Balas Dendam Dahlia Dan Putranya

Brak!

Tiara membuka pintu ruang kerja kakeknya dengan sangat keras membuat sang kakek yang sedang duduk di sofa menatap ke arah cucunya dengan raut wajah tidak senang. 

"Kakek!" Geram Tiara berjalan menghampiri kakeknya lalu perempuan itu meletakkan sebuah berkas di atas meja di depan kakeknya. 

"Apa ini?" Tanya Tuan besar merasa tidak senang dengan kelakuan cucunya yang tidak tahu sopan santun. 

"Dahlia yang melahirkan anak haram memberikan dokumen itu padaku! Dia mengancamku akan menyebarkan dokumen itu kalau kita tidak mengikuti kemauannya!" Tegas Tiara membuat sang kakek mengerutkan keningnya sambil mengambil berkas itu dan segera membuka isinya. 

Baru lembar pertama, kening sang kakek langsung mengerut sempurna, "dia punya berkas ini?" Kata sang kakek yang terkejut melihat isi berkas yang berisi informasi penggelapan dana yang ia lakukan. 

"Iya! Perempuan itu yang memberikannya padaku! Katanya dia punya lebih banyak dokumen seperti itu di tangannya!" Kata Tiara membuat sang kakek semakin terkejut. 

Dahlia punya lebih banyak dokumen seperti ini? 

"Bagaimana bisa,," sang kakek bernama Rendi merasa bingung bagaimana cara Dahlia mendapatkan semua dokumen-dokumen itu. 

"Kakek harus melakukan sesuatu! Bagaimana kalau dia mengirimkan dokumen-dokumen itu pada tunanganku dan membuat aku diputuskan oleh Galang?! Bagaimana nasib keluarga kita kalau Galang meninggalkan kita?!" Ucap Tiara. 

"Kau benar," Rendy menghela nafas, "Kakek akan mencari cara untuk membuat perempuan itu mengurungkan niatnya tersebut," kata Rendy penuh rasa cemas. 

"Dahlia hanya menginginkan kembalinya putranya, jadi kakek harus membantuku untuk mengembalikan Putra Dahlia pada perempuan itu!" Ucap Tiara yang berpikir kalau Dahlia akan segera meninggalkan negara mereka apabila Putra perempuan itu telah dikembalikan. 

Perempuan itu pasti malu berada di tempat yang banyak orang mengenalinya telah melahirkan anak haram.

"Putranya? Apakah mengembalikan putranya bisa menjamin dia tidak akan membawa berkas itu pada media, terutama memberikannya pada Galang?" Tanya Rendy pada cucunya membuat Tiara mengerutkan keningnya. 

Tentu saja tidak ada yang bisa menjaminnya! 

Tapi yang paling darurat saat ini ialah menjauhkan Alan dan Galang karena kecemasan Tiara akan identitas Alan yang bisa terbongkar suatu saat nanti. 

Tepat ketika Tiara masih memikirkan masalah tersebut, pintu ruang kerja kakeknya tiba-tiba diketuk oleh seseorang. 

Tok tok tok... 

"Masuk!" Perintah Rendy pada orang di seberang pintu. 

Asisten Rendy pun memasuki ruangan tersebut, "ada Tuan Galang yang baru saja tiba," ucap sang asisten membuat Tiara langsung berdiri dengan penuh semangat. 

"Di mana dia sekarang?" Tanya Tiara. 

"Di ruang tamu, "jawab sang asisten membuat Tiara segera berlari keluar dari ruang kerja kakeknya dan pergi ke ruang tamu. 

Saat tiba di sana, ia mendapati Galang sedang duduk sambil menatap ke arah foto keluarga. 

"Kenapa datang tanpa memberitahuku? Kalau tahu kau datang, aku pasti akan menyambutmu di depan!" Seru Tiara penuh kesenangan. 

Setiap kali pria itu datang ke rumahnya, maka Galang akan membawakan hadiah untuknya sehingga dia bersemangat untuk melihat hadiah apakah yang dibawakan oleh tunangannya kali ini. 

"Aku datang untuk memberikan dokumen ini pada kakekmu," kata Galang membuat Tiara mengambil dokumen dari tangan Galang dan menyerahkannya pada seorang pelayan. 

"Bawakan ini pada kakek!" Perintah Tiara sebelum berbalik menatap Galang. 

"Kalau begitu aku pergi sekarang," kata Galang Seraya berdiri untuk pergi dari sana. 

Tiara menjadi bingung selama beberapa detik, di mana hadiah untuknya? 

"Apa Kau melupakan sesuatu?" Tanya Tiara sambil mengikuti tunangannya. 

"Aku rasa tidak," ucap Galang. 

"Benarkah?" Tiara menggigit bibir bawahnya, saat ini dia merasa Kalau pria di hadapannya telah berubah sikap.  

"Hm," jawab Galang sambari terus melangkahkan kakinya menuju mobil yang telah menunggunya di depan rumah. 

Melihat pria di hadapannya benar-benar mengabaikannya, Tiara pun menjadi kesal, Tetapi dia tidak hilang ide dan langsung berkata, "aku akan ikut denganmu."

