NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Kekuatan

Dentingan logam bergema di udara saat Pedang Penyerap Jiwa dan belati hitam Paman Chen beradu untuk kesekian kalinya. Namun kali ini, impact-nya berbeda. Retakan-retakan kecil mulai muncul di permukaan belati hitam itu.

"Tidak mungkin..." Paman Chen mundur, matanya melebar melihat senjata andalannya mulai hancur. "Belati Pemecah Surga ini... digembleng dengan darah seribu kultivator!"

Liu Wei tidak menjawab. Energi putih murni yang menyelimutinya semakin intens, tapi dengan setiap peningkatan kekuatan, tubuhnya semakin memudar - seolah dia perlahan-lahan menghilang dari dunia ini.

"Sepuluh menit," suara Kaisar Bayangan memperingatkan. "Paling lama sepuluh menit sebelum tubuh ini tidak bisa menahan kekuatan ini lagi."

Di dalam formasi segel, kondisi Xiao Mei semakin memburuk. Pedang Pembakar Surga di atasnya bergetar semakin liar, resonansinya dengan Pedang Penyerap Jiwa menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar.

"Liu Wei..." Xiao Mei berusaha bangkit, tapi segel-segel yang mengikatnya semakin menguat. "Kumohon... jangan seperti ini..."

Untuk sesaat, Liu Wei menoleh ke arahnya. Dan dalam pandangan singkat itu, Xiao Mei melihat sesuatu yang membuat hatinya mencelos - mata Liu Wei yang biasanya keemasan kini nyaris transparan, seolah jiwa di baliknya perlahan menghilang.

"Masih belum mengerti juga?" Paman Chen mendadak tertawa. "Gadis itu... dia kunci dari segalanya! Dengan kekuatan Pedang Pembakar Surga yang mengalir dalam darahnya, dia akan menjadi wadah sempurna untuk kebangkitan Kaisar Langit!"

Liu Wei tersentak. "Kaisar... Langit?"

"Ah," Kaisar Bayangan bergumam. "Jadi itu rencananya. Menggunakan jiwa yang telah retak sebagai jembatan antara dunia fana dan alam keabadian. Licik... tapi brilian."

"Tepat sekali!" Paman Chen merentangkan tangannya. "Klan Liu yang agung... hancur bukan karena pengkhianatan, tapi karena PENGORBANAN! Kami semua... adalah batu loncatan untuk tujuan yang lebih besar!"

Mendadak, Paman Chen menghunuskan belatinya ke dadanya sendiri. Darah hitam menyembur, tapi alih-alih jatuh, dia tersenyum semakin lebar. "Dan sekarang... biarkan aku menunjukkan padamu... harga sesungguhnya dari kekuatan!"

Tubuh Paman Chen mulai berubah. Kulitnya menghitam dan mengeras, membentuk semacam armor yang terbuat dari darahnya sendiri. Matanya yang dulu ramah kini berubah merah menyala.

"Teknik Terlarang: Armor Darah Seribu Jiwa!"

Liu Wei merasakan perubahan dramatis dalam energi spiritual di sekitarnya. Paman Chen telah mengorbankan kultivasinya sendiri, menukarnya dengan kekuatan yang jauh lebih gelap dan berbahaya.

"Lima menit," Kaisar Bayangan memperingatkan lagi. "Kau harus memutuskan sekarang. Selamatkan gadis itu... atau hentikan ritualnya."

Guru Feng, yang masih bertarung melawan para pengawal, berteriak, "Wei'er! Pedangnya! Kau harus..."

Tapi kalimatnya terputus saat salah satu pengawal berhasil menembus pertahanannya, pedang qi menembus bahunya.

Waktu seolah melambat bagi Liu Wei. Di satu sisi, ada Xiao Mei - gadis yang telah memberinya alasan untuk terus hidup setelah kehilangan ingatannya. Di sisi lain, ada tanggung jawabnya sebagai pewaris terakhir Klan Liu.

"Wei'er..." Xiao Mei berbisik, air matanya jatuh. "Lakukan... lakukan apa yang harus kau lakukan."

Dalam momen itu, Liu Wei teringat sesuatu - ingatan samar yang mungkin bukan miliknya:

"Kekuatan sejati... bukan tentang seberapa banyak yang bisa kau hancurkan. Tapi tentang seberapa banyak yang bisa kau lindungi."

Menggenggam Pedang Penyerap Jiwa dengan kedua tangan, Liu Wei membuat keputusannya.

Karena terkadang... pilihan terberat bukanlah antara benar dan salah.

Tapi antara dua hal yang sama-sama benar.

1
Yurika23
cresendo teh naon nya?
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!