Fitnah keji membuat Selia harus menerima cacian dan hinaan yang begitu menyakitkan. Ia dicerai karena kedapatan tidur dengan kakak iparnya bahkan penjelasannya hanya dianggap omong kosong.
Apa yang dilihat belum tentu itu yang terjadi dan dibalik kejadian itu ada seseorang yang bertepuk tangan penuh kemenangan.
Harta, Tahta, Wanita. Tiga hal sensitif itu lah yang melekat pada diri Selia yang justru menjadi bumerang untuknya. Siapa pun yang menjadi suami Selia ialah yang akan menempati posisi CEO diperusahaan.
"Semakin kamu berusaha memilikiku, semakin aku membencimu!" Selia Salsabila.
"Aku hanya menginginkan Tahta, bukan dirimu!" Hiro Barayav.
Mampukah Selia membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?
Lalu apakah Hiro berhasil memiliki Selia dan memiliki apa yang dia inginkan?
Simak ceritanya hanya di novel Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9 Saran Mama Mona
Hiro mendatangi ruangan papa Louis dikantor untuk membicarakan keinginannya menikahi Selia dan menempati posisi CEO di perusahaan.
Pria itu duduk tegap menghadap sang ayah yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan menunggu hingga selesai.
"Aku ingin menikahi Selia secepatnya," kata Hiro pada papa Louis yang kini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan menatap putra sulungnya dihadapannya.
"Papa tahu kamu sangat menginginkan posisi CEO, tapi memaksa Selia untuk menikah denganmu papa nggak setuju, Hiro," balas Papa Louis.
"Kalau begitu aku akan menikahi Selia tanpa persetujuan dari Papa," kata Hiro.
"Selia nggak mencintai kamu, Hiro, kamu nggak akan bisa hidup bahagia meski ambisi kamu telah tercapai. Selia mencintai Harry dan kamu telah menyakitinya dengan menghancurkan rumah tangganya," balas Papa Louis.
Hiro menggelengkan kepala. "Aku nggak akan melakukan itu kalau saja Harry nggak merebutnya dariku. Apa yang Harry miliki semuanya adalah milikku dan aku hanya berusaha memiliki apa yang seharusnya aku miliki," kata Hiro.
Papa Louis menatap Hiro begitu dalam. Lalu, bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati dinding kaca besar. Pria paruh baya itu berdiri membelakangi Hiro dengan pandangan menatap lurus pada pemandangan kota disiang hari.
"Jika posisi CEO bisa kamu dapat tanpa menikahi Selia apa kamu akan tetap menikahinya?" tanya Papa Louis.
Hiro terdiam menatap punggung papa Louis. Ia tidak bisa menjawab karena apa yang ia lakukan selama ini bukan sekedar untuk menduduki posisi CEO melainkan untuk memiliki Selia kembali.
"Alibimu sangat bagus, Hiro, tapi Papa, Mama, dan Harry nggak bisa kamu bohongi. Dia nggak mengingatmu dan sebaiknya dia memang nggak pernah mengingatmu. Dia akan jauh lebih terluka dan membencimu bila mengingat siapa kamu sebenarnya. Jadi sebaiknya urungkan niat kamu untuk menikahinya," kata papa Louis berusaha untuk menghentikan Hiro namun pria itu justru menggelengkan kepala.
"Nggak, Pa! Aku nggak akan mengurungkan niatku untuk menikahinya. Aku ingin dia mengingatku dan kembali mencintaiku lagi," balas Hiro bangkit dari duduknya dan papa Louis membalikan tubuhnya menghadap pada pria itu.
"Jika dia mengingatmu dia hanya akan membencimu!"
"Aku nggak peduli, Pa, karena aku sudah dibenci olehnya dan aku hanya ingin bersamanya!"
Setelah mengatakan itu Hiro pergi dari ruangan papa Louis menatap dingin pada Harry yang berdiri didepan pintu. Ia tidak perduli bila Harry mendengarkan pembicaraan dirinya dengan sang papa.
Terus melangkahkan kaki ia memasuki lift dan tiba di lantai yang berbeda. Membuka kasar sebuah ruangan ia berdiri dihadapan seorang wanita yang tidak mengingat siapa dirinya.
Selia mengisyaratkan sekretarisnya untuk keluar. Kemudian menatap Hiro yang masuk tanpa izin keruangannya.
"Aku sudah berbicara dengan papa kalau aku akan menikahimu secepatnya," kata Hiro.
"Nggak! Aku nggak mau nikah sama kamu, Hiro!" tegas Selia berdiri dari duduknya menatap dingin pada Hiro.
Hiro mendekat pada Selia dan membalas tatapan wanita itu. Selia memalingkan wajah dan mendorong dada Hiro namun pria itu terus mendekat dan membisikan sesuatu di telinganya.