Setelah berbicara, Tiara tidak menunggu jawaban dari Galang dan langsung menaiki mobil dengan penuh semangat. 

Galang tidak berkata apa-apa, pria itu hanya mengikuti Tiara dan duduk di samping Tiara sambil membiarkan Tiara memeluk lengannya dan menyandarkan kepala di bahunya. 

"Kita mau pergi ke mana?" Tanya Tiara dengan nada suara yang manja. 

"Aku harus melakukan rapat dengan seorang klien di restoran, kau bisa menungguku di sana sambil menikmati makanan di restoran," kata Galang. 

"Baiklah," ucap Tiara bersemangat. 

Setelah Tiara berbicara, sang sekretaris yang ada di depan mengambil kesempatan untuk melaporkan sebuah penyelidikan yang telah ia lakukan. 

"Ini adalah hasil penyelidikan yang anda minta untuk saya lakukan," ucap sang sekretaris menyerahkan sebuah dokumen pada Galang. 

Galang pun membuka dokumen tersebut dan Tiara ikut melihat dokumen tersebut hingga ketika membaca beberapa kalimat, Tiara sangat terkejut dengan isi dokumen itu. 

"Kau menyelidiki Dahlia?" Tanya Tiara dengan keringat yang tiba-tiba bergulir di belakang punggungnya. 

"Hm,, aku harus membuat perempuan itu semakin menderita Setelah dia melukaimu," ucap Galang. 

"A,, apa?" Tiara menggigit bibir bawahnya sambil memperhatikan dokumen yang sedang dibaca oleh Galang. 

Perempuan itu bernafas lega ketika ia melihat informasi-informasi yang ada di sana hanya informasi-informasi tidak berguna yang tidak akan mengancam posisinya dan posisi keluarganya. 

Tetapi kemudian ucapan Galang membuat Tiara tersentak kaget. 

"Kenapa kau tidak menyelidiki suami perempuan itu?" Tanya Galang pada sekretarisnya. 

Tiara dengan cepat berkata, "Dia tidak punya suami! 5 tahun yang lalu dia tidur bersama seorang pria asing di sebuah bar sampai akhirnya mengandung dan melahirkan. Jadi kau tidak perlu menyelidikinya karena pria yang tidur dengannya 5 tahun yang lalu tidak bisa diketahui bahkan setelah 5 tahun berlalu."

"Meski begitu saya bisa menyelidiki kembali insiden 5 tahun yang lalu," ucap sang sekretaris membuat mata Tiara melotot. 

Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi! 

"Percuma menyelidikinya! Keluargaku sudah melakukan penyelidikan beberapa kali, tapi sampai sekarang belum diketahui siapa ayah dari anak itu. Itu sebabnya Dahlia melarikan diri ke luar negeri untuk menutupi aibnya karena keluarga kami juga tidak bisa mentolerir kesalahan yang telah ia lakukan. Bagaimana kalau dia telah tidur dengan pria penyakitan dan menularkannya pada keluarga kami?" Ucap Tiara berusaha menakut-nakuti dua pria di sana terutama Galang agar melupakan keinginannya. 

Sang sekretaris pun tidak berkata apa-apa lagi, dia hanya menunggu Galang memberi perintah padanya. 

"Baiklah, lupakan masalah itu. Yang penting anak itu jangan sampai lepas dari tanganku!" Ucap Galang yang memiliki sebuah rencana untuk Alan. 

Tiara merasa lega dengan ucapan Galang, tapi keinginan Galang untuk mempertahankan Alan di sisinya masih terus mengusik Tiara, "apa sih hebatnya anak ingusan itu sampai kau begitu berusaha untuk menempatkannya di sisimu?" Gerutu Tiara. 

"Aku punya rencanaku sendiri," ucap Galang membuat Tiara mendesah kesal. 

Sementara sang sekretaris yang mendengar percakapan itu, ia hanya diam saja di tempatnya tapi dalam hati dia sedang memikirkan masalah tersebut. 

'Apa jangan-jangan Galang berpikir untuk menjadikan pria kecil itu sebagai penerusnya kelak? Dia kan tidak berniat untuk menikahi Tiara dan hanya menjadikan perempuan itu sebagai tunangan karena kesalahan yang telah ia lakukan di masa lalu. Tapi kalau dia menjadikan anak itu sebagai penerusnya, Bagaimana dengan Dahlia?' kata Sang sekretaris dalam hati yang jelas tahu bagaimana Galang tidak pernah mau terlibat dengan seorang wanita tetapi karena kecelakaan yang terjadi 5 tahun yang lalu maka pria itu tidak bisa membiarkan Tiara begitu saja. 

Tiara bahkan langsung diputuskan oleh kekasihnya setelah mengetahui Tiara sudah tidur dengan galang, jadi tidak mungkin Galang mengabaikannya begitu saja. 

Sementara Tiara, dia berusaha keras untuk mencari cara membatalkan niat Galang. 

'Pokoknya aku harus melakukan sesuatu! Secepatnya aku harus membuat anak kecil itu segera bertemu dengan ibunya dan langsung pergi dari negara ini!' geram Tiara dalam hati.