NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 12 - Perkembangan

Aku terus bersekolah seperti kebanyakan orang pada umumnya. Aku juga masuk kedalam portal untuk meningkatkan statistik milikku dan menjadi lebih kuat secara perlahan, aku masuk kedalam portal hanya saat libur akhir pekan.

Aku ingin menyelesaikan semua portal peringatan C yang ada pada gedung pusat portal peringatan C. Aku berniat bertambah kuat dengan caraku sendiri, yaitu terus bertarung dengan monster yang berbeda-beda.

Liburan akhir pekan pertama, aku berpikir untuk membunuh sebanyak-banyaknya monster yang berada di salah satu portal lalu berpindah ke portal yang lainnya. Aku berada di dalam gedung pusat portal peringatan C, tempatnya terlihat lebih ramai dari musim panas saat aku masuk untuk pertama kalinya.

Aku berjalan-jalan disekitar portal, mencari portal yang tidak terlalu sulit untuk pemanasan diawal. aku melihat semua monster yang ada dilayar kecil dekat dengan portalnya masing-masing, sampai aku melihat monster peringkat C yang pernah aku lawan untuk pertama kalinya, Direwolf.

Aku tersenyum lalu memilih portal tersebut yang akan aku masuki untuk pertama kali sebagai pemanasan.

Aku melewati portal yang bersinar terang, dan dalam sekejap, mendapati diriku berada di dunia yang sangat berbeda dari sebelumnya. Hutan yang indah terbentang di depan mata, penuh dengan pohon-pohon tinggi yang dedaunan hijau dan lebat. Cahaya matahari menembus celah-celah dedaunan, menciptakan pola-pola bayangan yang menari di tanah. Burung-burung berkicau riang, dan aroma segar dari tanah hutan memenuhi udara.

Namun, aku tidak memperdulikan keindahannya karena aku hanya ingin memburu monster. Di dekat portal, banyak orang berkumpul, mungkin Hunter lain yang ingin berburu juga dan mereka sepertinya mencari party untuk melakukan penyerangan secara berkelompok. Tanpa membuang waktu, aku bergegas menjauh dari kerumunan, aku tidak memerlukan bantuan untuk membunuh monster lemah seperti Direwolf.

Dengan langkah cepat, aku menelusuri hutan, mataku yang tajam mengamati setiap gerakan. Tak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan mangsa pertama. Dari balik semak-semak, muncul sosok seekor Direwolf, serigala putih besar dengan garis-garis biru menyala di keempat kakinya. Tanduknya yang panjang dan terlihat seperti unicorn sangat membuat seseorang harus waspada saat melawannya.

Aku mengeluarkan pedang panjang berwarna hitam legam dari inventory. Pedang itu bersinar samar dalam cahaya matahari yang menembus dedaunan pohon. Direwolf itu menggeram, memamerkan taring-taring tajamnya. Tanduk di kepalanya mulai mengeluarkan percikan listrik, bersiap melancarkan serangan petir.

Aku langsung berlari dengan kecepatan yang luar biasa, melesat maju, pedangku melintas cepat memotong udara. Direwolf melompat, menghindar dan melancarkan serangan balik dengan kilatan petir dari tanduknya. Aku dengan gesit menghindar, tubuhku berputar lincah mengelak dari serangan mematikan itu.

Aku tidak menggunakan sihir pelindung karena ingin meningkatkan kelincahan ku untuk berada diatas 100. Lagipula aku memiliki Anti Magic yang selalu aktif jika petirnya mengenai ku.

Dalam hitungan detik, aku berhasil memposisikan diri di belakang Direwolf. Dengan satu tebasan kuat, pedangku menembus kulit tebal Direwolf, mengakhiri nyawanya seketika.

Namun, aku tidak berhenti di situ. aku tahu masih banyak Direwolf yang berkeliaran di sekitar. Satu per satu, mereka muncul, mencoba menyerang dan mengalahkan ku. Aku menebas, menusuk, dan menghindar dengan keahlian luar biasa. Setiap Direwolf yang mendekat, bertemu dengan kematian di ujung pedang hitam.

"Kenapa mereka malah muncul satu persatu? Apa mereka bodoh padahal serigala makhluk yang sering bergerak dalam kelompok?" Aku heran dengan Direwolf yang terus menyerang ku secara bergantian, padahal mereka sudah melihat banyak mayat kawanannya tergeletak di tanah tak bernyawa.