"Semakin kamu menolakku, semakin aku akan menjeratmu. Kita akan menikah tiga bulan dari sekarang," bisik Hiro ditelinga Selia kemudian pergi.
Tujuannya datang ke ruangan Selia hanya untuk memberitahu wanita itu bila dirinya akan menikahinya.
Sementara Selia memejamkan mata dan menghempaskan tubuhnya kekursi. Ia frustasi karena sangat sulit terlepas dari Hiro yang menginginkan posisi CEO diperusahaannya.
"Ibu ... ayah ... bagaimana caranya aku bisa melepaskan diri dari pria itu?" lirih Selia.
*
*
Selia menggenggam tes peck yang baru saja ia gunakan. Ia sengaja mengeceknya dipagi buta seperti ini untuk mengetahui dirinya hamil atau tidak pasca perceraiannya dengan Harry.
Kehamilannya akan berpengaruh besar bagi hubungannya dengan Harry dan Ia memiliki lebih banyak waktu untuk membuktikan bila dirinya tidak bersalah.
Membuka perlahan telapak tangannya Selia melihat tes peck itu. Hanya garis satu yang dimunculkan oleh tes peck itu membuat tubuh Selia luruh kelantai.
Ia ingin sekali hamil tapi hasil pengecekannya pagi ini adalah negatif.
"Kenapa aku nggak hamil? Kenapa?" tangis Selia pecah memukul-mukul perutnya sendiri.
Harapannya telah pupus. Ia tidak hamil dan hanya memiliki sedikit waktu untuk membuktikan pada Harry bila dirinya tidak bersalah.
Cukup lama Selia menangis di dalam kamar mandi hingga ia lelah dan memutuskan keluar dengan sendirinya.
Wajah sembab Selia sangat jelas terlihat oleh Mama Mona yang kini menghampiri wanita itu dan mengajaknya duduk bersama di taman belakang.
Hari masih sangat pagi bahkan matahari masih bersembunyi di tempatnya.
"Apa Hiro menyakitimu lagi sampai kamu menangis, Selia?" tanya Mama Mona dan Selia menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Lalu kenapa kamu menangis?" tanya Mama Mona meraih tangan Selia dan menggenggamnya.
"Aku nggak mau menikah sama Hiro, Ma. Aku mencintai mas Harry dan aku masih berusaha membuktikan kalau aku nggak salah dan bisa kembali padanya," lirih Selia.
Mama Mona menganggukkan kepala. "Mama sudah mendengar keinginan Hiro yang akan menikahimu. Mama nggak akan memaksa kamu untuk menikah dengannya kalau kamu memang nggak mau. Tapi, Selia, Hiro nggak akan berhenti menjeratmu sebelum dia mencapai tujuannya. Dia akan terus menjeratmu sampai dia memiliki apa yang dia inginkan. Mama juga tahu bila Harry memberimu kesempatan untuk membuktikan kalau kamu nggak salah. Mama juga tahu kamu kesulitan untuk membuktikan semuanya. Tapi, Selia, kalau mama boleh kasih saran sebaiknya kamu menikahlah dengan Hiro dan redamkan lah ambisinya. Hanya kamu yang bisa meredamkannya," kata Mama Mona.
Selia menggelengkan kepala. "Tapi aku nggak mencintai dia, Ma, aku mencintai mas Harry," balas Selia menatap Mama Mona disebelahnya.
"Mama tahu. Tapi dengan kamu menikah dengan Hiro maka kamu bisa mendapatkan bukti yang selama ini berusaha kamu dapatkan. Harry nggak akan menerima kamu sebelum kamu terbukti nggak bersalah. Semua keputusan ada ditangan kamu, Selia. Mama akan mendukung apapun keputusanmu," kata Mama Mona.
*
*
Selia melangkah gontai saat kembali ke kamarnya. Semuanya begitu rumit padahal yang ia inginkan hanyalah bahagia bersama dengan seseorang yang ia cintai.
Dilema berat tengah ia rasakan untuk memutuskan sesuatu yang akan mempengaruhi hidupnya.
Saran mama Mona menikah dengan Hiro untuk meredam ambisi pria itu dan mendapatkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah harus ia pikirkan matang-matang. Ia tidak mau menyetujui saran itu yang berakhir dirinya terjerat seumur hidup dengan pria itu.
Hiro pria yang sulit ia tebak dan ia tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Selia dan bergegas ia membuka pintu kamarnya. Menatap Hiro yang tengah bersandar didinding dengan seringai licik dibibirnya, ia kembali menutup pintu namun pria itu menahan dengan kakinya.
"Aku nggak akan membiarkanmu menolakku, Selia," kata Hiro.
*
*
Jangan lupa dukungannya ya.. 😍
smga kedpan nya Harry mnemukan cinta sejatinya. 😊