PERJODOHAN TERPAKSA

Keesokan hari nya telah tiba, benar saja Berlyn dan Brayen saat ini akan segera di nikah kan, karena nyonya Alleta yang terus mendorong kedua nya, agar langsung segera menikah.

Bahkan Berlyn saat ini tengah menangis sambil di make up.

"Sudah kamu jangan nangis terus! Nanti make up nya luntur Berlyn" kata nyonya Alleta, yang berusaha menenangkan Berlyn, agar bisa tenang, namun bukan nya tenang, ini Berlyn malah sesegukan dengan kuat.

"Hikss-hikss mamah tuh gak tau rasa nya jadi aku! Aku gak suka sama Brayen mah! Kenapa si? Harus maksa bangat! Buat aku nikah sama dia? Kenapa si mah? Aku sama dia juga gak ngelakuin hal yang mamah pikir kan!" jawab Berlyn dengan sangat muak dan marah kepada nyonya Alleta.

Nyonya Alleta yang mendengar ujaran Berlyn barusan, kini tampak terdiam sesaat, setelah nya nyonya Alleta kini langsung menarik napas dalam-dalam, untuk menjawab ucapan Berlyn sang putri barusan.

"Ini demi kebaikan kamu Berlyn, suka gak suka! Kamu juga pasti akan suka, lagipula Brayen ganteng! Bukan modelan om-om? Kenapa kamu se gamau itu nak? Sudah jangan menangis ya!" jawab Nyonya Alleta.

"Hikss-bodo lah! Aku marah sama mamah, aku kesal mah! Aku tuh gak suka di paksa!—hikss" tangis Berlyn semakin pecah, bahkan MUA yang merias Berlyn, tampak kelimpungan karena Berlyn yang menangis, jadi membuat MUA yang sudah mengcover wajah Berlyn agak ribet dan susah.

.

.

.

Sedang kan berada di bawah, di bawah saat ini sudah tampak ramai, sebenarnya tidak terlalu ramai si! Karena keluarga Berlyn dan Brayen, tak terlalu mengundang banyak orang, dan yang mereka undang, hanya keluarga terdekat, jadi pernikahan Brayen dan Berlyn saat ini, tidak terlalu banyak orang yang datang.

"Bagaimana semua nya sudah siap? Kamu Brayen apa sudah siap?" tanya penghulu yang sudah berada di depan Brayen.

Acara pernikahan Brayen dan Berlyn, memang akan segera di mulai saat ini, jadi keluarga Brayen atau Berlyn, kini sudah berkumpul dan duduk di dekat Brayen, untuk menyaksikan Brayen mengucapkan kalimat sakral.

"Siap" jawab Brayen dengan singkat, sebenarnya jantung Brayen sedari tadi terus berdebar dengan kencang, karena ini hal pertama yang Brayen alami, ternyata benar! Kata orang jika yang ingin menikah, pasti akan merasakan gugup didalam dirinya.

Dan Brayen saat ini, merasakan hal itu! Bahkan tubuh Brayen sudah keringat dingin sedari tadi.

"Jangan gugup jangan ragu, nanti juga burung lu masuk, udah bawa santai aja, kaya lagi di pantai, lu bayangin aja cewek pake bikini dada nya bohay" bisik teman Brayen.

Keluarga Brayen memang bukan hanya mengundang keluarga terdekat saja, melainkan Brayen juga memberitahu teman-teman nya, bahwa Brayen akan segera menikah di hari ini, dan teman Brayen langsung datang lah ke pernikahan Brayen dan Berlyn saat ini.

"Bego Lo sialan" maki Brayen kepada teman nya, yang bernama Alexdar Bastian.

Alexdar dan juga Vanos teman-teman Brayen, kini langsung tertawa dengan pelan, karena sudah berhasil membuat Brayen kesal.

"Benar kata Alex Bray! Lo bawa santai aja, jangan tegang begitu!" sambung Vanos yang ikut meledek Brayen.

"Diam Lo babi! Gue mau hijab cabul" sahut Brayen ketus, udah mana salah penyebutan lagi.

