NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

"Siapa namanya tadi?" tanya Xavier tak percaya. Sebab, nama yang barusaja ia dengar adalah nama seorang wanita yang selama ini ia cari.

"Sabila Alfiana Bumantara, Tuan." 

"Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya kalau desainer kondang yang kau maksud itu adalah dia?" tanya Xavier.

"Tuan yang mengatakan bahwa Tuan mempercayakan pemilihan desainer ini kepada saya. Bahkan, Tuan menolak tahu tentang siapa desainer pilihan saya," Laki-laki yang merupakan sekretaris Xavier itu bercerita panjang lebar mengenai alasannya.

"Iya, aku memang sempat mengatakan itu. Ya sudah, kalau begitu keluarlah."

Begitu sekretarisnya keluar, Xavier menunjukkan senyum tipis dibibirnya. Kali ini, ia tidak akan melepas wanita itu lagi meski apapun yang terjadi, karena Sabila hanyalah miliknya. Kesalahan yang ia perbuat sembilan tahun yang lalu akan ia bayar tuntas di masa sekarang.

"Mutiara boutique." gumamnya sembari beranjak pergi.

*

"Permisi, bos. Ada seseorang yang ingin menemui anda," ucap Lily.

"Menemuiku?" Sabila melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ini sudah sore, apa kau tidak mengatakan padanya bahwa kita akan segera tutup?" 

"Dia bilang, dia hanya ingin menemui bos sebentar saja."  

"Ya sudah, aku segera keluar," putus Sabila. Setelah mengatakan itu, ia segera mengemas barang-barangnya dan langsung menenteng tas jinjingnya keluar. "Di mana orang yang ingin menemuiku?" tanya Sabila pada Lily yang berjalan di sampingnya.

"Di ruang depan, bos. Dia tidak mau aku ajak ke dalam." 

"Hmm, baiklah."

Sabila langsung melangkah menuju ruang depan, meninggalkan Lily yang bergabung bersama karyawan lain untuk berberes. begitu sampai di ruang depan, Sabila menghentikan langkahnya saat melihat punggung tegap seorang laki-laki yang duduk membelakanginya.

"Permisi, apa benar anda mencari saya?" tanya Sabila.

Sabila mengerutkan keningnya bingung karena laki-laki itu sama sekali tidak menoleh atau menjawab pertanyaannya. Namun, kebingungan itu berganti dengan keterkejutan saat laki-laki itu berbalik dan menatap dirinya.

"Kau?"

Sabila mundur beberapa langkah demi menghindari laki-laki itu yang sudah mulai maju mendekatinya. Sungguh, Sabila sama sekali tidak menyangka kalau ia akan kembali bertemu laki-laki ini setelah sembilan tahun berlalu. Ya, laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Xavier. Terakhir kali mereka bertemu adalah diusia 19 tahun, dimana mereka berkuliah ditempat yang sama. 

"Bil," panggil Xavier.

"Lily! Lily!" panggil Sabila keras.

"Iya, bos?"

"Ingat baik-baik wajah laki-laki ini dan mulai sekarang jangan izinkan dia masuk ke sini dengan alasan apapun." 

"Tapi—," 

"Kau paham dengan apa yang aku ucapkan 'kan?" tanya Sabila tegas.

"Pa-paham, bos." 

"Sabila dengarkan aku dulu," pinta Xavier.

"Diam!" Sabila mengacungkan jari telunjuknya didepan wajah Xavier dengan begitu emosi. "Pergi dari sini!" 

"Tidak." 

"Kalau begitu biar aku yang pergi."  

Sabila berjalan cepat keluar dari boutique-nya demi menghindari Xavier. Baru saja ia akan membuka pintu mobil, tangan Xavier langsung sigap mencekal pergelangan tangannya dan menariknya kedalam pelukan laki-laki itu.

"Lepas!" berontak Sabila.

"Tidak, Bil. Aku mohon biarkan seperti ini sebentar saja." 

"Lepas atau aku akan berbuat nekat, brengsek!"

"Tidak." 

Sabila yang merasa benar-benar tak memiliki celah untuk lari, akhirnya dengan berani melipat lututnya dan menendang bagian sensitif Xavier, hingga membuat pelukan itu terlepas. Bahkan, wajah Xavier sudah semerah udang rebus, karena menahan sakit pada inti tubuhnya. Sedangkan Sabila yang melihat Xavier kesakitan, sama sekali tidak merasa kasihan. Justru, kesempatan itu ia gunakan untuk cepat-cepat masuk kedalam mobil dan pergi dari sana.

