NovelToon NovelToon
Nilai Penyembuh Dari Antagonis

Nilai Penyembuh Dari Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Enemy to Lovers
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Mara, gadis yang terbaring koma berbulan-bulan, terpaksa harus menerima tawaran sesuatu yang disebut "sistem", yang di mana dia harus pergi ke dunia novel untuk meningkatkan nilai baik antagonis sebagai ganti tubuh aslinya tersembuhkan perlahan. Hanya saja, sang target merupakan orang sangat sulit didekati, paranoid, dan dibenci banyak orang.
______

Suatu hari, Mara menyelesaikan tugasnya dan akan pergi. Tapi tiba-tiba dia ditangkap pria menakutkan yang telah dia jinakkan.

"Jangan berpikir kamu bisa memanjat jurang gelap yang telanjur kamu lompati sesuka hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Target Menghilang

Pada pagi hari, Mara berangkat sekolah naik bus lagi. Tapi sayang, sampai ia sampai di sekolah, tidak ada Rahan sama sekali. Ia mengikuti kelasnya dengan tidak semangat.

Sampai istirahat kemudian, dia datang ke kelas Rahan yang terletak cukup jauh dan berada di gedung yang berbeda lantai 3. Tentu saja Mara mengetahui letaknya dari sistem. Saat tiba di sana, dia mengintip lewat jendela kelas. Karena tinggi badannya tidak sampai, tumit kakinya sampai terangkat dan hanya matanya sampai sejajar dengan kaca. Tapi sang target tidak terlihat batang hidungnya.

"Sistem, kenapa kamu tidak memberitahu keberadaannya? Dia tidak ada di sini."

Sistem menjawab. "Sistem akan memberitahu jika target berada dalam 50 meter dalam jangkauan sistem."

"Apa? Berarti dia tidak ada di sekitar sini sama sekali?"

"Benar."

Mara bergumam. "Apa dia tidak berangkat sekolah ya?"

Memikirkan itu, dia langsung menurunkan bahu tidak lesu. Tapi tiba-tiba ada keributan tidak jauh dari sana. Mara yang kepo langsung datang mendekat dan melihat satu orang lelaki yang kanan kirinya ada dua orang gadis cantik. Salah satu gadis di sana tengah berdebat dengan lelaki itu, dan satu gadisnya lagi bersembunyi di belakang di lelaki dengan wajah canggung.

"Bip!—peringatan! Mereka adalah protagonis. Jangan ikut campur agar alur tidak berubah."

Mara langsung mengerti. Lagi pula siapa juga yang mau ikut campur urusan orang lain, kenal saja tidak. Tapi Mara tetap menonton sembari mendengar perdebatan mereka.

"Kamu sudah bertunangan denganku sejak kecil, Ragas! Tapi kenapa kamu berselingkuh dengannya secara terang-terangan!" teriak marah gadis bernama Serena itu dan menatap benci pada gadis di belakang tunangannya.

"Aku tidak pernah bilang bahwa aku setuju! Pertunangan itu sudah direncanakan orang tua kita bahkan sebelum kita lahir! Aku hanya mencintai Lilia, Serena!" bantah orang bernama Ragas itu sembari menggenggam tangan Lilia.

Serena menatap genggaman tangan mereka dengan ekspresi terluka. Air matanya mulai mengalir karena hatinya sangat sakit. "Kamu sangat kejam, Ragas. Meskipun begitu, ketahuilah bahwa aku tidak akan menyerah dan berusaha akan memisahkan hubungan kalian berdua!"

"Serena!" teriak Ragas karena marah tak terima.

Tapi Serena sudah berlari pergi sambil menangis dan hampir menabrak Mara yang tengah menonton dengan serius, tapi Mara segera minggir seolah menghindari bencana. Serena memelototinya dengan mata merah karena menangis dan pergi.

Suara para penonton saling berbisik. Ada yang berada dalam kubu Serena dan mengejek Lilia.