"Ijab qobul bego! Cabul mah elu! Gila Lo ya?" sentak Alex dengan malas, bahkan Vanos langsung menggeleng kan kepala nya ke kanan dan kiri, karena mendengar ucapan Brayen barusan.

.

.

.

Selang beberapa menit, acara saat ini sudah siap akan di mulai, semua orang yang berada disini, tampak ikut kaku dan tegang bersamaan, apalagi nyonya Bella yang sudah ber drama dengan tangis haru nya.

"Bunda sudah tidak bisa bayangkan lagi yah, Brayen akan menikah, dan meninggalkan bunda hikss" ucap nyonya Bella dengan drama nya.

Tuan Leon selaku ayah dari Brayen, kini hanya menatap jengah istri nya, yang sedari tadi terus menangis dengan drama nya, bahkan tuan Arga, papah dari Berlyn ikut menatap nya dengan tatapan meringis.

"Yaudah bunda jangan ngebayangin! Jangan nangis Mulu bund! Itu ingus nya ijo loh" kata tuan Leon.

Nyonya Bella menoleh dan menatap suami nya dengan tatapan mata tajam nya.

"Ini moments sedih loh yah! Kenapa si? Ngelawak terus?" tanya nyonya Bella dengan geram.

"Ayah gak ngelawak bund, beneran kok! tanya aja eko Arga" jawab tuan Leon, sambil membawa nama tuan Arga.

"Eko siapa lagi?" sambung tuan Arga yang bertanya kepada tuan Leon, karena tuan Leon memanggil nya, dengan sebutan Eko.

"Itu loh, yang kaya di cina-cina! Lo gak tau?" jawab tuan Leon.

Tuan Arga langsung menghela napas dengan penuh rasa jengkel, maksud nya Kokok gitu? Kenapa Kokok cina jadi Eko? Jauh bangat anjir!

"Itu Kokok sialan!" jawab tuan Arga sambil berbisik pelan, kepada tuan Leon, dan tuan Leon hanya bisa menggaruk pelipis nya yang tak gatel.

.

Tes!

Suara mic milik penghulu kini sudah kembali berbunyi, walaupun bunyi nya hanya tes! Seperti ayam yang siap bertelur, bunyi telur nya 'tes'

"Semua nya sudah siap ya?" tanya penghulu lagi.

"Siap!" jawab semua orang dengan kompak.

"Maaf! Pak Arga, boleh langsung berjabat tangan, dengan saudara Brayen" suruh sang penghulu, kepada tuan Arga.

Tuan Arga mulai berjabat tangan milik Brayen, begitupun tangan Brayen, yang langsung menjabat tangan milik tuan Arga, lelaki berbeda usia itu, kini saling menatap satu sama lain.

"Saya nikahkan dan kawin kan engkau saudara BRAYEN ALBARA dengan putri saya yang bernama BERLYN ALISYAR dengan mas kawin seperangkat beha Dior dan mobil Lamborghini, tujuh karat berlian murni dan uang 200 triliun di bayar tunai!!"

"Saya terima nikah dan kawin nya, putri bapak yang bernama BERLYN ALISYAR dengan mas kawin tersebut, dibayar utang!" Brayen mengucapkan nya dengan lantang, namun di akhirnya malah salah, karena saking gugup nya, dengan acara nya sendiri.

"Tunai goblok!" timpal Alex lagi kepada Brayen, karena Brayen pasti gugup, jadi lupa dengan kata-kata ijab qobul nya sendiri.

"Tunai!" lanjut Brayen, dengan cepat.

Semua orang yang menyaksikan nya, kini hanya bisa tertawa dengan pelan, dan sambil menutup mulut, karena Brayen begitu lucu.

"Bagaimana para saksi??" ucap penghulu.

"SAHHH!!!!" dengan kompak semua orang kini yang berada disini, langsung menjawab dengan kompak dan kencang, apalagi Alex dan Vanos yang menjawab nya paling kencang di dekat telinga Brayen, sehingga Brayen terasa berdenging telinga milik nya, karena dua teman laknat nya.

"Alhamdulillahirobilalamin..."

.

Acara pengucapan ijab qobul akhirnya sudah selesai dengan lancar.