NovelToon NovelToon
Tawanan Miliarder Posesif

Tawanan Miliarder Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: ayu andita

follow aku di IG : ayu_andita28

Hutang 10 Milyar yang dimiliki orang tua Serenity Lily membuat gadis itu menjadi korban dari seorang CEO kejam. Dia menjadi tawanan sang CEO yang tampak marah dan dendam pada orang tua Lily.

Akankah Lily mampu terlepas dalam penjara yang dibuat oleh sang CEO atau justru terjerat dalam pesonanya. Sementara pria itu hanya menjadikan Lily sebagai tawanan!

Akankah Lily akan menemukan bahagianya atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Acara Kencan Buta

Setelah Xander berangkat ke kantor, Lily merasa rumah terasa lebih sepi dari biasanya. Meskipun matahari pagi baru saja mulai menyinari ruangan, suasana hatinya tetap Terasa mendung. Pikirannya terus-menerus melayang pada kenyataan bahwa besok suaminya akan terbang ke luar negeri untuk mengurus proyek penting bersama klien. Lily mencoba mengalihkan perhatian ddenga merapikan mansion, tetapi bayangan tentang perjalanan Xander terus membayangi pikirannya.

Setiap kali dia melihat benda-benda milik Xander yang tertinggal di rumah, seperti kemeja kerja yang masih tergantung di belakang pintu kamar, atau buku catatan yang sering digunakan suaminya di meja kerja, rasa cemas dan rindu yang aneh mulai merayapi hatinya.

Dia tahu bahwa perjalanan ini sangat penting bagi karir Xander dan bahwa suaminya sangat profesional dan berdedikasi terhadap pekerjaannya. Namun, sebagai istri, Lily tak bisa sepenuhnya mengabaikan kekhawatiran akan jarak dan waktu yang akan memisahkan mereka.

Saat duduk di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di tangannya, Lily merenungkan segala kemungkinan dan skenario yang mungkin terjadi selama Xander berada di luar negeri. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa komunikasi akan membuat mereka tetap terhubung meskipun terpisah jarak ribuan kilometer.

Namun, ada bagian dari hatinya yang masih merasa resah, takut akan kesepian dan kekosongan yang mungkin dia rasakan selama beberapa minggu ke depan.

"Aku tidak boleh kayak gini, lagipula Xander ke sana untuk mengurus pekerjaan." gumam Lily.

Sementara di perusahaan

Di perusahaan SterlingCorp, Xander sedang tenggelam dalam kesibukannya, mengerjakan berbagai tugas yang menumpuk di mejanya. Tak lama kemudian, Bram datang menghampiri dengan senyum ramahnya, membuka percakapan dengan beberapa kalimat basa-basi untuk mencairkan suasana.

"Bagaimana kalau kita liburan bareng akhir pekan nanti?"tanya Bram.

"Sepertinya aku tidak bisa Bram, sebaiknya kau ajak saja Alina." cetus Xander.

"Memangnya kau mau ke mana?" tanya Bram lagi.

"Ada klien yang harus aku temui." jawabnya tanpa menjelaskan secara lanjut.

Setelah membalas sapaan dan mengobrol dengan Bram, Xander kembali sibuk dengan pekerjaan yang harus diselesaikannya. Percakapan mereka pun berlanjut dengan santai.

Setelah beberapa saat berbincang, Bram memutuskan sudah waktunya untuk pulang. Dengan senyum hangat, dia menepuk bahu Xander sebagai tanda perpisahan, lalu beranjak dari ruangan tersebut. Bram berjalan melewati lorong-lorong kantor yang mulai sepi, beberapa karyawan lain juga sudah bersiap-siap untuk pulang. Dia menyapa beberapa orang dengan anggukan kecil dan senyuman sopan, kemudian memasuki lift yang akan membawanya ke lantai dasar.

Keluar dari gedung SterlingCorp, Bram merasakan angin sore yang sejuk menerpa wajahnya. Ia berjalan ke arah parkiran, di mana mobil sport hitamnya terparkir dengan rapi.

Setelah masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin, Bram melaju keluar dari area parkir, mengarahkan mobilnya menuju penthouse mewahnya di pusat kota. Selama perjalanan, Bram menikmati pemandangan kota yang dipenuhi dengan lampu-lampu gemerlapan, menciptakan suasana malam yang hidup.

Sesampainya di gedung apartemen tempat penthouse-nya berada, Bram memarkir mobilnya di tempat parkir pribadi yang telah disediakan. Dia mengambil lift khusus yang langsung menuju lantai paling atas. Saat pintu lift terbuka, Bram disambut oleh pemandangan interior penthouse yang modern dan elegan, dengan jendela besar yang memberikan pemandangan indah kota di malam hari.

Bram melepaskan jasnya dan meletakkannya di sofa, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas anggur merah. Dengan segelas anggur di tangan, dia berjalan ke balkon dan berdiri di sana, menikmati angin sore dan pemandangan kota yang terbentang di hadapannya.

"Shitt!"

Sambil menikmati segelas anggur merah di balkon penthouse-nya, Bram mulai merenungkan pertemuannya dengan Xander tadi di kantor. Pikiran Bram beralih ke Lily, istri Xander yang cantik dan penuh pesona. Ingatan tentang tawa dan senyum Lily membuat Bram semakin merasa iri.