"Lilia sangat tidak tahu malu. Dia tahu bahwa Ragas memiliki tunangan, tapi kenapa dia masih menerima hubungan dengan Ragas?"

"Benar. Meskipun pertunangan yang diikat orang tua, tetap saja aku akan marah melihat tunanganku sendiri berselingkuh."

Ada juga yang sebaliknya. Berapa pada kubu Lilia dan menghina Serena.

"Serena selalu menjadi gadis yang sangat sombong dan kasar. Tidak heran Ragas berpaling pada gadis lain seperti Lilia yang lemah lembut dan selalu sederhana."

"Lilia tidak salah, kenapa Serena harus membencinya? Harusnya Ragas saja yang disalahkan karena plin-plan!"

Mara melihat dua protagonis yang kini berhadapan mesra sambil berpegangan tangan, ia merasa ada yang kurang.

Ah! benar, popcorn! Kenapa tidak ada yang jualan popcorn di tengah drama yang happy end ini?

Sistem mengejek. "Manusia, Anda sangat bodoh. Ini adalah drama sungguhan, mana mungkin ada orang yang menjual hal seperti itu halnya di bioskop. Dan lagi, drama ini belum happy end, namun baru saja dimulai."

Mara mengangkat bahu dan hanya memikirkan bagaimana cara untuk bertemu Rahan. Apakah besok saja?

~•~

Sayang sekali, keesokan harinya Mara tak melihatnya lagi. Karena dua hari tak menaikan nilai apapun, dia mendapat hukuman mengerikan dari sistem. Bayangkan, dia harus menahan kepalanya sakit tersengat selama sepuluh menit! Mara seolah masih merasakan sakitnya dan itu membuatnya trauma.

Hampir tiga hari bertemu, dia sampai mencari hampir seluruh sekolah, dan menanyakan ke beberapa teman sekelasnya, tapi ternyata memang sudah biasa Rahan absen membolos. Tidak ada yang tahu alasannya, dan memang tidak ada yang dekat, apa lagi terlalu kenal dengan Rahan selama mereka menjadi teman sekelas.

Ada pun sistem yang tidak bisa diandalkan, saat Mara menanyakan rumah dan tepat tinggalnya, sistem menyuruhnya mencari sendiri!

Di keempat hari ini, jika tidak bertemu dengan Rahan lagi, dia akan ke rumahnya meskipun harus menanyakan alamatnya ke wali kelas Rahan! Tapi tidak disangka, saat ia naik busway seperti biasa, Dia melihat orang yang ia cari mati-matian beberapa hari ini tengah bangku paling belakang bus.

Wajahnya yang tertekuk beberapa saat lalu, langsung tersenyum semringah. Tanpa ragu, Mara datang mendekat dan bertemu tatapannya. Ia melihat mata Rahan membesar sedikit seolah terkejut melihatnya, tapi langsung mengalihkan pandangan ke luar jendela.

Mara duduk di sampingnya dengan punggung tegak dan senyum menungging yang tak kujung turun. Menoleh dan menyapa. "Um .. hai?"

Tak ada tanggapan, dan matanya menutup seolah tidur. Mara tak mengganggunya lagi karena mungkin dia bekerja keras akhir-akhir ini dan kelelahan.

"Sistem, beritahu aku apa yang dilakukannya sampai tidak masuk sekolah?"

Sistem: "Bekerja."

"Secara spesifik!" Mara menggerutu. "Meskipun dia sangat sibuk bekerja, dia hanya mengorbankan waktu tidur, tidak mungkin sampai mengorbankan waktu sekolahnya."

Sistem menjawab malas. "Apa Anda tidak melihat memar di wajahnya, Manusia? Itulah sebabnya."

"Apa?"

Mara terkejut dan memiringkan kepala mendekat untuk melihat wajahnya. Sebelumnya ia tidak sadar, tapi ternyata memang ada memar kebiruan di pipi dan pinggir mata. Saat melihat lebih dekat lagi, sudut bibirnya terluka dan agak pucat.

