NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemeriksaan Saksi

"Maaf Bu, kami dari kepolisian sudah bisa menyimpulkan kalau kematian pak Raka bisa di kategorikan sebagai pembunuhan berencana." Ucap pak polisi yang duduk di hadapan kami berdua.

Saat ini, aku dan ibu sudah dibawa ke kantor polisi terdekat untuk di mintai keterangan dan di buatkan BAP, karena kami memutuskan untuk melanjutkan proses pemeriksaan polisi.

Aku sudah menelpon bibi dan om baskara bersama istrinya. Karena saat ini kami masih ada di kota yang sama dengan tempat om baskara tinggal.

Ibu sudah agak lebih tenang saat ini. Ya walaupun tetap saja, kami masih terpukul atas kepergian ayah yang sangat mendadak.

"Baik, bisa di ceritakan kembali kronologis kalian dari awal dik? Untuk kami catat sebagai BAP" Pak polisi beranak Hendrawan yang saat ini duduk di hadapan ku dan ibu sekali lagi bertanya untuk memastikan.

Aku ulang semua cerita dari mulai kami yang mampir kerumah om baskara sampai dengan kami makan ke restauran cepat saji itu.

"Pak, saya boleh memberikan satu informasi lagi?" Ucapku saat ibu sudah keluar dari ruangan lebih dulu.

Bibi ku, adik dari ayahku yang tinggal di rumah nenek sudah datang bersama suami nya. Ibu sedang menemui bibi di ruang tunggu kantor polisi di depan.

"Silahkan dik, kami sangat mengharapkan informasi sekecil apapun untuk penyelidikan lebih lanjut." Ucap pak Hendrawan.

Aku melirik sekitar, sebenarnya aku sedikit ragu, tapi tidak ada salahnya aku menceritakan semuanya. Pikirku.

"Beberapa hari yang lalu, ayah terlibat cekcok dengan adiknya, om baskara."aku mulai memberitahukan cerita yang sebelumnya belum kuceritakan.

Pak Hendrawan mulai mendengarkan sembari menyalakan voice recorder yang di simpan di atas meja.

"Ayah dan om baskara sempat berdebat mempermasalahkan surat wasiat nenek yang mengatakan kalau warisan nenek akan jatuh ke tangan ayahku semua." Aku menundukkan wajah. "Itu lah alasan kenapa kami sempat mampir ke rumah om Baskara dulu sebelum kami pulang ke rumah." Kataku pelan. "Aku... Entah kenapa aku sedikit curiga dengan om baskara." Aku memberanikan diri mengungkapkan apa yang menjadi kerisauan ku selama ini.

Pak Hendrawan sampai membenarkan posisi duduk nya. Sepertinya tertarik dengan ceritaku barusan. "Hemmm jadi, kamu mencurigai om kamu yang melakukan ini?" Tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

"Benar juga, motif nya sebenarnya kuat, tapi, apa bukti yang menguatkan kalau om kamu yang melakukan pembunuhan ini?".

Aku terdiam sembari mengingat lagi penglihatanku saat aku kembali lagi ke rumah om Baskara. Tapi, apa mungkin penglihatanku itu bisa jadi bukti?

"Begini saja, kamu rahasiakan dulu semua informasi yang kamu ceritakan tadi, dan semua kecurigaan kamu. Kami akan menggali informasi lagi setelah Om Baskara dan istrinya datang. Kami akan minta kesaksiannya." Ucap pak Hendrawan sembari berdiri menatapku.

Aku mengangguk lalu pergi berpamitan untuk menemani ibu diluar dan bertemu bibi ku. Semoga saja setelah aku memberikan semua keterangan dan kecurigaan ku, polisi dapat menemukan titik terang dari kasus ini.

***

Proses autopsi yang di lakukan tim forensik dari rumah sakit dan kepolisian setempat akhirnya selesai setelah kurang lebih memakan waktu dua jam. Kami hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan yang katanya akan keluar paling lambat lima hari kerja, sementara itu jasad ayah sudah bisa kami bawa pulang untuk di kebumikan.

"Dugaan sementara, pak Raka meninggal karena racun." Ucap Pak polisi yang bernama Handika, yang tadi memeriksa jasad ayah di rumah sakit. "Dari ciri ciri luarnya, warna bibir dan kulit yang berubah menjadi pink, bukannya malah biru, ditambah bau almond yang tercium saat pertama kali jasad pak Raka kami bawa, adalah indikasi awal, kalau pak Raka meninggal karena racun dari kalium sianida." Jelas pak Handika pada aku, ibu dan bibi ku yang sudah datang ke kantor polisi setelah kami kabari. Sementara om baskara dan istrinya belum datang, padahal jarak dari rumah om baskara ke kantor polisi ini cukup dekat, apalagi ini masih di satu kota  yang sama dengan om baskara. Sedangkan bibi ku yang tinggal di rumah nenek, harus menempuh jarak kurang lebih satu jam untuk sampai ke sini. Entahlah, semakin menambah kecurigaan ku pada om baskara.