"Aghh! Sabila tunggu." 

Sabila mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia langsung membelokkan laju mobilnya menuju apartemen dan langsung masuk kedalam bangunan bertingkat itu. Begitu tiba di unit apartemennya, ia langsung masuk dan menghempas tas jinjingnya di sofa. Sungguh, hari ini adalah hari paling buruk yang pernah Sabila temui. Hari dimana ia dipertemukan dengan sosok laki-laki di masa lalunya dan sosok laki-laki itu sangatlah ia benci.

Dring dring.

"Mama," lirih Sabila saat melihat nama kontak Nyai Ratu yang tertera. Tanpa ingin membuang waktu, Sabila lantas mengangkat panggilan. "Halo Ma?" 

"Kenapa lama sekali mengangkat teleponnya? Mau mulai-mulai jadi anak durhaka, hah?!" 

Sabila menjauhkan sedikit teleponnya dari telinga karena tidak tahan mendengar suara nyaring sang Mama. "Ada apa Mama menghubungiku?" tanya Sabila akhirnya, membuat helaan napas panjang terdengar dari ujung telepon sana.

"Berapa usiamu tahun ini, Bil?" tanya Mama Daffina.

Sabila ikut menghela napas kasar. mendengar satu kalimat basa-basi dari sang Mama saja sudah membuatnya mampu untuk menebak dan menyimpulkan. Karena ia tahu, Mamanya pasti tahu dengan pasti berapa usianya sekarang. Mamanya hanya sedang mencoba berbasa-basi untuk lanjut pada pembahasan mengenai pernikahan.

"Mama hanya ingin yang terbaik untuk anak Mama. Apalagi, kau adalah putri Mama satu-satunya. Udo Aksa dan Dongah Aaron juga sering menanyakan perihal dirimu pada Mama dan Papa. Mereka juga turut khawatir denganmu, Bil. Bagaimanapun, usiamu sudah sangat cukup untuk menikah." 

Sabila memejamkan matanya mendengar ucapan sang Mama. Tidak ada lagi kalimat penenang yang bisa Sabila utarakan sebagai alasan. Sementara selama tujuh tahun terakhir, kedua orang tua dan kedua kakaknya selalu mempertanyakan perihal kelanjutan hidupnya. Ya, sebagai putri tunggal dan memiliki dua Kakak laki-laki, ia dilarang untuk berpacaran sebelum lulus kuliah. Namun sebelum lulus kuliah, tragedi tak mengenakan 'pun terjadi, membuatnya menghilangkan pikiran untuk menjalin hubungan serius dengan siapapun. Bahkan, karena kejadian itu Sabila memutuskan pindah kuliah ke tempat lain.

"Bil, masih di sana 'kan?" tanya Mama Daffina.

"Mama dan Papa akan datang ke acara anaknya Kak Bara 'kan? Kita bicarakan saat acara di rumah Kak Bara saja nanti," ucap Sabila akhirnya.

"Baiklah kalau begitu maumu. Mama tutup teleponnya, sayang."

"Hm, salam untuk Papa dan yang lain, Ma." 

Setelah panggilan terputus, Sabila menatap layar ponselnya dengan tatapan datar. Ia tahu keresahan hati orang tuanya terkait dirinya yang belum menikah hingga kini usianya menginjak 29 tahun. Tapi, hingga kini tidak ada satu orang 'pun yang mengetahui penyebab dirinya hilang selera untuk menikah. Bahkan, kepercayaannya terhadap laki-laki 'pun sudah tidak ada lagi sekarang.

"Xavier!" 

Sabila mengepalkan tangannya erat saat teringat satu nama yang menbuatnya mengalami ini semua. Xavier, laki-laki itu adalah laki-laki pertama yang ia sayangi setelah Papa dan kedua kakaknya. Tapi laki-laki itu juga yang membuat kepercayaannya menjadi luntur tak tersisa. Jika bukan karena laki-laki itu yang dulu mempermainkannya bahkan berniat melecehkan dirinya, maka hingga saat ini, sosok Sabila periang pasti akan tetap ada. Tapi sekarang, Sabila periang telah hilang,  berganti dengan sosok wanita dingin yang tidak lagi mengenal pria.

Sabila memejamkan mata dengan helaan napas dalam. Setelah itu ia melangkah menuju kamarnya dan menghempaskan diri di kasur. Ia memandang langit-langit kamar, hingga akhirnya tanpa terasa matanya tertutup secara perlahan dan mengarungi alam mimpi.

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!