Izinkan Aku Menjadi Orang Ketiga

Pada pukul 12:00 siang.

Entah kenapa Dimas tiba-tiba gelisah tidak seperti biasanya. Sejak tadi dia mondar-mandir di dalam rumahnya.

"Apa karena aku memikirkan ucapan Laura? Entah kenapa aku merasa gelisah sekali hari ini." Gumamnya sambil menggigit ujung kuku tangannya.

Setelah mengatakan pada Laura kalau Vina adalah mantannya, raut wajah Laura berubah menjadi datar dan diam seketika. Saat itu Laura tidak mengatakan apapun lagi dan langsung masuk ke kamarnya.

"Huft.. Andai kakiku tidak cacat. Aku tidak akan kesusahan berjalan kemana-mana. Mungkin saja aku sudah menjadi orang kaya dan bisa membuktikan pada ibunya Vina, kalau aku bisa membuat putrinya bahagia. Sayangnya, sudah telat." Lirihnya di akhir kata.

Ceklek.

Revan terkejut dan langsung menoleh. "Eh, mau kemana?" Tanya Revan.

"Ke kampus. Aku pergi dulu." Jawabnya tanpa menoleh ke arah Revan.

"Tunggu!" Merasa ada yang aneh dengan adiknya, Revan pun menyuruh Laura untuk berhenti menunggu. "Kamu belum makan apapun sejak pulang tadi, kakak sudah menyiapkan makanan untukmu."

Ya, Revan cukup khawatir karena sejak Laura pulang tadi pagi sampai sekarang dia tidak menyentuh makanan.

"Nanti saja di kampus, aku tidak lapar." Ucapnya.

Srettt..

"Dek, apa kau masih marah sama kakak?" Ucapnya sambil menyentuh tangan Laura.

Laura pun menggeleng pelan. "Tidak." Menarik tangannya dari genggaman Revan. "Aku tidak ingin membahasnya lagi, aku harus berangkat sekarang."

"Maaf."

Laura langsung berhenti dan menoleh pada Revan. "Apa maksud kakak?"

"Huft.." Revan menghela nafasnya sejenak. "Mungkin kau benci mendengar kenyataan bahwa Vina adalah mantan kakak. Kakak dulu berpacaran dengannya saat masih kuliah." Ucapnya dengan nada lembut.

"Ceritakan semuanya, aku juga ingin memastikan satu hal." Menatap Revan.

Saat itu juga, Revan langsung menceritakan dimana saat dirinya berpacaran dengan Vina. Mereka berpacaran sejak masuk kuliah. Awalnya mereka tidak dekat, namun karena satu jurusan dan satu kelas, akhirnya Revan dan Vina memulai untuk mengenal satu sama lain.

Sejak hari itu, mereka memutuskan untuk berpacaran. Seiring berjalannya waktu tak terasa hubungan mereka berdua sudah memasuki tahun ke empat. Tepat saat itu, mereka melakukan hubungan panas di ranjang.

Dua minggu setelahnya, ibunya Vina yaitu Fani, mengetahui tentang hubungan spesial antara putrinya dengan Revan. Sejak itu, dia mendatangi Revan dan mengatakan kalau Vina telah melakukan perjodohan dengan keluarga kaya raya dan akan segera menikah.

Tentu saja semua itu suatu kebohongan yang di lakukan ibunya Vina agar putrinya bisa lepas dari Revan yang notabennya adalah pria biasa.

Sejak saat itu, Revan pun berhenti menghubungi Vina dan mengganti nomer teleponnya. Pasalnya, Revan sadar akan kehidupannya yang sederhana dan tak pantas berada di sisi Vina yang hidup bergelimang harta.

Namun sayangnya, Revan tak mengetahui kalau saat itu Vina sedang mengandung anaknya. Dan insiden kebakaran pun terjadi, dimana rumahnya terbakar dan orang tuanya meninggal. Terpaksa saat itu juga, dia dan Laura mencari tempat tinggal yang baru.

Degh.

Setelah mendengar cerita tersebut, Laura pun terkejut dan kakinya lemas seketika. "J-jadi..." tangannya gemetar. "Apa Amelia anak kandung kak Revan? " Gumam hatinya.

"Adek, kamu kenap--"

"Kak! Apa saat itu kakak tidak pernah mencari tahu lagi tentang dia?!" Pekiknya memotong pembicaraan.

Revan pun menggeleng pelan. "Tidak, untuk apa kakak mencarinya kalau saat itu juga dia sudah di jodohkan dan akan menikah dengan orang lain. Ibunya saja mengancam akan menghancurkan keluarga kakak jika kakak masih berhubungan dengan Vina."

Mata Laura pun sontak langsung melotot terkejut. "A-apa? Berani sekali ibunya itu menggertak kakak!" Rahang mengeras emosi.

"Sudah gak papa, itu hanya cerita dulu. Meskipun kakak masih mencintainya, tapi cinta tidak harus memiliki." Gumamnya di akhir kata.

Laura pun semakin geram dengan jawaban sang kakak. "Bukankah saat itu kakak pernah tidur bersama bahkan melakukannya dengan wanita itu? Apa kakak tidak mencari tahu lagi, bagaimana kalau dia mengandung anak kakak, Hah!!" Teriaknya dengan kesal.

Degh.

Bersambung.

Nanti up lagi sore. Kasih hadiah dulu ya, biar author semakin semangat😆