NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 05 - Tes untuk menjadi hunter peringkat C

Aku mendekati seorang resepsionis, dia seorang pria yang sangat kuat. Aku bisa merasakan energi sihirnya padahal dia hanya berdiri dalam diam. Aku berpikir bagaimana seorang petarung yang ada di asosiasi jika seorang resepsionisnya sudah sangat kuat.

"Aku ingin melakukan evaluasi ulang peringkat ku," kataku pada resepsionis itu.

Resepsionis itu memberikan aku sebuah kartu, dia tidak mengatakan apapun, hanya memberiku sebuah kartu yang mirip seperti kartu kredit namun terlihat transparan.

Aku dengan bingung mengambil kartu itu dan bertanya, "untuk apa kartu ini?"

"Anda bisa mengikuti jalur yang ditunjukan kartu tersebut kepada anda."

Aku tidak tahu apa yang orang itu maksud jadi aku melihat kebawah kakiku. Aku melihat sebuah cahaya biru yang tadinya tidak ada disana.

"Terima kasih."

'Aku akan memberi tempat ini bintang satu. Pelayanannya kurang ramah bintang satu,' aku dalam pikiranku.

Aku mengikuti cahaya biru itu sampai kesebuah ruangan, sebuah tempat dimana para hunter melakukan tes dengan cara meletakan tangan mereka disebuah bola berwarna hitam yang jumlahnya ada 10.

Aku mengantri pada nomor 8 karena antriannya lebih sedikit dari nomor yang lain. Aku menunggu beberapa menit sampai giliranku tiba.

"Letakan tanganmu di bola itu," ucap seseorang yang menatap sebuah layar transparan.

Aku dapat melihatnya walaupun kata-katanya terbalik. Aku meletakan tanganku disana, menunggu hasil yang keluar. Semua bakatku kembali dimunculkan, energi sihirku terasa seperti ditarik dan rasanya seperti tersengat oleh listrik.

"Sudah, anda bisa melepaskannya lalu pergi keruangan yang ditunjukan oleh kartu yang anda pegang."

Aku mengikuti cahaya biru yang berada dilantai, cahaya itu menuntunku menuju ruangan selanjutnya. Sesampainya didepan pintu masuk ruangan tersebut aku melihat keatas pintu itu yang memiliki huruf alfabet C.

"Apa ini ruangan C?" tanyaku lalu pintu terbuka saat aku cukup dekat dengannya.

Aku melangkah masuk kedalam ruangan itu, melihat ada banyak orang didalam sana seperti menunggu sesuatu.

"Apa mereka juga hunter yang sedang melakukan evaluasi?" tanyaku saat melihat mereka.

Aku berjalan ke sudut ruangan ikut menunggu bersama yang lainnya. Setelah beberapa menit berlalu, seseorang masuk jika dilihat dari pakaiannya dia terlihat seperti seseorang dari asosiasi. Apa dia yang akan jadi penguji?

"Perhatian!" kata penguji dengan tegas.

Suaranya sangat keras sampai semua orang yang tidak memperhatikan terkejut dan langsung berdiri melihat kearahnya. Kami semua melihat pada penguji lalu mendekat padanya sampai lingkaran sihir berwarna biru muncul.

Aku tidak tahu apa ini lingkaran sihir atau bukan. Aku berpikir begitu karena bahasa yang ada di sekeliling lingkarannya bukan lah rune. Rune adalah sebuah bahasa yang pasti ada di setiap jenis sihir dan bahasanya sulit dimengerti bagi pemula.

"Kalian akan melakukan tes bertahan hidup, kalian akan berada di dunia yang kami ciptakan selama 3 hari. Tenang saja, jika kalian mati kalian akan kembali kesini dengan tubuh yang utuh. Kalian dapat membuat tim dengan yang lain saat didalam sana, tapi sebelum itu kalian akan melakukan teleportasi acak seperti ke goa, hutan, lereng gunung, atau gurun."

Penguji hanya mengatakan itu lalu cahaya berwarna biru keluar menutup pandangan kami yang sedang berada didalam. Namun sebelum kami menghilang, penguji mengatakan sesuatu.

"Semoga beruntung!"

"Hanya-" Saat aku hendak mengatakan 'hanya itu?' kepada penguji aku tiba-tiba berpindah kesebuah goa yang gelap.

Aku tidak bisa melihat apapun didalam sana, goa itu sangat gelap dan lembab, juga memiliki bau yang tidak sedap. Aku menggunakan sihir cahaya lalu bola cahaya terbang diatas ku, dia mengikutiku saat aku berjalan. Goa itu lumayan sempit namun tubuhku yang kecil bisa bergerak lumayan bebas. Dinding-dinding goa terlihat seperti bertekstur kasar, memancarkan dingin yang menusuk tulang.

