NovelToon NovelToon
Di Gilir Keluarga Suami

Di Gilir Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pembantu / trauma masa lalu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: bryan.gibran

Namaku Refelin, Gadis 19 Tahun yang harus rela mengorbankan masa muda untuk menikah dengan anak majikan ibuku.

Tapi sayangnya, kisah kehidupan rumah tangga ku tak seindah yang ku bayangkan.
Semua pilu ku berawal dari pernikahan itu, Aku diperlakukan bagai piala bergilir, diperbuat seenaknya dan hanya dicari ketika sedang dibutuhkan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan anak majikan ibuku itu akan menjadi momok menakutkan yang membuatku trauma seumur hidup.

Hancur sekali hidupku, Mampukah aku melewati semua beban ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bryan.gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : - Gara-Gara Mesin Cuci Rusak

Aku berhasil lolos dari kegilaan Mario, tapi aku tidak tau, sampai kapan aku bisa menghindar darinya, karena kini dirinya sudah tinggal di satu rumah yang sama denganku.

"Elin, sudah selesai menyiram bunga nya?" Seru Nyonya Jes, melihatku berjalan tergesa-gesa diruang tamu.

"Su.. sudah nyonya" jawabku.

"Kenapa kamu kayak orang ketakutan begitu?" Tanya Nyonya Jes.

"Gak kenapa-napa nyonya, cuma sedikit lelah" ucap ku, tapi ketika aku berkata diriku sudah lelah, nyonya Jes justru menatapku sinis, seolah tidak percaya dengan keadaanku.

"Baru kerja begitu udah capek, dasar manja. Sana cuci pakaian sekarang, udah banyak pakaian kotor yang menumpuk" perintah Nyonya Jes, benar dugaan ku, dia sama sekali tidak menghiraukan lelahku, dia terus menambah pekerjaan ku, tak ada henti-hentinya. Aku langsung bergegas menuju mesin cuci, Lebih baik segera melakukan perintah nya daripada aku harus mendengar omelan demi omelan dari mulutnya lagi.

Saat melihat tumpukan pakaian kotor disamping mesin cuci, aku terperanjat, Banyak sekali pakaian kotor itu, aku benar-benar tidak habis pikir, mereka membiarkan aku bekerja sendirian sejak pagi tadi, jika begini terus setiap hari, apakah mungkin aku sanggup?, jika dipikir-pikir, lebih baik mati saja.

Aku memang perempuan mandiri, tapi aku bukan robot. Sejak ibu menjadi pembantu dirumah Pak Abra, ibu hanya pulang satu kali dalam seminggu. Jadi, mau tidak mau, aku yang mengerjakan seluruh pekerjaan dirumah, termasuk mengurus kedua adikku, David dan Danu. Tapi kini aku dengan ibu telah berganti posisi, ibu yang dirumah sementara aku menderita dirumah Pak Abra ini.

Bicara tentang David dan Danu, aku sangat merindukan mereka, sejak acara perkawinan ku berlangsung, aku tidak dapat melihat mereka lagi. David masih sekolah dibangku SMA, tingkat kelas nya sama dengan Rivano, yaitu kelas dua. Tapi untuk sikap dan perilaku, tentu mereka berbeda, bagaikan langit dan bumi. David adikku sangat baik dan pengertian, tidak seperti Vano yang tidak tau sopan santun.

Danu, masih duduk dibangku SMP, kelas tiga. Tidak lama lagi dia akan menyusul David ke bangku SMA, tentu Danu juga sosok adik yang baik, pintar dan enerjik, terbukti dari prestasi yang telah diraih nya disekolah, selalu mendapat predikat juara satu setiap pengumuman kenaikan kelas.

Meskipun sekarang aku sudah tidak bersama lagi, aku berharap ibu selalu menjaga mereka dengan baik, suatu hari nanti aku akan memberanikan diri meminta izin pada Aldi, untuk menemui dua adik yang sangat kusayangi itu.

***

Sembari mengenang kerinduan kepada kedua adikku, Aku melanjutkan pekerjaan ku mencuci pakaian, aku mulai memasukkan beberapa pakaian kedalam mesin cuci, tapi baru beberapa detik aku menyalakan mesin cuci, tiba-tiba aku mencium bebauan aneh.

"Bau apa ini?, seperti bau gosong" kata ku, mencari-cari sumber bau gosong itu. Aku memeriksa sekitaran sampai ke setiap sisi mesin cuci, tiba-tiba timbul percikan api dari kabel steker mesin cuci. Aku sangat panik, tapi tidak tau harus berbuat apa.

"Astaga, ada percikan api disitu. Cepat cabut colokan nya" kata Lisa, ditangan nya terdapat pakaian, mungkin dirinya hendak menyuruh ku mencuci pakaian ditangannya itu juga.

"Aku takut" kata ku, hanya diam ditempat saja.

"Kamu gak becus jadi pembantu, Cepetan cabut, jangan sampai rumah ini terbakar" gerutu Lisa, dia hanya menambah kepanikan ku saja.

"Mas Mario, mana mas Mario?. Mas.. mama.. kalian dimana?" Seru Lisa, memanggil suami dan mamanya.

"Ada apa sih berisik banget kamu, orang lagi enak-enak tidur" kata Mario sambil mengucek mata. Ternyata usai mengganggu diteras tadi, lelaki bejat itu tertidur, apa mungkin dia tidak mempunyai pekerjaan?.

