Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Nyonya Laurent menaikan anak tangga satu persatu bersama cucu Abel. Ia ingin segera menemui menantunya Laura.
"Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi?" ucapnya dalam hati.
Tok tok tok
Nyonya Laurent mencoba mengetuk pintu kamar Laura, namun tidak ada respon dari dalam kamar Laura tersebut.
Abel juga mencoba memanggil mamanya namun Laura masih tidak merespon panggilan putrinya itu.
"Bik Rum cepat panggil Dorman!" titah Nyonya Laurent kepada pembantunya tersebut.
Dengan cepat bik Rum turun dan memanggil Dorman yang berada di garasi rumah guna membawa koper milik majikan nya.
Belum sempat bik Rum menemui Dorman, dirinya terlebih dahulu di hampiri Damian.
"Ada apa bik?" tanya nya.
"Anu tuan, nyonya Laura tidak membuka pintunya" sahut bik Rum.
Mendengar itu, Damian segera berlari menuju ke kamar Laura.
"Ada apa ma?" ucapnya.
"Mama tidak tahu Dam, Laura tak merespon. Sedari tadi kami memanggilnya, nama sedikit pun Laura tidak men gubris nya. Mama takut terjadi sesuatu kepadanya" sahut nyonya Laurent cemas.
Abel pun menangis melihat ibunya tidak mendengar teriakannya. Damian melirik gadis itu. "Menyingkir lah! Aku akan mendobrak pintu ini!!" paniknya.
Sudah beberapa kali dorongan, akhirnya pintu itu terbuka, namun setelah masuk ke dalam mereka tidak menemukannya di kamarnya. Mama mencari hingga ke kamar mandi.
"Dam!" pekiknya.
Damian mendekat ke arah ibunya. Nyonya Laurent menutup mulutnya melihat menantu nya telah terbaring lemah di dalam bath up.
"Ya Tuhan apa yang terjadi!" panik nyonya Laurent.
Damian bergegas menggendong Laura dari dalam bath up, Laura mencoba menenggelamkan tubuhnya beruntung mereka segera menemukannya.
Damian menekan dadanya namun Laura belum juga tersadar. Tanpa berpikir panjang Damian memberikan nafas buatan untuk menyadarkan nya. Tak lama kemudian Laura tersedak.
"Uhuk uhuk uhuk!"
"Apa kau sudah gila! Apa yang kau lakukan?"pekik Damian seketika.
Nyonya Laurent mendekat dan duduk di tepi ranjang itu. " Kau tak apa-apa sayang?"tanya nyonya Laurent cemas.
Sementara Abel yang melihat ibu itu semakin menangis menjadi-jadi. "Mama, apa mama ingin meninggalkan Abel?" ucapnya di iringi tangisannya.
Damian melangkah pergi meninggalkan kamar Laura. Ia merasa bersalah dengan tindakan nya kepada gadis itu.
Abel memeluk mama nya erat. "Maafkan mama sayang?Mama tidak akan meninggalkan mu" ucapnya menenangkan gadis itu.
Bik Rum di perintah oleh Damian untuk memanggil dokter.
"Ayo ganti pakaianmu!" titah nyonya Laurent.
Laura segera menganti seluruh pakaiannya
"Kau tidak bisa di sini sayang, kasurnya basah" ucap mertuanya itu.
Mama membawa Laura keluar dari kamarnya. Dan betapa terkejut Laura saat ini mereka telah melewati kamar Abel. Langkah Laura berhenti sejenak.
"Ma, bukankah aku akan tidur di kamar Abel?" tanyanya.
Mama tak menggubrisnya. Mama terus saja membawa Laura hingga sampai ke depan pintu kamar Damian suaminya.
"Dam, Laura akan tidur di kamar mu!" titah mama begitu membuka pintu kamar itu.
Damian terperanjat ia langsung menatap mereka. Sementara Abel bersembunyi di kaki ibunya.
Damian terdiam. Ia tak ingin membantah keinginan ibu nya saat ini. Dan sebenarnya inilah yang diinginkan Damian.
"Apa dokter sudah datang?" ucap Damian mencairkan suasana.
"Kau memanggil dokter?" tanya mama balik.
Damian mengangguk. Tak lama dokter yang di panggil nya itu tiba di sana bersama bik Rum.
"Dimana pasiennya nyonya?" tanya dokter begitu ia masuk ke dalam kamu itu.
Laura segera berbaring di ranjang Damian itu. Ia sedikit ragu namun ia tak ingin membuat kekacauan lagi.Wajahnya yang pucat dan tubuhnya dingin mengharuskan ia untuk segera beristirahat.
Setelah memeriksa Laura dokter menyampaikan beberapa kondisi Laura kepada mereka. "Nyonya Laura mengalami dehidrasi dan itu akibat stres yang berlebihan. Kalau boleh saya tahu apa yang menyebabkan nyonya Laura seperti ini?"
"Maaf dok, saya hanya kecapean saja. Dan tadi saya pingsan didalam bath up" ucap Laura demi menutupi keadaan yang sebenarnya.
Mendengar alasan yang diberikan Laura akhirnya dokter mengerti dan ia secara pamit setelah memberikan resep obat kepada Damian.
![[Comprehensive Martial Arts] Unintentionally Demolished the CP](https://cn-e-pic-aliyun.mangatoon.mobi/internet-search/c45751f90b05b3bc3c19eef061fbb066.webp)
Begitu jg sbalik'y