"Lebih baik keluar dari sini, aku phobia tempat sempit."

Penguji hanya bilang kepada kami untuk bertahan, tapi tidak diberi tahu monster apa yang akan muncul dan apa peringkatnya. Jadi aku mencoba setidaknya untuk keluar dari sini sebelum seekor monster menemukanku.

Namun, saat aku berjalan untuk mencari jalan keluar aku malah mencium bau busuk yang menusuk hidung. Aku mengernyitkan kening, mencoba menemukan sumber bau yang menjijikkan itu. Aku berjalan pelan, melangkah dengan hati-hati agar tidak tersandung oleh bebatuan yang berceceran di lantai.

Saat bola cahaya melewati tikungan goa yang terjal, aku tiba-tiba merasakan adanya perubahan dalam atmosfer. Bau yang semakin busuk menyelinap masuk ke hidungku, membuatku hampir mual. Dengan langkah yang hati-hati, aku berusaha menemukan asal muasal bau tersebut.

Tiba-tiba, cahaya bola milikku yang sedang memimpin jalan memantul dari sesuatu di depannya. aku menghentikan langkahku, memusatkan perhatianku pada sebuah celah kecil di dinding goa. Dengan hati-hati, aku mendekati celah tersebut dan melongok masuk.

"Aku benci ini!"

Di balik celah itu, terdapat sebuah ruangan kecil yang gelap gulita. Tapi aroma yang menjijikkan terasa semakin kuat di sana. Aku menelan ludah, menyiapkan diriku untuk menghadapi apa pun yang mungkin ada di dalam ruangan itu.

Dengan menggunakan sihir cahaya, aku masuk ke dalam ruangan tersebut. Tiba-tiba, mataku terbelalak ketika melihat apa yang ada di dalam. Sebuah altar tua berdiri kokoh. Di atasnya terdapat sesuatu yang mengerikan seekor monster busuk, berwarna ungu, dan berbentuk seperti slime, dengan bau yang tidak tertahankan. aku merasa mual hanya dengan mencium bau itu dan menutup hidungku.

"Apa bau busuk itu berasal darinya?" tanyaku sambil menutup hidung.

Tanpa memikirkannya lagi, aku melompat maju, menggenggam pedang dengan kuat. Dengan serangan yang penuh kebencian terhadap bau busuk, aku mengayunkan pedang ke arah monster busuk itu, berharap untuk menghancurkannya dengan satu pukulan.

Namun, apa yang terjadi sangatlah tak terduga. Pedangku melewati tubuh slime busuk dengan mudah, seolah-olah aku mengayunkan pedang hanya untuk membelah air. Monster itu hanya melihat dengan tatapan acuh tak acuh, tanpa ada bekas luka yang terlihat.

"Padahal tidak memiliki wajah tapi dia terlihat.. ah sudah lah!"

Seketika, slime itu mulai bergerak, membelah dirinya sendiri dan menghasilkan klon-klon yang tak terhitung jumlahnya. Aku tersentak kaget, menyadari bahwa aku telah terjebak dalam pertarungan tanpa harapan. Monster itu terus berkembang, sementara aku hanya bisa menutup hidungku.

"Jika serangan fisik tidak mempan tinggal gunakan sihir."

Aku mengangkat tanganku lingkaran sihir besar muncul diatas kepalaku, lingkaran sihir berwarna merah menyala mengeluarkan sebuah bola api yang sangat banyak. Bola api dari lingkaran sihir tersebut tidak mengenai semua slime busuk, namun itu membunuh mereka semua dengan mudah karena jumlahnya yang banyak.

Bau busuknya menghilang namun bau slime gosong tercium. Aku meninggalkan tempat itu, kembali mencari jalan keluar. Aku sudah berjalan melewati banyak cabang di goa itu, tapi aku tidak menemukan jalan keluar sama sekali.

Aku juga tidak melihat adanya monster lain didalam sana, aku baru melawan satu slime busuk dan sudah tidak ada lagi. Aku benar-benar buntu saat ini jadi aku menghancurkan goa itu untuk membuat jalan lurus.

Aku mengarahkan lenganku ke depan, kearah yang menurutku jalur terpendek. Lingkaran sihir muncul, lingkaran berwarna emas dengan rune berwarna merah. Sihir dilepas dan itu terlihat seperti sebuah laser yang menembus seluruh penghalang yang ada.

[MP 22%]

Jalur yang aku buat perlahan dapat dilalui setelah bebatuan yang jatuh sudah berhenti. Aku berjalan lurus pada jalan yang sudah aku buat, sampai aku melihat cahaya diujung jalan. Aku senang dengan hal itu lalu berlari keluar dan menghirup udara segar setelah terjebak cukup lama didalam goa yang memiliki bau busuk.

