Kejadian diluar nalar, Ilmu supranatural, penindasan, bahkan percintaan bergolak secara bersamaan.
Apa yang harus aku pilih disaat hatiku sendiri begitu mendidih ingin membunuh seseorang?? Cinta? Atau Pembalasan??
Pengalaman yang bahkan tidak pernah terpikirkan untuk hadir dalam pikiran dan jiwa ku. Apakah kau ingin masuk ke dalam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 4. Semakin Berani
Beberapa hari telah berlalu. Selama beberapa hari ini kami terus bermain dirumah Diar. Semakin sengaja saja rasanya yang kami lakukan. Kami berempat sepakat untuk tidak takut lagi menghadapi hal ini.
Dan benar saja selama beberapa hari ini memang tidak ada kejanggalan atau kejadian mistis lagi seperti sebelumnya.
Sampai pada sore itu, kira" jam 16.00 wib.
Seperti biasa kami berempat duduk bersama di teras bagian depan halaman rumah Diar. Saat itu disana banyak sekali tanaman" yang memang sengaja ditanam untuk mempercantik tampilan rumah.
Tapi anehnya bukan bunga" atau tanaman" hias pada umumnya. Melainkan tanaman yang menurutku memang tidak seharusnya ditanam di halaman rumah.
Ditambah lagi rumah Diar memang sudah tidak terawat lumayan lama. Karna jarangnya anggota rumah yang pulang untuk membersihkan. Jadi semak" dan tanaman" liar benar" memenuhi halaman itu.
"Aduhh bosann sekaliii~~ Main apa yaaaa..". ucap Diar dengan sedikit melenguh dan membaringkan tubuhnya di teras.
"Iya nih. Hampir semua permainan sudah kita coba. Rasanya ingin memainkan hal baru deh". jawab Nara
"Um, bagaimana kalau kita bermain -Melihat Hantu-?? Hihihi" . tiba" sesil menjawab dengan sedikit jahil.
"Ha? Memang ada permainan seperti itu?? Kau ini ada" saja. Jangan kira bisa menakut"i kami ya. Hahaha". sahut Diar bersemangat dan menertawai ide Sesil yang menurutnya sangat konyol
"Aduhh kacau. kalau kita benar" memainkan permainan ini......." gumamku dalam hati. Saat itu firasat ku memang aga tidak enak. Melihat dari kejadian" yang ku alami sebelumnya.
"Tidak, ini sungguhan. Kemari, biar aku jelaskan cara bermain nya". ajak sesil sembari merangkulkan tangannya ke pundak kami. Saat itu kami hanya bisa menurut dan mendengarkan saja.
"Begini, kita semua akan berbaris vertikal di teras Diar. Lalu menghadap ke arah halaman. Setelah itu tutup 90% kedua mata kalian. Dan lihat apakah kalian melihat sesuatu atau tidak.". ucap sesil menjelaskan. Kali ini wajahnya memang terlihat serius, tidak seperti sedang menjahili kami.
"Tunggu, Sesil. Darimana kau tau permainan ini? Apa sebenarnya kau pernah mencobanya?". tanyaku penasaran
"Tidak, hanya saja aku tiba" terpikirkan hal ini tadi. Kita coba saja. Siapa tau benar-benar berhasil kan? Jadi kita menciptakan permainan baru". jawabnya dengan penuh semangat
"Aduh baiklah baiklahh.. Kita akan mengikuti yang Sesil katakan. Kita coba saja permainan ini. Toh kita juga sangat bosan sekarang". tambah Diar
"Iya deh, ayo kita coba. Tapi bermain nya sambil duduk saja ya". tambah Nara
"Iya boleh. Lagipula kalau sambil berdiri nanti kalian malah tidak fokus sama permainan nya". jawab Sesil mengiyakan
Kami pun mulai berbaris menghadap halaman seperti yang Sesil katakan dan mulai mengikuti langkah" nya.
Setelah memejamkan mata sebanyak 90% aku mencoba mengamati sekeliling halaman.
"Apakah ini akan benar-benar berhasil? Bukankah ini lebih terlihat seperti lelucon kecil. Mana ada hal yang sekebetulan itu kan". Pikirku saat itu
Kudengar teman" juga sangat tenang dan hening. Mereka juga sepertinya tidak menemuan apapun. Kudengar beberapa dari mereka juga bahkan ada yang tertawa" kecil.