"Tuh lihat ulah si pembantu norak, di kabel mesin cuci itu ada percikan api. Mas tolongin, jangan sampai rumah mama papa ku terbakar" ucap Lisa, Nyonya Jes belum terlihat muncul diantara kami, aku berharap dia jangan muncul dulu sebelum Mario berhasil menangani kabel itu, jika tidak, bisa habis aku di caci olehnya.

"Dasar betina lembek, masalah seperti ini jangan dibiarkan berlama-lama, nanti bisa fatal" cela Mario kepadaku dengan tatapan datar, tapi aku tidak menghiraukan nya, selama dia masih berniat membantuku.

Mario pun dengan penuh hati-hati mencabut kabel mesin cuci dari aliran listrik, dan aku bersyukur tidak terjadi hal fatal seperti yang dikatakan Mario tadi.

"Nanti suruh mama kamu hubungi tukang servis, biar diperiksa kerusakannya" ujar Mario kepada Lisa.

"Karena mesin cuci ini udah rusak, nih cuci bajuku sampai bersih menggunakan tanganmu sendiri, kucek jangan sampai terlihat noda setitik pun" Lisa melemparkan pakaian nya ke wajah ku, kemudian berlalu dari hadapan ku.

Tapi Mario masih berada didepan mesin cuci, tepatnya didekatku. Mungkin sengaja pura-pura sibuk memeriksa mesin cuci sampai Lisa pergi, agar dia leluasa merayu ku.

"Aku sudah membantumu, tapi itu tidak gratis, sekarang boleh aku minta imbalannya?" Kata Mario, dengan suara penuh nafsu, lelaki hidung belang ini memang tidak mengenal tempat untuk melangsungkan aksi tidak terpujinya. Aku tau imbalan seperti apa yang dia maksud, bukan berupa uang, tapi dia menginginkan sesuatu yang lain.

"Aku gak punya uang, sebaiknya pergi saja, agar aku bisa melanjutkan pekerjaan ku ini. Terima kasih" kata ku, sembari mengeluarkan pakaian dari mesin cuci untuk ku cuci secara manual.

"Biar aku bantu..." desak Mario, dia tidak segan-segan mendekat dan ingin memeluk tubuhku dari belakang. Aku segera berbalik badan dan menghindar dari hadapan nya.

"Pergi sana.."

"Bener-bener ya si Elin, bisa-bisanya dia merusak mesin cuci ku" terdengar suara iringan langkah kaki Nyonya Jes serta ocehannya. Seketika Mario berlakon seolah-olah kembali memeriksa kerusakan mesin cuci, agar menghindari kecurigaan dari ibu mertuanya. Pandai sekali buaya darat yang satu ini menutupi bangkai nya.

"Elinnnnnn" Teriak Nyonya Jes, ternyata dia datang bersama Lisa, mungkin Lisa sudah membesar-besarkan perkataan nya saat mengadu pada mama nya tadi.

"Iya Nyonya, maaf Nyonya. Semua pakaian ini akan aku cuci pakai tanganku sendiri" kata ku sambil menunduk.

"Mas, ngapain masih disitu, bukan memperbaiki malah makin rusak nanti itu mesin cuci, jangan memandai" sahut Lisa. Mario pun pergi tanpa kata, hanya bersiul sambil melirik kearah ku.

"Sudahlah Elin, sekarang bawa semua pakaian kotor ini ke kamar Stefani, dikamar stefani ada kamar mandi dan disitu ada satu lagi mesin cuci, menumpang cuci kesana untuk sementara sampai mesin yang ini diperbaiki" kata Nyonya Jes, seketika pikiranku langsung tidak dapat berpikir jernih. Jika aku pergi kekamar stefani, itu sama saja aku menyerahkan diriku kepada wanita pelangi yang satu itu. Tidak, aku tidak akan mau pergi kesana, membayangkan saja aku tidak sanggup.

"Tidak apa-apa Nyonya, biar semua pakaian ini aku cuci manual" kata ku.

"Kamu diberi keringanan malah memilih yang susah. Terserah kamu saja, tapi jangan lama-lama, setelah ini masih banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan" ucap Nyonya Jes. Kemudian dia dan Lisa berlalu dari hadapan ku.

***

Pilihan untuk mencuci pakaian ini dengan tanganku sendiri, sudah menjadi pilihan yang tepat bagiku, andai saja Nyonya Jes tau manusia seperti apa Stefani sebenarnya, aku yakin Nyonya Jes tidak akan menjadikannya sebagai istri untuk Aldo. Ah entahlah, aku juga tidak tau apakah satu orang pun dirumah ini tidak ada yang tau kalau Stefani juga menyukai wanita?, tapi pertanyaan nya, kenapa harus aku yang diganggu Stefani, kenapa dia begitu berani membuka dirinya kepadaku?

Gara-gara mesin cuci rusak, aku kembali mendapat perlakuan tidak enak dari keluarga ini, mulai dari Mario yang terus mengganggu ku, sampai omelan dari Lisa dan Nyonya Jes, beruntung tidak sampai kekamar Stefani.

Mesin cuci itu tiba-tiba rusak saat aku gunakan, bukan karena aku yang merusaknya, tapi aku harus menerima cibiran atas apa yang tidak kuperbuat. Sudah menjadi nasib ku, kuterima dengan lapang dada walau hati sakit dan sedikit tidak ikhlas.

1
bryan.gibran
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Refelin?
Akbar Cahya Putra
Mantap banget, author! Jangan berhenti menulis ya!
Tōshirō Hitsugaya
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
bryan.gibran: thanks kak, ikuti terus update nya ya
total 1 replies
♞ ;3
Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!