Shankara Adhiyaksa. Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono, lelaki tampan mapan dan kaya raya tentunya.
Hidup aman tenang dan damai yang ia jalani berubah seketika ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang perempuan pilihan ayahnya,
Disisi lain pertemuannya dengan wali kelas adiknya membuat Shankara sedikit terusik karena perasaan yang ia rasakan pada wali kelas adiknya sedikit berbeda, bisa di bilang ia jatuh cinta pada pandangan pertama
Tapi ia juga tidak mungkin mengecewakan ayahnya walau hatinya bersikeras menolak permintaan sang ayah
Di hadapkan pada dua pilihan, siapa yang akan di pilih Shankara pada akhirnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skinant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
"Kalau begitu bunda juga mau ikut pindah ke sana" ucap Annisa saat berhadapan dengan anaknya
"Lalu bagaimana dengan Shaka dan Khay?" tanya Shan
"Mereka juga ikut"
"Bun, aku kesana untuk sekolah bukan untuk melarikan diri jadi tenang saja aku pasti pulang lagi" ucap Shan meyakinkan ibunya
"Tapi 2 tahun itu lama dan kata ayahmu kau tidak akan pulang sebelum pendidikanmu berakhir?"
"Rencana awalku memang seperti itu tapi sepertinya setiap bisa libur aku akan pulang menemui bunda"
"Tapi rasanya berat sekali melepaskan mu sendiri di negri orang"
"Aku sudah dewasa bun, aku tau apa yang ku lakukan aku juga tau mana yang baik dan mana yang buruk lagipula paman Joshua akan ikut bersamaku nanti"
"Berjanjilah untuk pulang jika ada kesempatan dan sering-sering mengabari bunda ya"
"Aku janji" jawab Shan,
...****************...
Malam ini acara pertunangan Shan dan Bella akan di lakukan secara mewah, sudah banyak tamu yang hadir untuk menyaksikan acara pertunangan mereka malam ini,
"Sudah siap?" tanya Shaka pada kakaknya
"Aku ingin lari dari tempat ini" jawab Shan lesu,
"Mau ku bantu?" tawar Shaka serius
"Jangan mempermalukan bunda dan ayah" Khay ikut menimpali pembicaraan saudara laki-lakinya,
"Setelah ini kalian harus menurut pada bunda dan jangan pernah membuat onar di sekolah" nasihat Shan pada kedua adiknya
"Ucapanmu seperti orang yang mau pergi jauh saja" Shaka menimpali ucapan kakaknya
"Lakukan saja perintahku jangan membantah!"
"Kakak tidak berpikir untuk terjun dari lantai ini kan?" Khay mendekati kakaknya sambil memasang raut wajah khawatir,
"Untuk apa? Sia-sia sekali"
"Kalau begitu tidak usah bicara yang aneh-aneh!"
"Apanya yang aneh? Aku menasehati kalian supaya tidak merepotkan bunda dan ayah, apa yang aneh dari ucapan itu?"
"Kau itu hanya bertunangan! Setelah selesai kau juga akan pulang ke rumah jadi jangan berkata seolah-olah kau akan melarikan diri setelah ini!" jawab Shaka kesal
Mereka terus berdebat hingga pintu ruangan Shan di ketuk dari luar,
"Acara sudah hampir mulai ayo keluar" Reenan muncul di balik pintu ruangan Shan dan memanggil ketiga anaknya
Mereka berempat berjalan beriringan menuju aula tempat acara akan di lakukan, walau enggan Shan tetap berusaha memasang wajah ramah sebisanya walau tidak banyak merubah wajahnya yang terkesan dingin dan datar,
"Senyum kak" bisik Khay pada Shan yang duduk di sebelahnya
"Untuk apa?"
"Kau lebih mirip seperti narapidana yang akan di eksekusi mati"
"Mulutmu"
"Makanya tersenyum"
"Ssttt" Annisa memperingatkan Shan dan Khay agar tidak ribut sendiri di tengah acara yang sedang berlangsung,
Hingga tiba saat Shan dan Bella di panggil naik ke atas panggung untuk saling bertukar cincin,
Shan berjalan tegak dan menunggu Bella yang di antarkan teman-temannya untuk naik ke atas panggung,
Shaka yang bertugas membawakan cincin juga berwajah sama dengan sang kakak. Datar. Tanpa ekspresi dan tanpa senyuman
Bahkan saat sesi foto Shan dan Bella hanya Bella yang terlihat bahagia, Shan benar-benar tidak bisa sedikit saja menunjukan wajah bahagia di malam ini,
"Tersenyumlah sedikit" bisik Bella pada Shan,
"Kau saja" jawab Shan
Acara terus berlanjut hingga tengah malam, keluarga Shan mengantarkan keluarga Bella hingga depan pintu hotel yang mereka tempati untuk acara malam ini.