"Apakah itu Sesil? Jahil sekali dia. Apa dia benar" sedang menipu kita -_- " pikirku dengan datar dan mencoba mengabaikan
Tapi kemudian suara berisik di otak ku terhenti oleh sesuatu. "Tunggu, Apa itu?!!". ucapku dalam hati seraya tersentak kaget dengan apa yang ada di depanku saat itu.
Aku tidak pernah menyangka akan benar" melihatnya. PERMAINAN SESIL BENAR" NYATA.
"Sialannn apakah itu benar-benar penampakan???!". ucapku masih bergumam sendiri dalam pikiran ku yang mulai sedikit kacau.
"Tapi... Apa itu?". aku mencoba menyidik" mahkluk apa sebenarnya yang ada di depanku ini.
Karna saat itu kondisi mata kami memang 90% tertutup, jadi untuk melihat sesuatu pun memang harus aga di teliti dengan sangat detail.
Dan tiba-tiba. "Astaga. Bukankah itu nenek"??". ucapku dalam hati.
Aku mencoba tenang saat itu. Karna kami pun sudah bertekad tidak akan takut lagi dengan hal-hal seperti ini.
Aku terus memperhatikan nenek" itu tanpa memberitahu temanku yang lain. Dia tampak sedang duduk dengan kaki melipat [kami biasa menyebutnya Emok]. Rambutnya berwarna putih kekuningan. Terurai panjang diatas pinggang. Wajahnya tertunduk.
Setelah beberapa menit sejak aku memperhatikan nya. Dia ternyata bergerak! Astaga.!. kupikir itu mungkin hanya halusinasiku saja, benda, pohon, atau sejenisnya. Tapi ternyata makhluk itu benar" bergerak. Dia mengesot kearah kanan kami. Darisana aku langsung membuka semua mataku.
"Blangg". Seketika aku terbelalak. Ingin melihat dengan jelas apa sebenarnya yang ada di depanku. Nyata kah atau hanya ilusiku saja.
Namun sesaat setelah aku membuka mata. Dia menghilang?!. Benar" tidak ada apa" di depan ku. Pohon, benda, hewan, atau apapun itu benar" tidak ada. Hanya lahan kosong ditengah" tanaham yang menjulang tinggi. Lalu aku menutup kembali mataku. Dan dia ternyata masih ada disana.! Aku melihatnya lagi.!
Aku terus mengulangi hal itu selama beberapa kali. Dan hasilnya tetap sama. Saat aku membuka semua mata ku, dia tidak ada. Tapi saat aku menutup 90% mataku, dia ada.
Dia seperti sedang mempermainkan ku!.
Saat aku sedang fokus mengamati makhluk itu tiba" aku dikagetkan oleh suara Diar.
"Ahhh apa sii... sama sekali tidak ada apa".. ugh pegalnyaa. Yang aku lihat hanya pepohonan yang tampak buram saja". ucap Diar sambil merenggangkan badan nya.
Seketika kata" nya membuyarkan fokus kami semua.
"Urgh benar. Aku sampai ngantuk. Hoaam~". sahut Nara yang memang sudah terlihat sedikit ngantuk saat itu.
"Sudah, kita akhiri saja permainan nya. Aku malah tambah bosan. Aihh". sahut Diar lagi
"Kenapa bisa seperti itu ya?. Apa tidak ada satupun dari kita yang melihat sesuatu". ucap sesil dengan sedikit putus asa.
"Oh ya, Elly. Kenapa aku sampai lupa. Waktu itu juga kau pernah melihat sesuatu di dalam rumah Diar kan. Apa kali ini kau melihat sesuatu??". tambahnya lagi terlihat sedang menanti
"Aduh bagaimana ini. Apa aku harus harus mengatakan yang sebenarnya pada mereka". ucapku dalam hati. Aku takut mereka ketakutan seperti waktu itu.
"Tapi bukankah kami sudah sepakat untuk tidak takut lagi. Mungkin saja kali ini mereka benar" bisa mendengarnya dengan tenang. Ya baiklah. Aku coba saja". gumamku lagi
"Baiklah, sebenarnya aku... memang melihat sesuatu". jawabku
"Apa???!!! Melihat apa??!!!!". ucap mereka bertiga serempak.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
