Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta
"Mas ...."
Selia menatap Harry dengan linangan air mata membasahi pipi. Ia menangis sembari memeluk selimut yang menutupi tubuh polosnya.
Tatapan penuh amarah pun bisa ia lihat dari mata suaminya yang kini tengah memukuli pria disampingnya. Ia kedapatan oleh Harry tidur bersama kakak iparnya di sebuah kamar asing yang belum pernah ia masuki sebelumnya.
Pukulan demi pukulan Harry berikan pada sang kakak namun pria yang menjadi kakaknya itu justru menyeringai tanpa bersalah sedikitpun.
"Mas, aku bisa jelasin. Ini nggak seperti yang kamu lihat," lirih Selia namun Harry tidak mendengarkan perkataannya.
Harry terus melayangkan pukulan ke wajah sang kakak melampiaskan amarah yang membuncah didalam dada.
Setitik air mata menetes dari sudut mata Harry melihat wanita yang ia cintai tidur dengan kakaknya sendiri. Ia benci penghianatan, Ia juga benci Istrinya menghianati dirinya.
"Istrimu datang padaku dan naik keatas ranjangku. Lalu, apakah aku harus mengabaikannya?" tanya Kakak Harry itu.
"Bajjingan! Kamu nggak pantas disebut Kakak, Hiro!" Harry kembali melayangkan pukulannya kewajah sang kakak tanpa menatap Selia sedikitpun.
Rasa kecewa pada sang istri membuatnya enggan menatap wanita itu. Semakin menatap Selia semakin sakit hatinya karena penghianatan wanita itu.
Selia menggelengkan kepala. "Apa yang dia katakan nggak benar, Mas. Aku dijebak. Aku nggak tahu kenapa aku bisa ada di kamar ini," kata Selia berusaha menjelaskan apa yang terjadi tidak seperti yang Harry lihat dan Hiro katakan.
Hiro tersenyum miring menatap Selia disebelahnya yang sedang berusaha menjelaskan kemudian menyeringai menatap Harry yang menghentikan pukulannya.
Hiro menarik Selia dan menciumnya dengan paksa mengabaikan Selia yang memberontak memukuli dirinya.
Tatapan Harry semakin berapi-api siap membakar sang kakak yang telah meniduri istrinya. Kembali ia melayangkan pukulannya kewajah Hiro dan menendang pria itu hingga memuntahkan darah.
"Hentikan!"
Teriakan pria paruh baya menghentikan Harry yang memukuli kakaknya. Mereka saling memberi tatapan membunuh dan Hiro mengusap darah dimulutnya. Semakin terlihatlah seringaian dibibir pria itu.
"Ada apa ini?" tanya pria paruh baya itu menatap Hiro dan Harry bergantian. Namun ia terkejut melihat menantunya ada di kamar Hiro.
"Selia kenapa kamu di kamar Hiro?" tanya pria paruh baya itu.
Selia masih menangis. Apa yang terjadi pada dirinya membuatnya syok dan terpukul. Ia hanya dijebak namun Harry sama sekali tidak mempercayai perkataannya. Pria itu lebih percaya dengan apa yang dilihat dari pada apa yang ia jelaskan.
Meski ia terbangun dalam keadaan polos diranjang yang sama dengan Hiro namun Selia yakin tidak ada yang terjadi antara dirinya dan pria itu.
"Aku dijebak, Pa, aku juga nggak tahu kenapa aku bisa ada di sini," lirih Selia menatap ayah mertuanya itu.
Mama Mona menghampiri Selia dan merangkul wanita itu membawa sang menantu keluar dari kamar Hiro.
"Bersihkan tubuhmu, Selia, kita akan membahas masalah ini," titah Mama Mona dan Selia hanya mengganggukan kepala.
*
*
Selia menatap Harry saat memasuki ruang keluarga di mana semua anggota keluarga sudah berkumpul. Sesaat tatapan mereka saling bertemu namun Harry lebih dulu memutus tatapan itu.
"Mas," lirih Selia menghampiri Harry dan menyentuh tangan pria itu.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!"
Harry menepis tangan Selia yang menyentuh tangannya dan memalingkan wajah enggan menatap sang istri yang sedang menangis di hadapannya.
Hati Selia terasa sakit Harry menolak disentuh olehnya seolah dirinya ini adalah seseorang yang sangat menjijikan.
