Istri Pilihan Shankara
"Kak, teman ayah mau memperkenalkan putrinya padamu" sang bunda menghampiri Shan yang sedang bersantai di ruang TV
"Kapan-kapan ku temui, jadwalku sudah penuh sampai akhir bulan ini" jawab Shan enggan,
"Mau sampai kapan mengelak terus, kalau tidak mau di jodohkan bawa ke sini calon menantu bunda" lanjut sang bunda
Shan menghela nafas, jika ada perempuan yang sama seperti bundanya ia akan segera menikahinya tanpa harus terus menerus di suruh seperti ini,
"Jika ada wanita seperti bunda besok pagi akan segera ku nikahi" jawab Shan,
"Kak!" tegur Annisa sedikit keras
"Lalu aku harus bagaimana jika role mode ku dalam mencari istri adalah bunda?" jawab Shan lagi
"Bunda juga tidak sesempurna itu nak, bunda masih banyak kekurangan jadi carilah istri yang seperti hatimu mau, jangan seperti bundamu"
...****************...
Shankara Adhiyaksa
Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono kini menjelma menjadi seorang laki-laki tampan dan rupawan
Pembawaan yang tenang dan dingin membuat siapa saja yang bertemu dengannya menjadi sungkan dan enggan jika harus berada lama-lama bersama dengannya
Di usianya yang baru menginjak 25 tahun sang bunda sudah menyuruhnya untuk segera menikah, mengingat bahwa orang tuanya sudah semakin menua pastilah mereka menginginkan seorang cucu darinya,
Tapi apa mau dikata, ia juga sudah berusaha untuk mencari istri yang tepat untuknya, tapi tidak ada seorangpun yang Shan rasa cocok untuk menjadi istrinya,
"Doakan saja agar segera bertemu bun, lagipula aku juga belum berpikir sampai sana mungkin 4 sampai 5 tahun lagi aku baru siap untuk menikah"
"Adikmu saja sudah punya pacar kak"
"Dia playboy cap kadal, mana bisa di samakan dengannya bun"
Annisa mengalah, memang benar usia Shan masih terbilang muda tapi mengingat dirinya dan suaminya sudah masuk usia senja jadi ia ingin melihat putra putrinya menikah sebelum mereka berpulang nanti,
Selama ini hidup putranya di habiskan untuk sekolah dan bekerja tidak pernah sekalipun ia mendengar jika Shan mempunyai pacar atau dekat dengan perempuan
Annisa bahkan sempat berpikir apa putranya kurang tampan hingga sulit menemukan kekasih? Tapi banyak ibu-ibu sekitar rumahnya atau teman-teman Annisa bahkan teman-teman Reenan ingin menjodohkan Shan dengan anak perempuan mereka,
"Aku mau melanjutkan sekolahku bun, aku mau ambil S2 dulu baru berpikir untuk menikah"
"Ya sudah, tapi di Indonesia saja tidak usah ke luar negeri"
"Iya, lagipula aku harus membantu ayah jadi tidak mungkin aku pergi jauh"
...****************...
"Apa?" tanya Shan saat ponselnya terus berdering,
Saat ini Shan sedang rapat dengan timnya dan Shaka terus saja menelponnya tanpa henti
"Untuk apa aku ke sekolahmu?" tanya Shan lagi
Shaka tiba-tiba menyuruhnya untuk ke sekolah adiknya tanpa tau apa penyebabnya
"Katakan dulu alasannya"
"Aku memukuli siswa lain" Shaka akhirnya mengaku
"Tanggung jawab sendiri!"
"Ayolah kak bantu aku, ayah bisa menghajar ku kalau tau aku membuat onar" pinta Shaka lagi
"Baiklah, tapi nanti aku yang akan menghajarmu!"
Shan mematikan sambungan telfonnya dan berpamitan serta minta maaf tidak bisa melanjutkan rapat pada anggota timnya,
Shan langsung pergi ke sekolah adiknya, ia baru tau kalau adiknya bisa memukul orang lain, ia kira Shaka hanya bisa membual dan bermulut besar serta jahil saja tapi nyatanya bukan hanya itu
Saat sampai di lingkungan sekolah adiknya sudah terlihat Shaka menunggunya di tempat parkir
Shan datang saat jam istirahat berlangsung, dan dirinya langsung menjadi pusat perhatian para siswa terutama siswi di sana
Visual keluarga Adhiyaksa memang tidak bisa di ragukan, siapa yang akan menyangkal bahwa kriteria menantu idaman ada pada putra putri keluarga Reenan
"Jangan tebar pesona disini!" Shaka melihat kakaknya sebal
"Siapa?" tanya Shan bingung
"Kau! Lepas kacamatamu!"