Aku berjalan mengambil buah dari semak-semak dan memakannya. Aku cukup beruntung karena buah yang aku ambil tidak beracun, aku berjalan cukup jauh dari tempat aku pertama kali muncul, mencari sumber air untuk minum.

Setelah berjalan sampai petang aku akhirnya mendengar suara air yang mengalir dengan sangat deras. Sungai yang sangat panjang dan airnya sangat jernih.

"Aku akan membuat api sebelum malam tiba." Aku mengambil ranting yang berada dibawah pohon, memotong pohon yang sudah tumbang, menggali sebuah lubang kecil lalu membakar ranting dan kayu yang sudah aku potong itu didalam lubang.

Aku ingin minum namun air sungai banyak bakterinya jadi aku membeli air dari toko sistem dan uangku berkurang.

"Yang benar saja!"

Setelah aku berada di dunia ini, sistem menghilangkan banyak sekali fungsi sistem yang berguna, seperti sistem gacha, pendapatan poin dan karma, dan peta kecil yang menunjukan banyak sekali informasi. Hanya sedikit, selama fungsi toko masih ada aku tidak masalah, walaupun uang asliku yang berkurang.

Dan aku masih kesal karena semua skill ku dari dunia sebelumnya juga ikut hilang. Skill yang aku dapatkan dengan banyak usaha dan susah payah.

Malam itu aku menjalaninya dengan lancar, tidak ada monster satupun yang datang saat aku melakukan meditasi malam itu. Dan pagi harinya aku sangat lelah karena bermeditasi untuk meningkatkan magic semalaman.

[Magic meningkat sebanyak 31]

Aku memang lelah, tapi itu sepadan dengan peningkatannya. Aku memutuskan untuk sarapan buah lagi lalu pergi membunuh beberapa monster yang berada dekat dengan kemah milikku.

Monster peringkat rendah seperti serigala biasa, goblin, beruang madu, dan lebah raksasa. Aku membunuh mereka semua dengan mudah karena perbedaan kekuatan setelah berlatih semalam.

"Aku ingin makan daging."

Aku membunuh beruang dan dagingnya bisa dimakan, tapi aku tidak bisa mengolah sebuah daging dari hasil buruan.

"Sebaiknya aku belajar saat berada dirumah nanti."

Aku melanjutkan hari-hariku dengan santai sampai hari terakhir. Aku terpaksa pindah dari kemah dekat sungai karena disana dingin sekali saat malam. Aku mencari tempat saat hari sudah gelap, aku bisa melihat bulan yang ditutupi oleh awan dan itu membuat dunia menjadi lebih gelap.

Aku berada di tengah hutan yang lebat dan gelap, aku mendengar suara langkah kaki berat yang mengguncang tanah. Aku sudah memiliki pemikiran bahwa monster ini adalah monster yang cukup besar hanya dari langkah kakinya.

Aku berlari kearah suara, mendekati arah suara tersebut dan melihat sejumlah orc, monster besar yang beringas dengan kulit sekeras batu dan kekuatan yang dahsyat, bergerak maju dengan niat membunuh. Mereka berjumlah 32, masing-masing membawa senjata primitif namun mematikan.

"Jumlahnya terlalu banyak dan lagi mereka itu monster peringkat C."

Aku mungkin memiliki kemampuan sihir yang luar biasa. Tapi melawan mereka yang jumlahnya sebanyak itu?

Hmm, tentu saja aku akan melawan mereka. Aku akan menunjukan seberapa hebat stats magic ku yang berada di 108. Lebih tepatnya aku ingin tahu seberapa kuat aku saat ini.

Aku berdiri tegak di tengah jalan setapak. Dengan pedang yang terbuat dari baja biasa di tangan, aku menunggu dengan tenang namun waspada. Aku tahu pertarungan ini akan menjadi ujian terbesar dalam hidupku.

"Huff.."

Saat orc pertama mendekat dengan raungan marah, aku mengangkat tangan dan mengeluarkan sihir api. Dari telapak tanganku muncul sebuah lingkaran sihir berwarna merah cerah, bola api besar melesat cepat dan menghantam orc tersebut, menyebabkan ledakan dahsyat. Orc itu terlempar ke belakang dengan luka bakar hebat, tetapi masih bisa berdiri, meski terhuyung-huyung.

"Aku pikir itu sudah cukup kuat untuk membunuh Direwolf." Aku menaikan alisku tidak percaya bahwa orc memiliki kulit yang begitu kuat.

Sementara itu, orc-orc lainnya ikut menyerang mereka berlari tanpa henti. Mereka terus maju, membuat tanah bergemuruh di bawah kaki mereka. Aku segera menggunakan sihir angin untuk menciptakan badai kecil yang menghambat laju mereka, membuat beberapa orc tersandung dan jatuh. Namun, kulit mereka yang keras membuat mereka tetap sulit dilukai.