"Aku mencintai kamu, Mas, dan aku nggak mungkin menghianati kamu. Semua yang Kak Hiro katakan itu bohong aku nggak pernah datang padanya dan aku juga nggak pernah naik keranjangnya. Aku dijebak, Mas, aku mohon percaya sama aku," lirih Selia menjelaskan pada Harry namun pria itu justru tidak mempercayainya.
Harry menghidupkan televisi yang sudah terhubung dengan CCTV rumah dan menayangkan Selia yang sedang berjalan menaiki tangga lalu berhenti didepan kamar Hiro dan memasukinya.
Setelah Selia masuk kekamar Hiro wanita itu tidak lagi keluar hingga pagi Harry datang dan memergokinya.
"Apa yang aku lihat sudah jelas membuktikan bila kamu telah menghianati aku, Selia. Kamu tidur dengan Hiro disaat aku pergi ke luar kota, bahkan kamu sendiri yang mendatangi Hiro ke kamarnya. Aku nggak nyangka ternyata kamu wanita murahan yang menginginkan dua orang pria sekaligus," kata Harry membuat Selia menggelengkan kepala sebab apa yang pria itu katakan tidak benar.
Selain tidak mempercayai dirinya, Harry juga telah menghina dirinya dan melukai hatinya dengan perkataan pria itu.
"Mas, apa yang kamu katakan itu nggak benar. Aku nggak menghianati kamu dan aku juga bukan wanita murahan. Aku mohon, Mas, percaya sama aku. Aku nggak membohongimu, aku sangat mencintai kamu," lirih Selia menangkup kedua telapak tangannya dihadapan Harry.
Harry bangkit dari duduknya dan menatap Selia yang memohon padanya. Ia sangat mencintai Selia namun pengkhianatan yang sudah wanita itu lakukan tidak bisa dimaafkan.
Selia sudah tidur dengan kakaknya, menyerahkan tubuhnya dan bertukar peluh. Bahkan di leher Selia masih nampak jelas jejak percintaan yang Hiro buat.
"Aku nggak bisa memaafkanmu, Selia. Kamu sudah menghianatiku dan aku akan menceraikanmu," kata Harry kemudian hendak pergi namun kakinya langsung dipeluk oleh Selia.
"Aku mohon jangan ceraikan aku, Mas, aku nggak pernah menghianati kamu. Aku mencintai kamu," lirih Selia menangis deras namun Harry yang sudah terlanjur kecewa padanya melepaskan tangan Selia dan meninggalkan wanita itu.
"Mas!" panggil Selia namun Harry terus melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu.
Mama Mona menghampiri Selia dan membantu wanita itu duduk disofa. Menggenggam tangan Selia Mama Mona menguatkan wanita itu.
Ia dan suami tidak berpihak pada siapapun dan menyerahkan semua keputusan pada anak dan menantunya. Namun mereka masih berharap bahwa semua ini hanyalah salah faham dan mereka masih bisa bersatu.
Selia menatap Mama Mona yang menggenggam tangannya. "Mama percaya kan sama aku kalau aku nggak menghianati mas Harry?" tanya Selia.
"Mama nggak tahu," jawab Mama Mona langsung memalingkan wajahnya.
Celia menatap ayah mertuanya dan bertanya hal yang sama. "Papa juga nggak tahu, Sel," jawab Papa Louis.
Selia merasa dadanya sangat sesak. Orang-orang terdekatnya bahkan tidak ada yang mempercayai dirinya. Semua bukti memberatkan dirinya dan menganggap ia benar-benar telah berselingkuh.
Dari sudut ruangan, Hiro yang sejak tadi memperhatikan mereka tersenyum penuh kemenangan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Wajah lebam karena pukulan Harry sama sekali tidak terasa sakit baginya karena yang ia rasakan hanyalah rasa puas telah menghancurkan rumah tangga Selia dan adiknya.
"Sejak awal memang aku yang seharusnya menjadi CEO, bukan Harry," gumam Hiro.
*
*
Terima kasih buat yang sudah mampir, jangan lupa dukungannya dan semoga betah ya baca novel ini sampai tamat.
Salam : Author Tri Haryani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
muna aprilia
lnjut
2024-05-06
1
E-ra
Berarti disini Hiro ya yang jahat.. Semangat thor updatenya..
2024-05-01
1
Ripah Ajha
sepertinya keren thor, lanjut/Angry/
2024-04-29
1