Bagaimana mungkin Xander, sahabat lamanya, bisa begitu beruntung dalam segala hal? Pekerjaan yang sukses, kehidupan yang stabil, dan sekarang memiliki istri secantik Lily.

Bram menghirup anggurnya dalam-dalam, matanya menyipit saat memikirkan betapa seringnya Xander tampak begitu bahagia dan puas dengan kehidupannya. Pikiran itu membuat perasaan iri semakin menguat di hatinya.

Bram selalu menganggap dirinya cukup beruntung, dengan kekayaan dan gaya hidup mewah, tetapi melihat kebahagiaan Xander dengan Lily membuatnya merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya.

Diam-diam, Bram mulai merencanakan bagaimana cara untuk lebih mendekati Lily. Bagaimana caranya membuat Lily melihatnya bukan hanya sebagai sahabat suaminya, tetapi sebagai pria yang pantas mendapatkan perhatiannya.

Pikiran ini terus berputar di benaknya, membangkitkan hasrat yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Bram tahu bahwa langkah yang ia pertimbangkan sangat berisiko, bisa menghancurkan persahabatannya dengan Xander dan merusak hubungan mereka bertiga, tetapi perasaan irinya terus mendorongnya.

Dengan segelas anggur yang hampir habis, Bram berdiri di balkon, memandang jauh kerlipan lampu kota di bawah sana. Sore itu, sebuah keputusan mulai terbentuk dalam pikirannya.

Jika Xander bisa memiliki semuanya, mengapa dia tidak bisa? Bram mulai menyusun rencana untuk mendekati Lily, dengan niat tersembunyi yang hanya dia sendiri yang tahu. Ketika senja mulai menyengat, perasaan iri dan ambisinya tumbuh semakin kuat.

"Harusnya aku yang ada disisi Lily. Kenapa takdir tak pernah berpihak padaku?" gumam Bram kesal.

"Sekali saja, bisakah aku menjadi pemenang.Kenapa Xander selalu mendapatkan keberuntungannya?"

Pukul tujuh malam, Bram keluar dari kamar dan menuju ke meja makan. Pelayan telah menyiapkan makanan malam untuknya.Seperti biasa dia selalu dalam kesendirian.

Suara langkah kaki mendekatinya. Tak lama seorang wanita paruh baya datang berkunjung.

"Malam Bram, mama harap kamu besok mau menghadiri acara kencan yang telah mama rencanakan!"

Deg

Bram tentu saja terkejut mendengar pengakuan sang mama.Pria itu tentu saja berontak dan menolaknya mentah-mentah.

"Aku tidak mau Ma, bagaimana bisa mama menyuruhku untuk berkencan?" tanyanya.

"Kenapa kamu menolak Bram, lagipula perempuan pilihan mama itu yang paling terbaik dan nama baik kita tak akan tercoreng." pekiknya.

"Aku tetap tidak setuju, ma." tegasnya

Nyonya Dilla menatap tajam ke arah putra satu satunya itu.Wanita paruh baya itu tentu saja marah saat tahu putranya menjadi pembangkang.

. "Jelaskan alasannya, kenapa kamu menolak?"

"Mama tak ingin kamu berhubungan dengan wanita berstatus miskin dan berpendidikan rendah."

Bram terdiam setelah mendengar pernyataan mamanya. pria itu membuang napas berat, berusaha mengendalikan emosinya agar tak lepas kendali.

Setelah itu keduanya makan malam bersama dalam suasana sunyi.Bram kembali memikirkan tawaran sang mama.

Beberapa menit berlalu usai makan malam, mama kembali mengobrol dengan sang anak.

1
mbok Darmi
xander oon egois knp ngga mati aja sekalian saat kecelakaan bikin emosi
mbok Darmi
xander udah amnesia bikin kesel aja itu malah bikin masalah baru saat alina ada di mansion, lebih baik lily pergi saja biar kan xander hidup dgn alina yg ada kamu malah stress aku jamin xander akan lebih memperhatikan alina krn yg diingat hanya masa lalunya
Bivendra
lbh baik qm pergi ly jika dy mmg untukmu dy akan kembali dgn caranya sndri sdh ckup bertahan dlm kesulitan
kdg qt hrus pergi agar mengerti rasa kehilangan
Bivendra
aq kasihan bgt sm lily sllu menderita
merry jen
apa xanderr berubhh dingin gr gr Alina mnggllknn xanderr
Miss Apple 🍎
seru lanjut kak
Miss Apple 🍎
lanjut
Yanti Gunawan
gmn si ya sampe detik ini msh ga nyambung ktnya gak boleh jatuh cinta dn ada perjanjian trs knp tetiba ada kata mencintai oy
mbok Darmi
ternyata bram pecundang
Bivendra
enak aja ud sama2 bobo terus malah ninggalin gt aja
otak lu dmn bram
mbok Darmi
semoga alina hamil anak bram biar seru mau tdk mau alana hrs nikah sama bram demi anak yg dikandung nya
Miss Apple 🍎
nikah aja Bram dan Alina
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
jangan tengok masa lalu
Bivendra
aq rada bingung sm xander n lily sllu
jwbn aq sayang cinta xander
kita akan melewati ini smw
tp lht lah
mading² sndri
Miss Apple 🍎: sama masih terbayang masa lalu keknya
total 1 replies
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
kasihan Lilu
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lamjut
Miss Apple 🍎
lanjutlah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!