dia hanya anak yang rerlahir dari rahim seorang wanita kedua.
ia harus terima perlakuan orang orang di sekitarnya yang tidak ikhlas karena terpaksa merawatnya.
ia di besarkan oleh seorang wanita tua yang ia panggil nenek.
walau perlakuan wanita tua itu cenderung buruk dan tega kepadanya, ia tetap menyayangi wanita itu.
juga seorang wanita yang kini tak lagi tinggal bersama dengannya kaeena sedang bekerja di kota.
wanita itu adalah istrinpertama sang ayah.
dan di usianya yang je 17 tahun, karena sang nenek telah tiada, ia beeniat menyusul sang ibu tiri.
dan di sanalah petaka itu terjadi menimpanya.
kehornatannya di renggut paksa hingga ia hamil.
belum selesai sampai di sana, ia di paksa menggugurkan kandungannya.
mampukah Kayra Afanin Azzahra mempertankan bayi dalam kandungannya itu.......
sekuel dari novel aku yang berjudu " dia yang ternoda.....
pingin tahu ceritanya, oabtengin ya.....🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 sebuah perhatian ( revisi )
Kayra menghela nafas berat, botol air minum di atas meja kamarnya kembali kosong.
Ia sudah menahan haus sejak tadi.
Entahlah kenapa...
Sudah hampir semingguan ini ia selalu merasa haus.
Tubuhnya juga sering terasa tiba tiba lemas dan seolah tak bertenaga.
Kening Kayra semakin berkerut ketika ia menatap ke arah jarum jam yang menempel di dinding menunjuk angka 6 sore.
waktu shalat maghrib sudah masuk sejak tadi.
Sejak tadi Kayra sudah menunggu sang ibu.
Tapi bi Rahma tak kunjung datang.
Biasanya bi Rahma akan menyertainya ke tempat wudhu.
Cklek....
Kayra memberanikan diri membuka pintu kamarnya.
Kepalanya melongok ke kuar dan mencoba mencari sang ibu, tapi tak kunjung ia temukan.
Dengan sedikit mengendap endap, gadis itu memberanikan diri keluar kamar. Ia harus segera shalat. Karenanya ia harus mengambil wudhu.
Pekara air minum, biarlah itu nanti saja.
Shalat lebih penting, karena waktu shalat maghrib yang memang tidak banyak.
Dengan langkah yang ia percepat gadis itu melangkah ke arah belakanh.
" Kayra...." sapa sesorang dan sontak membuat Kayra terjingkat sangking kageynua.
" mang Jaja....kagetin aja " jawab Kayra sambil megusap dadanya.
" mau kemana, kenapa mengendap endap begitu ?! " tanya mang Jaja, tukang kebun merangkap satpam bahkan tak jarang jadi sopir juga.
" mau ambil wudhu mang...oh ya mang Jaja ada ngelihat ibi nggak...?! " tanya Kayra.
" enggak ada tuh Ra, mang Jaja juga barusan daten kok sama bapak, sudah hampir seminggu ini kan mang Jaja nggak pulang
Ikut bapak keluar kota.
Terus dua bulan kemaren juga jarang di rumah, soalnya ikut bapak juga.
Berangkat pagi pulang udah malem banget " jawab mang Jaja sambil terus nyerocos.
Kebiasaan mang Jaja sih emang sebenarnya.
Kayra mengangguk angguj.
" kamu sakit Ra...?! Pucet banget, mana kurusan juga kayaknya ya ?! " tanya mang Jaja kemudian.
Kayra mengerutkan keningnya sambil mengusap pipinya sendiri.
" masak s8h bang...enggak kok, Kayra baik baik saja. Ya udah mang, Kayra ambio wudhu dulu ya..." pamit Kayra kemudian dan di angguki oleh mang Jaja.
Pria baya itu pun hendak berlalu dari sana ketika tiba tiba kayra kembali memanggilnya.
" mang...." panggil Kayra
" ya..." Mang Jaja menoleh.
" bisa tungguin Kayra di sini nggak....bentar aja kok, ya..." pinya Kayra kemudian. sembari menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada penuh permohonan kepada mang Jaja.
Ia tak mau berada di luar kamar sendirian, seperti pesan sang ibu.
Agar jika dia tidak di tuduh macam macam jika nanti bertemu dengan bu Novi atau yang lain.
Mang Jaja menyipitkan matanya.
" plis mang..." pinta Kayta lagi.
" ya ya ya....buruan gih, mang Jaja juga belum shalat " kata mang Jaja kemudian.
Pria baya itu kemudian duduk di bangku tekel berwarna putih yang ada di depan ruang wudhu bagian belakang itu.
Tempat wudhu yang biasa di gunakan oleh pembantu di rumah itu.
Mang Jaja menunggu Kayra sambil asyik mengutak atik smart phonenya.
Sangking asyiknya, ia tak menyadari seseorang yang telah berdiri di sisinya.