Mereka beramah tamah karena yang keluarga Bella pikir sebentar lagi mereka akan menjadi satu keluarga besar,
Tidak ada yang akan menyangka jika setelah ini Shan akan langsung pergi keluar negeri,
...****************...
"Aku berangkat, sampaikan pada Shaka dan Khay permintaan maafku karena tidak langsung berpamitan pada mereka" pamit Shan pada bundanya,
Annisa hanya mengangguk ia terus saja menangis melepas kepergian putra sulungnya, jika seperti ini harusnya ia lebih kuat untuk menentang keinginan suaminya yang berniat menjodohkan Bella dengan Shan,
"Jangan menangis bun, aku itu hanya pergi sekolah" ucap Shan lagi, Annisa mengangguk tapi air mata terus keluar dari kedua matanya,
"Bunda selalu mendoakan untuk kebaikanmu di sana" ucap Annisa sambil sesenggukan,
"Baiklah, aku pergi" Shan memeluk Annisa dan Reenan bergantian,
"Ayo pulang, anak-anak akan bingung mencarimu nanti" Reenan mengajak Annisa untuk pulang saat Shan sudah tidak terlihat lagi,
"Seandainya..."
"Bun" tegur Reenan
Reenan tau pasti setelah ini Annisa akan menyalahkannya tentang perjodohan yang ia setujui ini, Annisa pasti akan terus mengungkit perbuatannya ini hingga ia bosan sendiri membahasnya nanti,
...****************...
"Dimana kakak?" Khay bertanya pada Annisa saat ia tidak menemukan Shan di dalam kamarnya,
"Nanti bunda jelaskan, panggil Shaka sekalian kita bahas setelah sarapan"
Khay bergegas menuju kamar Shaka untuk membangunkan kembarannya itu, hatinya mendadak cemas ketika bundanya berkata demikian
"Pasti ada yang tidak beres" gumam Khayla pada dirinya sendiri
"Shaka!" panggil Khayla saat membuka pintu kamar Shaka
"Kakak! Panggil aku kakak!" omel Shaka ketika mendengar adiknya hanya memanggil namanya
"Terserah, cepat keluar bunda mau menjelaskan sesuatu"
"Sebentar" Shaka turun dari tempat tidurnya dan menghampiri kembarannya yang berada di depan pintunya
"Sepertinya kakak tidak di rumah"
"Tau darimana?" tanya Shaka heran
"Aku tadi ke kamar kakak dan dia tidak ada di sana, dan tempat tidurnya masih tertata rapi"
"Mungkin di kamar mandi"
"Tapi kamarnya dingin, seperti tidak di tempati sebelumnya"
"Biar ku lihat"
Shaka bergegas menuju kamar kakaknya, ia ingin memastikan sendiri perkataan Khayla barusan,
Ceklek
Shaka menatap kamar kakaknya dengan penuh selidik, setelah mengamati cukup lama Shaka melangkah masuk ke dalam kamar Shan,
Shaka mengecek beberapa barang yang biasa Shan gunakan,
Jam tangan, laptop, i-pad sudah tidak ada di tempatnya, Shaka beranjak ke arah lemari pakaian dan melihat beberapa tumpuk baju sudah berkurang juga koper yang biasa Shan gunakan sudah tidak terlihat lagi,
"Dia benar-benar pergi" ucap Shaka pada Khayla yang mengawasinya dari ambang pintu
"Bunda" panggil Shaka saat melihat Annisa sedang duduk di ruang makan
"Duduk" perintah Reenan saat melihat anak kembarnya
Shaka dan Khayla duduk seperti perintah Reenan, saat ingin membuka mulutnya Reenan sudah mencegahnya terlebih dahulu
"Makan! Setelah makan tanyalah sesukamu"
Walau enggan Shaka dan Khayla tetap menuruti perintah ayahnya, mereka makan dengan sedikit buru-buru,
"Sekarang apa yang ingin kalian tanyakan?" tanya Reenan
Dua anak kembar itu saling pandang saat melihat tatapan ayahnya yang entah kenapa membuat nyali mereka menciut seketika,
"Ayah" cicit Khayla
"Hm?"
"Dimana kakak?" sambung Khayla,
Shaka hanya menyimak mereka pembicaraan adik dan ayahnya,
"Kakakmu sudah berangkat tadi pagi, dia sedang melanjutkan kuliahnya" jawab Reenan
"Kalau begitu aku akan menyusul kakak, aku tidak mau di rumah aku juga tidak ingin bernasib seperti Shan nantinya jika aku di rumah"
"SHAKA!"