NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

*Dijamin TAMAT karena isi cerita telah dibuat dan hanya dikirimkan secara berkala

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 - Puppy Eyes

Tanpa disadarinya, sepasang mata mengamatinya dengan sekelumit perasaan. Suara berat membuat Wei Luoyang menoleh ke belakang. Ia berlari ke samping suaminya dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

Jemari lentiknya mengusap pipi Edbert, senyuman ia ukir di ekspresinya. Sesakit apapun itu, ia akan melakukan apapun demi kebahagiaan suaminya. Sesulit apapun jalan yang perlu dilewati, ia rela menembusnya. Kepindahannya ke sini berawal dari kepentingan pertukaran politik antar negara.

"Istriku, tubuhmu mengurus lagi. Dagumu sangat tajam dibandingkan sebelumnya, A-Wei..."

Tangan berbalut perban itu menyusuri wajah Wei Luoyang, dibalas pejaman oleh istrinya sendiri.

"Bukan apa-apa, bukankah aku semakin cantik bila mengurus?" Tawanya berderai kecil tetapi menyusut ketika menyadari bahwa Edbert memasang wajah lelah.

Lelaki itu merengkuh wanita di hadapannya dengan erat. Traumanya kembali lagi. Kehilangan ibunya dalam pertarungan Harem di usia dini mengikis kesehatan jiwanya. Pernikahan ini bak cahaya bantuan yang diulurkan Tuhan agar ia tetap bertahan dengan baik baik.

"Apakah aku harus menyerah?" bisiknya di telinga Wei Luoyang. Istrinya memasang wajah polos dan membelainya dengan lembut, "Semasa kau ingin bertahan, bertahanlah sebisa mungkin. Namun jika kau ingin menyerah, carilah aku. Apapun kondisimu akan kuterima dengan tangan terbuka."

Edbert Vollerei memandangi kelinci putih kesayangannya ini dengan lekat. A-Wei adalah sosok yang menjadi candunya melebihi opium yang harus ia telan selama penyakitnya kambuh. Ia memandanginya begitu lama seolah terpikat oleh paras dan perkataan yang keluar dari bibir mungil itu.

"Aku mencintaimu kini dan sepanjang masa," akunya untuk pertama kali. Membuat Wei Luoyang menitikkan air mata penuh haru, perjuangannya membuahkan hasil.

Ditemani oleh kegelapan, rasa dingin berterbangan keluar. Suami istri itu saling melengkapi. Seseorang membawa pelita harapan, dan satunya lagi mengulurkan kasih sayang yang begitu besar dibalik segudang masalahnya.

Di luar ruangan, pelayan setia Wei Luoyang mendengar sayup sayup ucapan kedua sejoli itu. Matanya yang agak sedih akhirnya memancarkan kecemerlangan lembut di dalamnya. Seraya menghidupkan lilin di luar, beliau menggulung lengan bajunya dan pergi ke kamar Wei Luoyang.

Lin Feilu tersenyum tidak berdaya, gadis yang ia asuh sejak umurnya 5 tahun sudah melewati banyak hal. Sekarang, ia dengan lega dapat mempercayakan Luoyang pada Edbert.

"Pelayan tua ini, tidak menyesal mengabdi pada permaisuri lama. Selama darahku masih mengalir, hamba akan mengupayakan segala hal untuk Xiao Yang," sumpahnya dengan penuh tekad, menghadap ke lukisan permaisuri lama yang lengser akibat intrik dalam istana.

Pengalamannya selama puluhan tahun telah membuatnya tahan banting. Namun ia dapat merasakan perjuangan Wei Luoyang agar mampu berdiri di samping pangeran keempat. Ia akui, meskipun pangeran keempat memiliki mulut yang pedas dan kepribadian keras, ia masih mempunyai sebuah hati nurani.

Dia, Wei Luoyang tinggal sendirian di kamar besar ini. Selain ajudan dan 2 pelayan yang diberikan dari Edbert, mereka berdua tidak memiliki teman untuk diajak bicara. Bahasa yang mereka ketahui dan pelajari berbanding jauh disini. Pada awalnya mereka berniat untuk kabur, akan tetapi niat Xiao Yang berubah.

Lambat laun nona yang penuh ambisi berubah menjadi wanita yang lemah lembut. Dengan cepat, ia berhasil mempelajari bahasa baru disini. Atas bantuan ajudan yang kebetulan mampu berbahasa Mandarin dan Inggris.

"Sumpahku telah terpenuhi, tugasku pada permaisuri telah selesai.."

Mengusut wajahnya, pelayan tua itu meniup lilin di samping, tidur dalam keadaan tersenyum. Tertidur untuk selamanya. Kematian pelayan tua yang telah mendampinginya selama ini menjadi pukulan telak bagi Wei Luoyang. Hari itu keduanya memutuskan untuk pergi bersama menuju perairan di daerah seberang.

Perempuan itu menangis sejadinya ditemani Edbert. Keduanya memberikan penghormatan terakhir bagi wanita tua itu dan menerbangkan abunya di sungai.

"Menangislah selagi kau masih bisa, bersandar di sini," suruh Edbert. Siapa yang mengira pelayan ini tertidur dengan tenang di kegelapan dan ditemani rasa dingin. Pagi itu perasaannya tidak enak, ia menemani istrinya hingga ke kamar.

"Aku kehilangannya, aku bahkan belum sempat membalasnya sama sekali," usut istrinya dengan mata sembab.

Edbert menyeka air mata yang tumpah di wajah istrinya dan meniup wajahnya. Membuat Luoyang merasakan geli dan perasaannya membaik. "Mari kita kembali, abunya telah tersebar di bawah sungai. Sesuai keinginanmu," putus Edbert, lengannya terulur ke bahu A-Wei dan mengusapnya halus.

