua kelelahan yang menderanya dan segera tidur.

“Ayo bu sedikit lagi kita akan keluar dari hutan ini. Biarkan saya menggendong ibu”. Huang Long yang melihat perjalanan ibunya yang tertatih-tatih dapat melihat bahwa ibunya sungguh telah keracunan dan membuatnya teringat akan ketiga murid Wei Cheng yang mati di dalam hutan.

Pesan ayahnya yang tidak boleh mendekati mayat yang telah keracunan tidak dihiraukan oleh Huang Long karena orang yang menderita kali ini adalah ibunya sendiri. Perjalanan yang awalnya memiliki banyak bekal yang dibawa Huang Long hanya tersisa sebuah panah dan anak panahnya sehingga dia dapat menggendong ibunya dan melanjutkan perjalanan.

“Ibu..” suara tangisan Huang Mei terus terdengar dalam sisa perjalanan mereka. Walau menangis dan bersedih Huang Mei tetap mengikuti kakaknya yang tetap melangkahkan kakinya.

Dengan sisa tenaga terakhirnya Ming Mei berbisik di dekat telinga anaknya “Maafkan ibu Huang Long dan maafkanlah ayahmu. Kamu harus tegar dan menjaga Huang Mei. Jagalah dia, kamu harus menjaganya dimana kami sebagai orang tua telah gagal dalam menjaga kalian. Ayahmu mungkin saja telah tiada. Luka yang dideritanya sewaktu melarikan diri sangatlah parah sehingga kami harus membohongi kalian akan keadaannya. Kami takut kalian akan terlalu bersedih”.

“Ibu saya dapat melihat merahnya langit, saya dapat melihat cahaya matahari. Lihatlah bu kita hampir keluar dari hutan ini. Sedikit lagi sedikit lagi bu kita akan mencari bantuan dari orang orang desa yang mungkin saja ada yang selamat”.

“Ibu sedikit lagi kita akan keluar dari hutan ini..“

1
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
apa cmn nonton doank huang long😅
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
akhirnya bisa juga mulut cewe itu bicara yang baik²
Arif Alfian Aariz
akhirnya ketemu orang baik
Arif Alfian Aariz
semangat ming mei
Arif Alfian Aariz
Huang hai jgn putus asa
Arif Alfian Aariz
cerdas nih Zhao yun
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
kesel banget tuh cewek
chandra zhang: Di awal ngeselin tapi ntar akan menjadi sangat baik walau…
total 1 replies
Kaede Arjuna
nnti biarin aja.. gausah dibantu biar mati 🤣🤣
@🐬Rei Razlan 𝐀⃝🥀
perempuan biadap.. sdh di ajar malah menghina kebalik. kalau tau gausah di ajarin tadi..
Arif Alfian Aariz
wow unpredictable ceritanya
Arif Alfian Aariz
kejam banget
Arif Alfian Aariz
akhirnya ada yang bisa nyelamatin diri
Arif Alfian Aariz
sepertinya ada tujuan tersembunyi 🤔🤔
Arif Alfian Aariz
perjalanan dimulai
Yurika23
aku mampir ya Thor...
sukses terus buat othor dan pembacanya yg setia ..
oiya, support cerita aku juga ya Thor...kapan2 bolehlah mampir...
di ceritaku "Pasukan Penjagal dan puteri yang hilang"
chandra zhang: Thank you kak
total 1 replies
Arif Alfian Aariz
menarik
chandra zhang: Thank you
total 1 replies
🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐Aiman Arsyad Ady
dantiannya sdh diliputi racun kali😅
chandra zhang: Iya benar kak
total 1 replies
Kaede Arjuna
dlm darah huang leong mengandungi racun..
chandra zhang
Iya benar
Sam
kebaikan dbalas tuba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!