Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

Di saat situasi yang sangat menegangkan seperti itu tiba-tiba Ayleen melihat Riana.

"Tante Riana!" panggil Ayleen yang langsung menghampiri Riana yang membuat Mona membalikan tubuh menoleh ke belakang. Mona mengkerutkan dahi melihat Ayleen memegang lengan Riana.

"Tante please tolong saya!" ucap Ayleen dengan pelan yang tampak memohon.

"Tolong apa?" tanya Riana.

"Tanya nenek peyot itu ingin memasukkan saya ke penjara bawah tanah. Dia pasti ingin memberikan saya hukuman yang sangat besar. Padahal saya tidak melakukan apa-apa. Tolong selamatkan saya dengan teman saya," ucap Ayleen yang berbicara sangat berlebihan. Sementara Mona begitu memperhatikan apa yang dikatakan Ayleen kepada Riana yang pasti Mona begitu penasaran.

"Tante please, aku dan temanku tadi hanya keluar sebentar untuk melaksanakan pekerjaan di luar dan dia langsung mengatakan kami yang becus bekerja dan malas-malasan," ucap Ayleen yang berusaha menjelaskan dengan singkat.

"Oke-oke!" sahut Riana yang menuruti apa yang diinginkan Ayleen dan Riana yang langsung menghampiri Mona dan juga Ruka.

"Saya membutuhkan mereka berdua. Jangan pernah sekali-sekali saya melihat kamu mengganggu karyawan di Perusahaan ini. Jika semua itu terjadi. Saya akan mengatakan kepada Alam!" tegas Riana memberikan peringatan kepada Mona.

"Apa yang kamu katakan Mona. Saya sedang menegur mereka berdua dan kamu baru datang yang tidak tahu apa-apa," ucap Mona.

"Saya jelas tahu apa-apa, karena tadi saya yang menyuruh mereka untuk keluar dan tiba-tiba kamu datang dan ingin memberikan sanksi kepada mereka," tegas Riana yang pasti ribut dengan Mona itu adalah kegemarannya.

"Sudah ayo kalian berdua ikut saya!" tegas Riana yang langsung pergi dari hadapan Mona. Ayleen menarik tangan Ruka dan mereka menyusul Riana yang berhasil lolos dari Mona.

"Wau. Jadi wanita itu memang bukan hanya karyawan biasa. Tetapi juga mempunyai hubungan dengan Alam dan Riana sendiri sekarang terlihat sangat dekat dengan wanita itu, mereka seperti saling mengenal dan Riana yang seolah melindungi dia," batin Mona dengan menyunggingkan senyum yang mendapatkan informasi terbaru.

*******

Ayleen dan Riana yang terlihat duduk di salah satu kursi yang berada di luar Perusahaan dengan mereka menikmati es krim bersama.

"Saya sudah menolong kamu dan kamu hanya bisa memberikan saya es krim ini, kamu pikir saya anak kecil," kesal Riana dengan terus menjilati es krim itu.

"Ya ampun Tante saya itu hanya karyawan kecil dengan gaji sedikit. Jadi saya tidak bisa mentraktir tante dengan makanan yang mahal..Nanti ya Tante kalau saya sudah menjadi menantu tante saya akan belikan apapun yang Tante inginkan," ucap Ayleen yang tidak melihat tempat dan siapa jika harus di ajak bicara dia tetap menunjukkan tingkat kepercayaan diri. Dengan Ibu Alam dia pun sangat berani.

"Apa kamu bilang. Jadi menantu. Jadi kamu mau dengan anak saya?" tanya Riana.

"Kalau saya jelas mau yang menjadi masalahnya anak Tante mau tidak sama saya," sahut Ayleen dengan jujur.

"Kalau menurut Tante. Apa anak Tante mau sama saya?" tanya Ayleen dengan meminta pendapat.

"Saya tidak bisa berpendapat, itu urusan hati," jawab Riana.

"Lalu Tante setuju kalau saya dengan anak Tante?" tanya Ayleen.

"Entahlah," sahut Riana dengan mengangkat kedua bahunya yang tidak berkomentar apa-apa.

*********

Alam berjalan di koridor Rumah Sakit sembari fokus pada ponselnya. Alam baru saja selesai menemui Dokter setelah melakukan pemeriksaan kesehatan jantungnya.

Bruk.

Tiba-tiba Alam bertabrakan dengan seseorang yang tiba-tiba lewat dan ponsel alam yang jatuh kelantai.

"Ya ampun maaf!" ucap wanita itu melihat ke arah lantai dan mengambil ponsel Alam.

"Maaf aku tidak sengaja!" ucap Ayleen dengan mengangkat kepala yang memberikan ponsel itu pada alam dan mereka berdua sama-sama terkejut dengan pertemuan mereka.

