Follow Ig aku @amelia_falisha1511
Clarissa, harus menikah dengan pria yangi gin membayarnya untuk mengandung benihnya lalu mereka akan bercerai setelah anaknya lahir.
Tapi ada masalah, karena saat menjalani pernikahan kontraknya dengan bos yang kejam itu, Clarissa malah jatuh cinta.
Berbeda dengan pria kejam bersama Kevin itu, karena dia tidak pernah mencintai siapa pun dan hanya mencintai istrinya, Rebecca.
Karena tidak ingin di pisahkan dengan anaknya, Clarissa memilih pergi setelah mengetahui bahwa ternyata dia istri kedua dan hanya untuk memberikan anak aja.
Simak kisah mereka berdua disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 09
"Maaf, kami terlambat." ucap Denis saat mereka sampai di ruangan meeting.
Semua orang di Salami oleh Denis, dan mereka saling berjabat tangan. Bahkan Denis ketika memperkenalkan Clarissa sebagai sekretarisnya.
"Kenalkan, ini Clarissa. Sekertaris baru saya,"
Deg!
Clarissa menatap kaket pada pria yang ada di salah satu bangku di ruangan meeting ini. Dia adalah Kevin, pria yang telah menjadi suaminya.
Apa ini? kenapa mereka berdua bisa dipertemukan di tempat seperti ini. Tidak seharusnya dia dan Kevin bertemu. Jika sudah seperti ini apa yang harus dilakukannya?
Clarissa benar-benar merasa takut ketika melihat tatapan pria itu padanya.
Lihatlah, wajah Kevin benar-benar sudah tidak bersahabat saat ini bahkan pria itu sudah menatap tajam ke arahnya seolah-olah dia ingin menelannya hidup-hidup. Sumpah demi apapun rasanya Clarissa tidak berani menatap padanya.
Ya, Kevin merah. Dia geram karena ternyata wanita yang dinikahinya itu bekerja dengan pria yang telah lama menjadi musuhnya dalam dunia bisnis. Denis Sugiarta, salah satu saingannya dalam bisnis dan dia tidak menyukai pria itu.
Denis mendatangi Kevin dan ingin menjabat tangannya, sayangnya itu tidak terjadi karena pria itu tidak ingin bersalaman dengannya.
Melihat reaksi Kevin yang seperti itu membuat Clarissa paham bahwa ada yang tidak beres di sini. Pasti ada sesuatu yang membuat Kevin tidak mau berjabatan tangan dengan Denis.
Sementara Denis hanya bisa tersenyum kecil melihat sikap Kevin padanya yang masih sama seperti dulu. Kesombongan pria itu memang masih melekat dengan sempurna hingga saat ini.
Meeting pun di mulai. Semua orang memperhatikan jalannya meeting dengan begitu fokus, tanpa mereka sadari jika saat ini ada Kevin yang terus saja menatap Clarissa dan dia tau bahwa sejak tadi suaminya itu terus saja menatap ke arahnya.
"Bagaimana ini? Pasti dia akan marah nanti." ucap Clarissa dalam hati.
Dia benar-benar takut ketika melihat tatapan suaminya. Kevin menatapnya dengan begitu tajam, dan itu membuat Clarissa merasa tidak nyaman. Sungguh, posisinya saat ini serba salah.
"Ada Apa Clarissa?" tanya Denis ketika melihat sekretarisnya itu merasa gelisah. Denis benar-benar pria yang sangat peka dan hanya melihat Clarissa gelisah seperti itu saja dia langsung mempertanyakan apa yang terjadi dengannya.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Clarissa mendekati Denis dan mereka berbicara dengan pelan, karena Clarissa takut menganggu jalannya meeting.
Dia mengatakan pada Denis bahwa dia ingin pergi ke toilet dan sayangnya Denis menawarkan untuk menemaninya karena takut jika Clarissa tidak tau tempat ini karena memang tempat ini begitu private.
"Biar ku antar," Denis sudah hendak bangkit dari tempat duduknya, sayangnya Clarissa langsung menolak pria itu karena takut jika Kevin semakin marah padanya.
"Tidak perlu pak, Saya bisa pergi sendiri."
"Oh, baiklah." jawab Denis ketika Clarissa menolak tawaran darinya.
Karena sudah terlanjur basah akhirnya Clarissa benar-benar memilih pergi ke kamar mandi, tanpa diketahui olehnya bahwa Kevin pun ikut keluar dari dalam ruangan meeting dan menunggunya di depan toilet wanita.
Saat Clarissa keluar dari toilet, dia langsung kaget ketika melihat suaminya di sana.
"Mas, Kevin-?" gumamnya kaget ketika melihat pria itu sudah berada di depannya saat ini.
"Kenapa? kau kaget?" tanya Kevin ketika melihat reaksi istrinya seperti itu.
"Ku pikir kau wanita baik-baik. Sayangnya aku salah menilai mu karena kau bukan wanita yang baik-baik. Seharusnya aku tahu bahwa wanita sepertimu tidak akan cukup dengan satu orang pria."
"Apa maksud kamu mengatakan hal seperti itu mas?" tanya Clarissa karena dia tidak terima dengan apa yang Kevin tuduhkan padanya.
Suaminya itu mengatakan hal seperti itu padanya di saat dia tidak melakukan apapun.
"Kenapa? kau marah atau kau tidak terima dengan apa yang aku katakan? seharusnya kau sadar bahwa kau itu sudah menikah dan kau berstatus sebagai istri orang. Tidak seharusnya kau dekat dengan pria lain selain suamimu!"
"Aku sadar bahwa aku adalah istri dari seorang pria bernama Kevin, sayangnya pria itu tidak pernah menganggap aku sebagai istrinya. Dia meninggalkanku dan membiarkanku tinggal sendirian di apartemen mewah miliknya. Terhitung sudah seminggu ini dia meninggalkanku begitu saja tanpa kabar apapun. Lalu apa yang bisa kulakukan? aku harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupku. Aku memang sudah sah menjadi istri kamu mas, tapi kamu tidak pernah menganggapku seperti istrimu. Kamu juga yang mengatakan bahwa sampai kapanpun Kamu tidak akan pernah menganggapku sebagai istrimu, jadi untuk apa aku bertahan di apartemen itu? lebih baik aku bekerja dan mencari uang untuk kehidupan ku sendiri. Setidaknya aku memiliki penghasilan untuk biaya hidupku. Bukan berpangku tangan pada pria yang berstatus sebagai suamiku!"
***
pasti ada jalan keluar utk mu Clarissa