"Untuk jasad nya sudah bisa di bawa pulang untuk di makamkan, kami akan terus memberikan informasi terkait kasus ini." Kata pak Handika sembari pamit meninggalkan kami menuju ruangannya.

Kami kembali duduk di kursi tunggu, karena suami dari bibi ku sedang di mintai keterangan oleh pak Hendrawan di dalam.

Bibi ku terus terusan memeluk ibuku.

"Kita makamkan di samping makam nenek saja ya ka." Ucap ibu ku sembari terisak pelan.

Aku yang sedari tadi lebih banyak melamun sekaligus berfikir, hampir kaget saat ibu ku menepuk pundak ku.

"Oh iya Bu, apa boleh bi kami memakamkan ayah disana?" Tanyaku pada bibi.

Bibi Salma, nama adik bungsu dari ayahku.

Bibi Salma langsung mengangguk sembari mengusap usap kepalaku. "Boleh dong riska, kami akan mempersiapkan prosesinya disana, sebentar bibi telepon tetangga yang biasa mengurus prosesi pemakaman dulu."

Bibi Salma berdiri sembari menelpon seseorang.

"Mas Raka..."

Tiba tiba dari arah lain, aku mendengar teriakan dari suara yang aku kenal, Om Baskara. Ya, aku melihat om baskara berlari tergopoh-gopoh dengan wajah panik, ia menuju ke arah ibu ku.

"Kenapa bisa begini mbak.." ucap om baskara sembari memeluk ibu ku bergantian dengan istrinya.

Tangis ibu kembali pecah. Ibu sedikit menceritakan semuanya.

Tante Sari berjalan ke arahku lalu memeluk aku yang sudah kehabisan air mata. Entahlah aku merasa ada sesuatu dibalik wajah sedih mereka.

"Ya Allah, mas Raka..." Om Baskara menangis. Sementara Tante sari mengusap usap punggungku sembari menyeka mata nya berkali-kali.

Tidak lama setelah itu, polisi yang tadi memeriksa kami, pak Hendrawan keluar menghampiri kami bersama dengan suami bibi Salma yang baru saja di periksa.

"Ini keluarga pak Raka juga ?" Tanya pak Hendrawan semabri melirik ke wajahku.

"Iya pak, saya adiknya, saya baskara." Om Baskara menjabat tangan pak Hendrawan.

Ada ekspresi kaget di wajah pak Hendrawan, ia melirik ke wajahku sekali lagi. Aku mengangguk pelan memberikan kode seperti 'iya benar, ini orang yang aku curigai.'

"Pak Baskara, bersama istri, bisa ikut kami untuk kami mintai keterangan?".

Om Baskara melirik ke wajah istrinya lalu, mereka berdua mengangguk dan berjalan beriringan bersama Tante sari.

Aku masih berdiri sembari melihat mereka bertiga yang berjalan menuju ruangan pemeriksaan. Aku cepat cepat membuang muka ketika tiba tiba Tante sari melirik ke arah belakang, menatap ke tempat kami semua menunggu. Entahlah apa maksudnya.

"Mbak, aku sudah telepon pak amin yang biasa mengurus pemakaman. Katanya bisa, mereka segera menyiapkan, kira kira mau di makamkan jam berapa?" Tanya bibi ku yang kemudian menghampiri kami lagi.

Ibu meminta persetujuanku, ia menatap wajahku nanar. Sementara aku yang benar benar sedang tidak bisa berfikir jernih, hanya bisa mengangguk terdiam dan tidak memberikan keputusan apa-apa.

Sampai akhirnya suami dari bibi Salma memberikan masukan yang cukup masuk akal dan membuat kami setuju.

"Lebih baik besok pagi saja, karena ini juga sudah mau magrib, perjalan dari sini ke rumah kan memakan waktu satu jam lebih, biar aku telepon bapak-bapak untuk membantu membereskan rumah untuk mempersiapkan kedatangan jenazahnya." Ucap paman ku yang walaupun usianya masih cukup muda, tapi beliau cukup bijak mengambil keputusan.

***

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
Zizi
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
Zizi
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
Zizi
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!