Jinan Sastawijaya gadis cantik yang mandiri, anak yang supel ceria mempunyai adik lelaki bernama Jerremy Sastawijaya Mereka kembar identik sedari lahir. Mereka tumbuh dikeluarga yang harmonis. Ayahnya adalah Rektor Universitas Swasta di Jakarta. Bundanya sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Bagaimanakah kehidupan membawa Jinan saat dia bertemu dengan Cinta pertamanya yang sudah lama 2 tahun menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"SHIT !!! Dia masih pe-ra-wan!" terlihat noda da-rah yang mengalir dari lembah nirwana itu.
Ada rasa menyesal dihati Rega tapi ia tetap melanjutkan penyatuan itu. Naila merintih kesakitan sudut matanya berair, tangan Rega terulur menghapus air mata dari wajah cantik Naila. Rega terus memompa Naila dengan lembut.
Batin Naila sakit ketika ia harus menyerahkan kesuciannya pada orang asing yang baru ia kenal. Itu juga karena terpaksa. Naila dijual ayahnya ke club malam, karena ayahnya hoby bermain ju-di dan berhutang sana sini
"Ibu ... Maafkan aku !"
Rega akan mengeluarkan lahar panasnya ia makin menghentakan Juniornya kedalam area sensitive itu. "Aghhh....!" Rega mengeluarkan didalam rahim Naila. Rega juga tidak pakai pengaman. Rega merasa bodoh malam ini demi memuaskan nafsunya dia sampai harus menyakiti gadis polos dihadapannya ini. Permainan panas itu selesai, kini Rega membawa Naila kedalam pelukannya. Naila tidak menolak, ia malah meringsek kedalam pelukan Rega.
Naila menangis sesegukan didekapan Rega. "Aa-aku...hiks..hikss.. Aku dijual sama ayahku! Aku terpaksa melakukan ini !" Tangis Naila makin pecah setelah dia jujur pada Rega. Ia sudah pasrah jika Rega ingin memakainya lagi. Rega tidak bicara, masih dalam keadaan polos Rega terus mengelus rambut indah yang tergerai itu. Rega menyeka keringat di dahi Naila. Ada rasa berkecamuk di hati Rega. Dia menatap lekat wajah cantik itu. "Tidur !" Ucap Rega lembut
Naila mengangguk pelan, lama-lama Naila tertidur, jujur saja agaknya Naila merasa nyaman tidur dipelukan Rega. Selama ini Naila hanya merasakan siksa batin dan fisiknya.
Ketika subuh, Naila bergerak dalam tidurnya dia memunggungi Rega. Agaknya Rega sedikit sensitive jika tidurnya terganggu, dia pun menoleh ke pinggir.
Rega reflek membulatkan matanya, punggung Jinan ada bekas luka seperti luka cambuk! Karena sewaktu mereka tengah bergulat, posisi Naila dibawah, dan Rega mengukungnya. Jadi Rega tidak melihat punggung Naila.
"BRENGSEK !" Umpat Rega dalam hati. "Siapa yang tega memukul kamu kayak gini !" Rega perlahan menyentuh punggung polos itu. Dia mengelus punggung putih yang penuh bekas luka. "Awwww... Perih !" Lirih Naila dia melenguh dari tidurnya, dia berbalik menatap siapa orang yang menyentuh punggungnya. Rega terdiam, memandang wajah Naila. Jika dilihat seperti, keduanya seperti tersihir satu sama lain.
"Kenapa punggung kamu?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Rega. Naila menarik selimutnya dia menunduk lemah, pandangannya kosong, seolah ada batu besar yang menghantam dirinya. Naila mulai menitikan air matanya.
"Engga kenapa-kenapa mmass ! Maaf bolehkan aku panggil mas ?" Lirih Naila dia tidak berani menatap mata Rega.
"Boleh.. Udah jam 5, aku mau mandi kamu mau ikut?"
Pakai ditanya, ya iyalah Rega ! Naila mengangguk mau, ketika dia mencoba duduk pangkal pahanya terasa perih sekali "Awwww sakit banget!" Naila meringis bahkan dia sudah menangis.
Rega yang melihat itu tanpa basa basi dia langsung menggendong Naila dalam keadaan polos. Naila sangat malu sekali. Rega juga bahkan memandikan Naila dengan air hangat. Tidak ada lagi pergulatan, Rega bahkan merasa kasihan dengan Naila. Selesai ritual mandi mereka, Naila masih memakai bathrobe, sedangkan Rega sudah dengan kemeja dan jasnya.
"Sebentar lagi Calvin datang bawa baju buat kamu!"