"Kamu!" pekik Ayleen dengan wajah tersenyum.

Huhhh.

Alam langsung menghela nafas berat yang sangat tidak bersemangat bertemu dengan Ayleen yang akan menjadi heboh.

"Kamu mengikutiku," sahut Ayleen dengan percaya diri.

"Aku laki-laki yang punya banyak pekerja dan tidak ada gunanya mengikutimu!" tegas Alam dengan mengambil ponselnya dari tangan Ayleen.

"Masa iya," sahut Ayleen dengan menatap curiga.

Alam tidak menanggapi dan langsung pergi.

"Hey tunggu!" bukan Ayleen namanya jika tidak mengejar Alam yang sekarang sudah berjalan di samping Alam.

"Kamu ngapain ke rumah sakit, lagi periksa ya?" tebak Ayleen.

"Iya!" jawab Alam tanpa menoleh ke arah Ayleen.

"Bagaimana perkembangan kesehatan kamu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Ayleen.

"Itu bukan urusanmu," jawab Alam dengan ketus.

"Issss sombong sekali!" ketus Ayleen dengan sewot.

"Kau sendiri untuk apa kerumah sakit?" tanya Alam.

"Cie yang bertanya padaku, jawab tidak ya," seloroh Ayleen yang paling suka mencari masalah.

"Menyesal aku bertanya!" desis Alam yang langsung menuju mobilnya.

"Hey tunggu!' Ayleen mengejar Alam dan menahan tangan Alam.

"Aku boleh numpang?" tanya Ayleen.

"Kepalaku sakit, tadi aku ke rumah sakit untuk mengambil obat. Jadi aku masih sangat lemas harus berdiri menunggu ojek. Jadi bagaimana aku boleh menumpang," pinta Ayleen dengan wajah memohon.

"Masuklah!" sahut Alam yang ternyata tidak masalah. Hal itu membuat Ayleen tersenyum dan langsung masuk kedalam mobil Alam dengan semangat.

Alam dan Ayleen n yang berada di dalam mobil berdua.

"Aku melihatmu kemarin mengobrol dengan Mama. Apa yang kamu bicarakan dengan mama?" tanya Alam.

"Oh itu. Itu hanya urusan menantu dan juga mertua. Tidak ada hal yang serius," jawab Ayleen dengan santai. Alam menoleh kearah Ayleen dengan menatap horor Ayleen.

"Aku bercanda. Tidak apa-apa," sahut Ayleen yang langsung meralat kata-katanya dan membuat Alam kembali melihat ke arah depan. Alam sudah ingin menerkamnya sih.

"Tante Riana sangat baik dia menolongku dari wanita jahat itu," ucap Ayleen yang akhirnya memberikan jawaban.

"Mona maksud mu?" tanya Alam yang sudah bisa menebak. Ayleen menganggukkan kepala.

"Apa yang yang kau lakukan kepadanya sampai kau kembali berurusan dengan dia?" tanya Alam.

"Aku tidak melakukan apa-apa dan kami hanya tidak sengaja berpapasan. Lalu karena aku dan temanku terlihat berjalan sembari tertawa-tawa, dia berpikir kami berdua sedang bolos kerja dan ingin memberikan kami sanksi keras. Saat itu perasaanku sudah tidak enak dan untung saja aku melihat tante Riana dan meminta bantuan pada beliau jadi aku dan temanku bisa lolos dari wanita jahat itu. Karena mama kamu," jelas Ayleen dengan lengkap padat dan jelas.

"Aku sudah pernah mengatakan kepadamu jangan pernah mencari masalah dengan dia!" tegas Alam.

"Untuk apa memiliki perhatian yang berlebihan kepadaku. Jika tidak ingin menjadi kekasihku," sahut Ayleen.

"Berhentilah berbicara seperti itu!" tegas Alam.

"Oke!" sahut Ayleen dengan menghela nafas yang mengunci mulutnya.

**********

Pagi sudah berganti menjadi malam. Alam baru pulang kerja dan sampai ke rumahnya. Di ruang tamu ada Brawijaya dan juga Mona. Alam melewati pasangan suami istri itu begitu saja.

"Apa yang kau lakukan?" langkah Alam tiba-tiba berhenti ketika mendengar Brawijaya mengajak dia berbicara.

"Apa yang aku lakukan?" tanya Alam dengan berbalik badan menghadap kedua orang tersebut.

"Kau menjadi atasan yang tidak tegas hanya karena membela karyawan bawahan," ucap Brawijaya.

"Apa maksud Kakek?" tanya Alam dengan wajah yang penuh dengan kebingungan.

Bersambung