Sadar bahwa serangan sihir saja tidak cukup, aku menghunus pedang dan melompat ke dalam kerumunan orc. Aku menggunakan sihir untuk mempertajam pedang, dan membuatnya mampu menembus kulit keras orc. Dengan gerakan cepat yang dibantu oleh buff, aku menebas satu orc di lehernya, membuatnya jatuh ke tanah dengan darah mengucur deras.

Orc lain menyerang dengan kapak besar, namun aku dengan gesit menghindar dan membalas dengan sihir es, membekukan kaki orc tersebut hingga tidak bisa bergerak dan kemudian menghantam kepala orc itu dengan pedang, menghancurkannya dengan satu pukulan keras.

Pertarungan semakin sengit. Aku terus bergerak cepat, menggunakan kombinasi sihir dan pedang untuk mengalahkan musuh. Aku menciptakan dinding api untuk memisahkan beberapa orc, dengan begitu aku dapat membunuh mereka dalam kelompok yang lebih sedikit. Aku menggunakan sihir petir untuk melumpuhkan mereka sementara, dan tanah untuk menjebak mereka dalam lubang-lubang jebakan.

Ini menguras banyak sekali MP, pikirku saat itu. Padahal aku sedang fokus namun sistem terus menunjukan notifikasi MP yang berada di bawah 40%

Dengan jumlah mereka yang banyak dan kekuatan mereka yang luar biasa membuat aku mulai kelelahan. Aku terluka di beberapa bagian tubuh, tetapi aku masih bisa berdiri dengan gagah. Aku mengumpulkan semua kekuatan untuk serangan terakhir.

"Tidak usah membuang waktu lagi!" kataku.

Aku mengangkat tangan tinggi-tinggi dan membuat lingkaran sihir berwarna merah cerah yang sangat besar. Bola api raksasa perlahan muncul, walaupun dia turun perlahan namun kekuatan ledakannya cukup untuk membakar orc yang mencoba kabur. Dengan sisa MP, aku menciptakan ledakan besar yang melanda semua orc di sekitarnya. Ledakan itu begitu dahsyat sehingga membuat lubang yang cukup besar dan membuat orc-orc tersebut terpental lalu jatuh bergelimpangan, tak berdaya.

Secara teori ledakan itu juga akan mengenai diriku jika aku berada di tanah, tapi itu jika aku berada di tanah, karena saat ini aku berada di udara menggunakan sihir bumi dan sihir angin untuk membuat batu pijakan.

Ketika debu dan asap mereda, aku turun dan berdiri di tengah medan perang dengan napas terengah-engah. Di sekelilingnya, tubuh para orc menjadi abu hitam lalu tertiup angin malam. Aku telah berhasil mengalahkan mereka semua, meski dengan susah payah dan luka yang cukup serius.

"Aku masih lah lemah."

Aku berjalan dengan luka yang cukup serius, aku membutuhkan MP untuk menyembuhkan diriku sendiri jadi aku berjalan tidak terlalu jauh dari tempat ledakan itu terjadi. Setidaknya aku mencari pohon yang masih berdiri dan tidak terbakar.

Paginya aku sudah pulih, waktu untuk kembali ke dunia nyata juga tinggal beberapa jam lagi, jadi yang aku lakukan hanya duduk dan menunggu. Setelah menunggu 3 jam pemandangan pepohonan berubah menjadi dinding yang terbuat dari bahan yang mirip seperti baja berwarna putih.

Aku mendengar suara tepuk tangan dari seseorang. Penguji menepuk tangannya lalu mengucapkan selamat kepada orang yang berhasil bertahan selama 3 hari.

"Selamat, dengan ini kalian resmi menjadi Hunter peringkat C."

Aku melihat ke sekitar, sebelum masuk ke dunia ciptaan itu ada banyak sekali orang yang ingin melakukan evaluasi tapi sekarang hanya tersisa 7 orang. Berarti banyak orang yang gagal melalui tes bertahan hidup.

"Monster yang kalian hadapi paling tinggi berada pada peringkat C tidak ada peringkat yang lebih tinggi dan kalian berhasil membunuh mereka lalu selamat. Aku akan bilang ini sebelum kalian masuk ke portal peringatan C, hati-hati." Penguji itu pergi setelah mengatakan hal yang menurutku sudah tidak penting lagi.

Aku keluar dari gedung Asosiasi Hunter dan berjalan pulang, dijalan aku melihat lisensi hunterku yang sudah diperbarui menjadi peringkat C.

"Besok aku akan masuk dan mencari uang lebih banyak dari portal peringkat C."

1
Vemas Ardian
njirr ngelunjak 😭😭
Ibrahim Rusli
sejauh ini keren sih Thor ...lanjut 🤘🏻🤪
Dhewa Shaied
cukup menarik hanya saja ad bbrpa bab yg paragraf nya berulang
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!