Apa karena memar ini dia tidak sekolah? Siapa yang melakukannya?

Memikirkan sesuatu, seseorang langsung terbesit. Ah! Benar! Pasti ayahnya yang tukang mabuk itu memukul Rahan!

"Apa yang kau lakukan?"

Mara terperanjat saat mata suram itu menabraknya. Dia baru sadar dirinya seperti orang mesum yang mengintip orang tidur, apalagi jaraknya sangat dekat. Ia langsung menjauh dengan rasa bersalah.

"Itu... ada memar di wajahmu," jawabnya spontan. Mara langsung memukul bibirnya karena berbicara tanpa berpikir. Ia langsung bertanya khawatir. "Apa kamu baik-baik saja?"

"Urus saja urusanmu," jawabnya dingin.

"Kamu adalah urusanku." Mara menggigit bibir menahan malu. Kenapa dirinya seolah tengah menggombali anak lelaki ini?

"Terserah. Jangan ganggu aku."

Mara mengerucutkan bibir melihatnya tertidur lagi.

Saat tiba di depan sekolah, Mara melihatnya masih tertidur. Dia meletakkan bekal sarapan yang selalu ia buat setiap hari di sampingnya. Kali ini dia membuatkan nasi goreng. Beberapa hari ia terpaksa memakan sarapan dua kali yang diniatkan diberikan pada orang yang tak kunjung ada. Akhirnya dia bisa memberikannya lagi.

Saat keluar bus, dia berbicara pada supir. "Pak, bisakah aku meminta tolong untuk membangunkannya setelah aku pergi?" Mara menunjuk Rahan dengan menolehkan kepala.

"Oke."

Si sopir berpikir, apakah ini teman anak lelaki yang selalu sendirian itu. Meskipun ia bertanya-tanya kenapa tidak membangunkannya sendiri, tapi sepertinya gadis ini menyukai Rahan dan malu-malu sehingga meminta tolong padanya.

"Terima kasih!"

"Sama-sama."

Supir bus melihat gadis itu sudah pergi. Saat menoleh akan membangunkan, ia melihat anak lelaki itu sudah membuka mata dan melihat ke arah gadis tadi pergi.

"Nak, sejak kamu kamu bangun?"

1
Lippe
author hiatus atau emang mau berhenti bikin cerita? Aku rindu berat /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
selir Caesars
thorrrrrr upppppp ya Alloh
selir Caesars
thorr tenggelam kemana kau thorrr kok ga upp,thorrrrrrr uppppppo dongggggggg
fiza
Lumayan
Xi Feng Jiu
Gw bolak balik noveltoon cuman nunggu nih cerita doang, authornya kemana nih😭
Xi Feng Jiu
Kapan up kak😭
Alfiananda Puspita
author nya lagi bertapa
Alfiananda Puspita
Lamak juga ya gaes wkwk
Alfiananda Puspita
author nya ngilang lama banget ya hehehhee
Alfiananda Puspita
sabar banget Ya Allah ini
Alfiananda Puspita
masih menunggu author nya update
Alfiananda Puspita
masih menunggu update an
Alfiananda Puspita
yah belum update
putri dwi tania
lanjut kak
Alfiananda Puspita
dulu mba penulis nya sering update, sekarang kenapa ya?
Reni Purnama Sari
bagus lanjut kk
Alfiananda Puspita
gabut banget bolak-balik nungguin mba penulis update wkwk
Alfiananda Puspita
gara2 liat kim mingyu versi rambut cepak, ak slalu bayangin arhan kayak beliau wkwkwk
ganteng, gapura kabupaten, tiang listrik, bisa masak wkwkwk
Xi Feng Jiu: Rahan gak sih kak
total 1 replies
Alfiananda Puspita
rajin komen sama kasih gift, biar mba penulis rajin update wkwk
Alfiananda Puspita
masih memantau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!