Algara, Posesif Badboy

Aini menatap kesal pemuda itu yang menganggu tidurnya, rasanya Aini pengen ngecakar muka menjengkelkan si Alga, tapi sayang wkwk. Ganteng gitu mau di cakar hihui.

"Lo kenapa, sih?" Tanya Al heran.

"Lo nanya kenapa? Gue benci liat wajah Lo yang jelek ini" ketus Aini.

Keempat sahabat Al menahan tawa sedangkan Al mendelik mendengar ucapan gadis itu, baru kali ini ada orang yang mengatainya jelek, dan itu pacarnya sendiri haha. Al: pacar gue bilang gue jelek, wkwk.

"Gue ganteng, buktinya semua cewek di sekolah ini suka sama gue" sombong Al.

"Pengecualian buat gue" sinis Aini.

"Lo bukan cewek, mata lo juga katarak" ketus Al.

Aini mendelik, lalu kalau dia bukan cewek, waria gitu? Kalau dia bukan cewek, lalu kenapa Al memacarinya. Ck, yang bener aja.

"Gue ganteng gini malah dikatain jelek" gumam Al kesal.

"Masih gantengan Juna dari Lo" santai Aini.

Keempat sahabat Al menatap cengo Aini yang malah memuji Juna. Juna sendiri salting tapi pemuda datar itu langsung menormalkan ekspresinya.

Al semakin dibuat kesal oleh gadisnya itu karena lagi-lagi Aini memuji sahabatnya. Rasanya dia ingin menghilangkan Arjuna dari muka bumi ini agar gadisnya itu tidak lagi memujinya. Sangat menyebalkan memang.

"Awas loh buk bos, pak bos kalau marah serem" ucap Rafa menakut-nakuti.

"Bener, Ai. Apalagi Lo muji cowok lain di depan pak bos" timpal Gean.

"Bodo, mulut gue juga. Suka guelah muji siapapun" cetus Aini.

"Lo emang cewek anjing yang pernah gue kenal" kesal Al.

Dia tidak suka jika gadisnya itu memuji orang lain di depannya apalagi itu sahabatnya sendiri. Padahal dia lebih ganteng dari sahabatnya tapi gadisnya itu malah mengatainya jelek dan sahabatnya ganteng.

"Lah, kenapa Lo jadi kesel" sinis Aini.

"Diam Lo ahk, malas gue ngomong sama lo" ketus Al.

"Baguslah, jadi gue gak perlu berurusan sama lo" sinis Aini.

Keempat sahabat Al jadi penonton perdebatan sepasang kekasih itu, tidak ada akurnya sama sekali. Bener-bener pasangan serasi haha.

Al tidak menanggapi ucapan gadisnya itu, dia lebih memilih bermain ponsel daripada semakin kesal jika dia berbicara pada dara.

'ngambek haha' batin Aini tertawa puas dalam hati.

Pelajaran berlanjut dengan tertib, dengan Al yang terus-terusan mengganggu Aini. Keempat sahabat Algara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah bos mereka itu yang selalu saja mengusik Aini yang asik belajar. 

Kadang tangannya sengaja menyenggol lengan Aini yang sedang menulis dan berakhir keduanya saling menatap permusuhan satu sama lain. Tidak adu mulut karena ada guru di sana, nasib Aini benar-benar apes hah

Bell istirahat, Aini tidak bangun dari kursinya. Gadis itu masih anteng duduk di bangku karena malas keluar. Al dkk juga tetap di sana, karena? Karena Aini juga di sana. Keempat sahabat Al malah ikut-ikutan menempeli Aini karena mereka mengikuti bos mereka itu. Sahabat sejati bukan?

"Lo semua kenapa gak keluar?" Ketus Aini.

"Pak bos gak keluar, buk bos" jawab Gean.

"Kalian ngapain ngikutin ni orang, gak malas apa" sinis Aini.

"Dia bos kita buk bos, jadi kita harus ngikutin pak bos kemanapun" ujar Rafa.

Aini mendelik, apaan itu. Jadi kalau bos nya entar kawen mereka juga ikut gitu? Yang bener aja.

"Hm, serah Lo pada aja" 

Aini lalu bangun dan beranjak keluar tapi lagi-lagi Al mencekal lengan gadis itu.

"Mau kemana?" Tanya Al datar.

"Bukan urusan, lo" ketus Aini.

"Kantin" titah Al kemudian bangun dan menarik tangan Aini keluar dari kelas diikuti oleh keempat sahabat luknutnya.

"Lo gak usah tarik-tarik gue, njir. Gue bisa jalan sendiri" kesal Aini.