" lagi ngapain di sini mang ?! " tanya sesesorang itu yang adalah Fakry.
Pria itu batu pulang dinas dan hendak mengambil wudhu juga.
Kebetulan tadi ia masuk pintu samping, jadi sekalian ia bermaksud mengambil wudhu di belakang saja.
" nungguin Kayra wudhu...nggak tahu tuh anak, wudhu aja minta tungguin, manja amat " jawab mang Jaja membuat Fakry mengerutkan keningnya.
Kayra...
Menunggui Kayra...
Apa maksudnya...
Fakry sedikit memindai tampilan mang Jaja yang duduk di bawahnya itu.
Pria itu memang tak lagi muda, tapi mang Jaja juga tak tua tua amat.
Penampilannya juga masih terhitung modis seukuran duda tanpa anak dengan usia kepala 4.
Sepertinya pria itu juga rajin merawat dirinya dengan berolah raga.
Itu dapat si lihat dari fisik.pria itu yang terlihat bugar dan tampak kekar.
" apa mang Jaja ada hubungan dengan anak bi Rahma itu ?! " tanya Fakry kemudian tak mampu menahan ingin tahunya yang terasa menggelitik batinnya.
Sontak mang Jaja mendongak, pria itu kian kaget ketika ia melihat siapa yang melempar tanya padanya itu.
" mas Fakry....?! " pekik mang Jaja terkejut ketika ia tahi siapa yang bertanya padanya kini.
" iya ini saya...mang Jaja belum menjawab pertanyaan saya " jawab Fakry.
" nggak mas...mas Fakrybada ada aja, mana mau Kayra sama orang gua kayak say.
Kayra itu seumuran anak saya mas kalau saja saya punya anak sih.." jawab mang Jaja berseloroh sambil tersenyum tipis.
Tak lama panggilan dari luarembuat mang Jaja pamit dari sana.
Ia lupa jika ia sedang memenuhi amanah dari Kayra.
Fakry ganti duduk di tempat yang tadi di duduki oleh mang Jaja.
belum lama ia duduk, ia melihat pintu kamar mandi terbuka.
Kayra keluar sambil menunuk, tapi kakinya sang basah dan lebih dulu menginjak lantai di luar pintu kamar mandi tiba tiba meleset karena lantai yang terasa licin.
" aww....." pekik Kayra, hmpir saja ia jatuh terjengkang ke belakang, ia bahkan sampai memejamkan matanya ketika ia merasa tangannya ak lagi bisa meraih pinggiran pintu untuknya berpegangan agar tak jatuh.
Kayra cepat cepat membuak matanya ketika ia tak merasakan dinginnya lantai di depan kamar mandi.
Matanya segera membulat sempurna ketika ia tahu, seseorang tengah memegangi lengannya, sehingga ia tak jadi jatuh ke lantai.
cepat cepat ia menarik diri dan menjauhkan dirinya dari seseorang itu yang tak kain adalah Fakry sambil menundukkan kepalanya dalam dalam ke lantai.
" kau baik baik saja...?! " tanya Fakry dengan nada khawatir.
Kayra dengan cepat menganggukkan kepalanya.
Kemudian gadis itu menggeser tubuhnya dan berniat segera pergi dari sana.
Ia masih ingat betul bagaimana tatapan penuh tuduhan dan kemarahan pria itu kepadanya saat itu.
Juga tuduhan yang di lontarkan oleh bu Novi kepadanya.
" tunggu... " kata Fakry menghentikan pergerakan Kayra yang hendak pergi dari sana.
Fakry menatap ke arah Kayra sedikit tajam.
Sudah cukup lama sejak kejadian itu,
Dan rasanya, ini kali pertama ia bisa melihat gadis itu dengan jelas dan dalam.jarak sedekat ini.
Mata Fakry terus memindai Kayra.
" apa kau sakit ?! Kau teelihat pucat ?! " tanya Fakry kemudian.
Ya...
Ia melihat Kayra terlihat sangat pucat.
Dengan cepat Kayra menggeleng.
" apa kau tidak bisa bicara ?! Kenapa kau hanya menjawabku dengan anggukan dan gelengan saja ?! " tanya Fakry kemudian sedikit jengkel.
Kayra lagi lagi hanya tersiam.
Ia semakin menundukkan kepalanya dalam dalam.
Fakry semakin jengkel.melihatnya, apalagi ia teringat kata kata mang Jaja yang mengatakan jika gadis itu memintanya menungguinya mengambil wudhu.
" atau kau hanya mau bicara kepada mang Jaja saja ?!
apa kau pacaran dengannya...atau kau yang suka kepadanya ?! " tanya Fakry lagi dengan sarkas.
Kayra semakin tertunduk.
Namun ia juga mundur kebelakang ketika matanya yang tertunduk melihat ujung sepatu yang bergerak maju ke padanya.
awalkan jauhhhh lebih3..
sayangggggggg..
❤❤❤❤❤❤❤❤