Shan melepas kacamata hitam yang ia pakai, ia bahkan tidak sadar kalau ia masih memakai kacamatanya,
Setelah itu ia melangkah masuk bersama adiknya
"Loh kakak sudah disini?" Khay menghampiri Shan saat melihatnya
"Iya, dia memanggilku kemari"
"Padahal aku sudah telfon ayah" ucap Khay dengan entengnya yang membuat Shaka keringat dingin seketika
Tepat ketika itu terlihat Reenan memasuki area sekolah Shaka dan Khay
"Kenapa bilang ayah? Aku kan sudah bilang kalau aku akan menelfon kak Shan!" kesal Shaka pada adiknya
"Ingat bu Tita bilang apa? Suruh orang tuamu kesini, berarti benar kan aku menelfon ayah beliau kan orang tuamu!"
"Khayla" desis Shaka menahan amarah
"Shaka"
Panggilan dingin dan tegas masuk ke telinga Shaka dari arah belakangnya
"Ayah" panggil Shaka takut-takut
...****************...
"Saya minta maaf atas kegaduhan yang di sebabkan oleh putra saya, saya juga akan menerima dengan lapang dada apabila sekolah ingin memberikan hukuman sebagai efek jera untuk Shaka" terang Reenan yang berhadapan dengan bu Tita selaku guru BK di sekolah anaknya
Reenan tau bukan putranya yang memicu pertengkaran, Reenan juga sadar putranya hanya menolong seseorang dari tindak pembullyan yang di lakukan anak-anak lain tapi Reenan ingin memberi efek jera juga pada putranya agar tidak bertindak sesuai egonya, semua ada caranya bukan hanya dengan kekerasan semata
Reenan menerima jika anaknya akan di skors oleh pihak sekolah karena memukuli temannya hingga salah satu harus di bawa ke rumah sakit, bahkan Reenan juga mau bertanggung jawab atas semua biaya pengobatan untuk siswa yang Shaka pukuli,
Hingga pintu ruangan BK terbuka secara tiba-tiba menampakkan seorang perempuan berseragam guru yang tiba-tiba masuk
"Maaf menyela" ucapnya sedikit terengah "Perkenalkan saya Septiana wali kelas Shaka" sambungnya
"Bu maaf tapi bisakah hukumannya di kurangi menjadi 3 hari? Senin depan sudah mulai ulangan kenaikan kelas jadi saya mohon dengan sangat untuk memberi keringanan pada hukuman Shaka" ucapnya secara langsung pada bu Tita
"Dia guru favoritku" bisik Shaka pada kakaknya
"Apa peduliku?"
"Aku setuju jika kakak mau menikahinya"
"Diam"
...****************...
"Letakkan kunci motor" titah Reenan pada Shaka
Shaka menurut dan meletakkan kunci motor kesayangannya
"Mulai besok kalian berdua berangkat dengan Shan!"
"Ayah aku memang selalu berangkat dengan kak Shan, tapi kenapa aku harus ikut duduk disini sedangkan aku tidak punya salah apapun" sela Khay
"Ini peringatan untuk kalian berdua, jika sekali lagi ada yang berbuat onar di sekolah kalian berdua akan menanggungnya bersama"
"Ayah tapi....."
"Tidak ada tapi Khay, keputusan ayah sudah bulat!" ucap Reenan final
"Kalian berdua jangan menelfon ku lagi jika membuat masalah! Telfon ayah saja dan jangan telfon bunda!" peringat Shan pada kedua adiknya, Reenan hanya menatap putra sulungnya dengan tatapan heran,
Tok
tok
tok
Pintu ruang kerja Reenan terketuk dari luar
Annisa membuka sedikit pintu dan mencari keberadaan Shan juga Reenan,
"Ayah, teman ayah datang bersama putrinya, dan kakak bersiap-siaplah untuk bertemu mereka" ucap Annisa langsung menutup pintu kembali
Reenan segera menyusul istrinya, tapi Shan hanya memandang datar pintu ruangan Reenan
"J*l*ng mana lagi kali ini?" ucap Shan lirih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ida Miswanti
🤦mulut mu Shan terlampau pedas
2024-07-16
0