Rega agak kesusahan memasang dasi. Naila tiba-tiba menghampiri Rega lalu mengambil tali dasi itu dari tangan Rega "Sini mas aku bantu !" Tangan Naila terulur untuk memasangkan dasi Rega. Naila tersenyum simpul dengan penampilan Rega yang tampan dan gagah. Naila menggelengkan kepalanya, tidak mungkin dia bermimpi punya suami seperti Rega . Dia hanyalah pemuas nafsu Rega saja.
-
-
TING TONG
Bel pintu kamar hotel itu bunyi. Rega membuka pintu terlihat Calvin datang membawa paperbag berisikan dress untuk Naila.
Rega menyerahkan paperbag itu pada Naila. "Semoga ukurannya pas ... Dan semoga kamu suka !" Rega tersenyum manis ketika memberikan paperbag itu
BLUSH !!! Wajah Naila memerah bak kepiting rebus.
"Terima kasih mas !" Ucap Naila menunduk. "Habis ini kamu makan dulu, nanti kamu langsung ke lobby. Calvin udah nunggu disana!"
"Mau kemana mas?" Tanya Naila
"Ke apartmentku, mulai hari ini kamu tinggal di apartment ku. Aku udah beli kamu dengan harga tinggi !" Rega menarik tengkuk kepala Naila, dia mengecup bibir ranum Naila sekilas lalu pergi meninggalkan Naila yang mematung.
DEG !! Naila reflek menyentuh bibirnya, hatinya dedegan kencang. "Pasti karena dia sudah membeli aku !" Naila menepis pikirannya. Mana mungkin Rega menyukainya. Padahal semalam mereka melakukan lebih tapi ciuman tadi membuat jantungnya berdebar. Naila bersiap-siap dengan langkah yang agak sedikit sulit, sesuai perintah Rega dia akan tinggal di apartment Rega.
"Tapi gimana sama ayah? Apa ayah benar-benar tega melepas aku anaknya?" Lirih Naila. Dia meratapi nasibnya yang dijual oleh ayahnya sendiri demi membayar hutang pada juragan Kurdi. Tapi setidaknya Naila bertemu Rega lelaki tampan nan mempesona. Jika bertemu dengan om-om hidung belang mungkin nasibnya akan lebih hancur.
-
-
-
Rega sampai dikantor dia langsung menuju ke atas, pastinya Bella sang sekertaris manja itu mengekor dibelakang Rega.
"Selamat pagi boss !" Senyum manja Bella
"Heummm !" Rega membalas dengan singkat membuat Bella mendengus kesal. "Kita ada meeting apa hari ini?"
"Ada meeting dengan Mr.Choi di Cafe Flowers.!" Rega mengangguk lalu masuk keruangannya. Sementara Bella juga duduk di kubikelnya.
-
Di kursi kebesarannya Rega memikirkan gadis bernama Naila. Dia seperti ingin lebih dekat dengan Naila. Kemana cinta Rega yang selalu ingin bersama Jinan? Apa secepat itu hilang? Atau Rega murni merasa bersalah saja atas apa yang dia perbuat? Entahlah !!!
Rega menghubungi Calvin menanyakan apa Naila sudah diantar ke apartmentnya atau belum
"Sedang dijalan boss... Sebentar lagi sampai !" Ucap Calvin diseberang telepon. Rega merasa lega ia menutup teleponnya. Rega melanjutkan lagi pekerjaannya.
-
-
Calvin dan Naila sudah sampai didepan pintu apartment. Calvin memberitahukan passcode apartment itu "Silahkan masuk Non, kamar Nona dipinggir kamar Tuan Rega !" Calvin mengantar Naila ke dalam. "Oh jadi namanya Rega!"
Naila berdecak kagum, pertama kalinya dia masuk kedalam apartment. Biasanya dia hanya melihat di film-film saja.
"Ini dapurnya, Tuan Rega biasa pulang sore atau malam jika jadwalnya padat. Didalam kulkas sudah ada bahan masakan, dan ini kartu debit untuk belanja kebutuhan Non Naila. Saya permisi !" Calvin pamit setelah menyerahkan kartu itu.
Naila melihat lihat ke dapur, ada beberapa peralatan dapur seperti microwave, pemanggang roti, dan mesin kopi. "Gimana cara pakainya? Aku engga ngerti !" Naila menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu Naila menuju balkon
"Wahhh bagus banget!" Naila membuka pintu balkon apartment itu, dia merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar disana. "Ibu... Apa ibu melihatku? Aku baik-baik saja bu !" Lirih Naila menatap langit cerah itu