Luoyang mendongak ke atas, mengendus leher pria itu dan menggumamkan "em". Edbert pun membawa istrinya ke tengah jalan dan menaiki kereta kuda. Ketika mereka kembali, cahaya matahari terbenam telah menyelimuti kediaman dengan angin sejuk.

*****

Hanya dalam sebulan, Eve dan Marquess Andrient sudah akrab. Jika Eve tidak berada di samping Rose, pasti ia di sisi Marquess Andrient. Konon katanya, Marquess Andrient berbicara bahwa semengerikan apapun wajah Evelyn, ia lebih menyukai kondisinya yang asli. Tanpa polesan obat ataupun perona tambahan. Rose sempat mencak mencak, namun apa dayanya. Pelayan setianya kini sudah beralih pangkuan.

"Huaaa... Marquess Andrient merebut Eve-ku..."

Burung yang bertengger di ranting langsung terbang bebas mendengar suara melengking Rose. Kebetulan taman sedang kosong, penghuninya berada di kamar masing-masing. Kecuali Eve dan Marquess Andrient yang pasti membeli jajanan di luar kediaman.

"Huf.. sepi.." keluhnya sambil melempar batu ke ranting pohon. Idenya untuk meniru taman kediaman Moonstone selalu tidak berhasil.

'Apakah lebih baik aku pergi mencari si patung datar itu ya..'

Rose menaruh jari telunjuknya ke bibir bawahnya, berpikir sebentar.

Gadis itu berdiri dan menepuk lutut dengan senang. Ia tidak mau repot repot meminta izin ke kakaknya, hanya menulis kertas dan menaruhnya di atas meja. Ditimpa vas giok kesayangannya. Dia telah berkali kali keluar dalam beberapa bulan terakhir. Seharusnya tidak masalah.

Rosella tiba di kediaman Moonstone, dengan penuh semangat ia mengulang cara masuknya seperti kemarin. Na'as tidak ada lagi semak belukar ataupun rumput yang membantunya untuk memanjat.

"Ingin memanjat lagi?"

Suara berat itu! Rose menoleh ke ucapan itu berasal, mendapati Marquess Drevan yang memegang buku tebal tepat di samping kanannya. Wajah pria ini penuh pesona dan menyenangkan untuk dilihat - jika ia tersenyum. Sayangnya muka tembok ini hanya memasang 1 ekspresi, datar.

Marquess Drevan membanting buku ke kepala Rose, "Apa yang kau pikirkan, dasar pengkhayal."

Rose tersadar dari lamunannya dan melancarkan kebiasaan lamanya. Andromeda jika melihat tindak tanduk adiknya sekarang akan memilih kabur ketimbang mengajaknya berbicara lebih lama. Mata Rosella berubah berkilau kilau, pipinya menggembung dan bibir mungilnya mengerut. Tampilannya seperti anak anjing yang sangat menggemaskan!

"Hei, kenapa kalian berada disini?" tanya penjaja sayuran yang mengenal Marquess Drevan bertahun-tahun. Menyelamatkan lelaki itu dari ilusi 'puppy eyes' Rosella.

Kedua pria itu mengobrol sedikit lagi, saat penjaja sayuran itu pergi, tatapan Marquess Drevan beralih ke Rose. Memasang ancang ancang, ia menegur, "Trik yang menarik.."

"E-eh, bukan bukan." Rose ingin kabur namun kerah gaunnya dicubit, membuatnya tidak dapat mengelak lagi.

"Kau tidak dapat lari seenaknya saja." Marquess Drevan de Moonstone menggunakan cubitan di kerah gadis tersebut, membuatnya mengikuti jalan masuk alih-alih tercekik.

Sesampainya di ruang kerja, pria bergaun hijau senada dengan warna matanya mengeluarkan aura berbahaya. Membuat Rose ingin kabur secepat mungkin. Rubah kecil itu masuk ke perangkap yang lebih besar.

1
Bening
segelas kopi untuk pride..
nanti pasti lanjut kok baca nya...
kpn2 mampir ya, ke akun baru ku @ehsanarizqi ..
Cherlys_lyn: Okee, terima kasih atas dukungannya yaa
total 1 replies
ona
rose lucu banget plis
ona
woy evan
ona
kakkkk /Sob//Sob//Sob/
ona
nyesekkkkk pliss /Sob//Sob//Sob/
ona
uwow uwow /Determined/
ona
oh, apa ini cerita di balik kakaknya rose mat*??? tapi disini bakal tetep mat* ga ya??? /Frown/
ona
pangeran ke empat....
ona
bjir ngapain dah pangeran kedua tuh, ngeselin amat
Tini Timmy
bunga untuk mu/Rose/
Bening
5 iklan untuk mu
Cherlys_lyn
Cerita ini berputar dalam perjuangan Rosella Zen yang kembali mengulang kehidupannya dari awal, namun tanpa ingatan yang begitu jelas. Menjadi seorang manusia yang kuat bukan berarti selalu menang di setiap pertempuran, namun bagaimana ia dapat memanipulasi musuh sampai menduganya lemah dan menghabisinya di detik terakhir!
Bening
3 iklan + 2 bunga
Bening
5 iklan..
meluncur untuk mu
Bening
ciri tirani ini...
Bening
suami kyk edbert itu langkah
Bening
ada apa dengan giok nya
ona
apa mulai ke inget?
Bening
cerita ini bagus, di setiap bab nya.
enak di baca tanpa di komentari
Cherlys_lyn: Terima kasih atas ulasannya, nantikan bab selanjutnya yaa 🙏
total 1 replies
ona
kepala sape tuh bjir /Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!