"Nanti lo kabur" Al tetap memegang lengan Aini dan tidak mau melepaskan gadis itu.

Keempat sahabat Al melongo melihat kedua remaja itu, sebenarnya mereka serius pacaran atau bukan sih, gada romantisnya sedikit pun. Lebih banyak bacot dan cekcok daripada sayang-sayangan wk.

"Algara, anjing" umpat Aini kesal.

Mereka semua menjadi pusat perhatian, terlebih lagi Aini yang terus-terusan di tempeli oleh kelima mos wanted itu terutama Al, siketua geng Tiger dan juga Badboy SMA Gevandra High School.

Al mendudukkan Aini di kursi diikuti oleh para sahabatnya. Aini hanya bisa menggerutu kesal dalam hati, entah kenapa dia harus mengenal Algara si cowok menyebalkan itu. Haruskah dia kembali saja ke Jerman agar tidak bertemu dengan cowok ngeselin itu?

"Pesenin nasi goreng dua!" titah Al entah pada siapa, yang pasti pada tiga curut lah.

"Gue bakso" celetuk Aini.

"Gak bisa, nasi goreng" bantah Al.

"Gue mau bakso, anjir" kekeuh Aini.

"Nasi goreng" titah Al.

Gean menatap cengo keduanya, dia bingung mau menuruti siapa. Keduanya sama-sama bos, Al bos-nya dan Aini buk bos-nya.

"Jadi apa, nih" tanya Gean bingung.

"Bakso"

"Nasi goreng"

Jawab Al dan Aini bersamaan, keduanya saling melayangkan tatapan tajam serta permusuhan sedangkan Gean menggaruk tengkuknya bingung.

"Yang ketua Lo disini, gue. Jadi Lo tau kan harus nurutin siapa?" Datar Al.

Gean mengangguk lalu berlalu menuju ke stand makanan. Aini hanya bisa mengeram kesal, entah kenapa dia tidak bisa berkutik di depan pemuda itu. Padahal dia hebat tapi jika berurusan dengan Al, dia seakan tidak bisa memberontak terhadap pemuda menyebalkan itu.

Gean lalu datang bersama pelayan yang membawa pesanan mereka. Gean langsung memberikan dua piring nasi goreng pada Al dan Aini. Aini hanya menatap malas pada makanan itu, dia lebih suka makanan lain yang penting bukan nasi, tapi Al malah mengatur hidupnya.

"Makan" titah Al karena melihat gadisnya itu hanya diam saja.

Aini tetap diam dan tidak ada niatan menyentuh nasi goreng itu. Al menghela nafas melihat gadisnya itu yang tidak mau makan, pemuda itu tidak ingin gadisnya itu sakit karena malas makan. Tadi pagi saja dia yakin jika gadis itu tidak serapan dan malah mau makan makanan pedas.

Al langsung menarik piring Aini kemudian menyendokkan nasi goreng itu dan menyuapi Aini. Keempat sahabat Al menatap cengo bos nya itu yang malah menyuapi Aini tetapi Aini tetap bergeming, mulutnya dia tutup rapat dan tidak mau menerima suapan dari Al.

"Buka mulut lo" titah Al.

Aini memalingkan wajahnya ke arah lain, dia tidak ingin makan jika bukan bakso. Gadis menyebalkan memang, cowok seperhatian Al malah di anggurkan, ckck. Kasih para leaders aja Algara-nya, Aini~author.

"Makan, Aini" tekan Al.

"Gue mau bakso" kekeuh Aini.

"Iya, tapi nanti. Sekarang makan dulu, tadi pagi juga Lo pasti gak serapan" sabar Al.

"Gak usah sok tau, Lo. Gue serapan juga" sinis Aini berbohong karena memang benar dia tidak serapan. Karna malas memasak tentunya.

"Gak usah bohong, makan sekarang" titah Al.

"Gak mau" cemberut Aini.

Al mengembuskan napas lelah melihat gadisnya itu, jika sedang berdua sudah pasti dia mengancam gadisnya itu tapi sekarang lagi di sekolah dan rame tidak mungkin dia mengancam Aini di depan para sahabatnya itu.

"Jelek banget Lo kak, gak usah cemberut gitu. Jijik gue liatnya" tiba-tiba Nayla datang dan langsung mengejek Aini.

Sedari tadi dia memerhatikan kakaknya itu, Nayla geleng kepala melihat tingkah kakaknya itu yang manja dan harus di bujuk biar mau makan, bener-bener Aini bangke hehe.

Cowok sebaik dan seperhatian Al malah dibuat kesal, padahal Al ganteng banget lagi. Aini memang cewek paling nyebelin sedunia.

****