Hingga akhirnya, setelah pertarungan yang melelahkan, 127 Direwolf telah aku kalahkan. Aku tidak terluka dan hanya berkeringat, kelelahan juga tidak terlalu buruk karena statistik staminaku sudah berada di atas 100. Dengan tenang, aku mengambil semua kristal yang ada lalu menyimpan pada cincin penyimpanan. Memasukan pedangku kembali lalu pergi keluar dari portal itu.

[Strength meningkat sebanyak 3]

[Agility meningkat sebanyak 2]

[Stamina meningkat sebanyak 2]

Aku melangkah melewati portal yang lainnya, merasakan perubahan suhu dan atmosfer saat aku berpindah dari hutan luar yang segar ke dalam goa yang suram dan menakutkan. Di hadapanku, terbentang sebuah lorong gelap yang hanya diterangi oleh obor-obor yang dipasang di sepanjang dinding batu. Cahaya api yang berkedip-kedip menciptakan bayangan yang menari-nari, memberikan kesan seolah-olah dinding-dinding itu hidup.

Aku mengamati sekeliling, memperhatikan tulang belulang berserakan di lantai goa, beberapa di antaranya masih memiliki tengkorak kepala dengan ukuran yang luar biasa besar. Ini adalah tanda yang jelas bahwa goa ini dihuni oleh makhluk yang tidak biasa.

Aku terus melangkah dengan hati-hati, telingaku tetap waspada mendengarkan setiap suara. Suara gemerisik dan gema langkah kaki mengindikasikan kehadiran makhluk lain. Aku tidak sendirian. Aku mengintip ke dalam ruang yang lebih besar di dalam goa dan melihat beberapa hunter lainnya tengah bertarung melawan ogre, makhluk besar dengan otot yang menggembung dan kulit yang kasar.

Ogre-ogre itu berperawakan kuat dan mengintimidasi, tetapi regenerasi lambat mereka membuat mereka lebih menjengkelkan daripada menakutkan. Meskipun lambat, kemampuan regenerasi mereka membuat mereka tetap bertahan lebih lama dalam pertempuran.

Aku memutuskan untuk tidak terlibat dengan hunter lain dan memilih jalur lain yang tampak lebih sepi. Aku menyusuri lorong sempit yang berliku, dan tak lama kemudian aku menemukan sebuah ruangan terbuka yang lebih luas. Di sana, segerombolan ogre berkumpul, berjumlah 21. Mereka berdiri tegap, berlumuran darah, menatap dengan mata yang penuh kebencian dan nafsu untuk menghancurkan.

Aku menghela napas panjang lalu menghunus pedang panjang dari dalam inventory, sebuah pedang hitam legam yang tampak mengerikan di bawah cahaya obor. Pedang itu, dengan bilah yang berkilauan dalam kegelapan, adalah senjatanya yang paling andal.

"Senjata berwarna hitam logam memang mengerikan saat ditempat yang gelap." Aku tersenyum.

Tanpa ragu, aku melangkah maju. Gerakan cepat dan pasti. Aku mengayunkan pedang dengan ketepatan yang mematikan, setiap serangan mengenai titik vital para ogre, membuat mereka jatuh seketika tanpa sempat menggunakan kemampuan regenerasi mereka.

Satu demi satu, ogre-ogre itu tumbang. Mereka tidak sempat melawan, bahkan tidak sempat berteriak. Hanya dalam hitungan menit, dua puluh satu ogre tergeletak mati di lantai goa, darah mereka mengalir dan menciptakan genangan gelap di antara tulang-tulang yang berserakan. Aku menghela napas, membersihkan pedangku dari sisa darah yang menempel. Aku membelah perut ogre lalu mengambil kristal yang berada sangat dalam ditubuhnya.

Aku merasa sangat jijik karena bisa merasakan organ dalam mereka saat hendak mengambil kristal-kristal kecil tersebut. Setelah selesai aku melanjutkan perjalananku didalam goa itu, melihat ogre sedang memakan monster lain dan aku membunuhnya, mengambil kristalnya, terus melakukan itu sampai 107 kristal terkumpul.

[Strength meningkat sebanyak 4]

[Agility meningkat sebanyak 3]

[Stamina meningkat sebanyak 2]

"Aku rasa sudah cukup didalam goa ini, aku tidak suka karena oksigen yang aku hirup berkurang dan kekurangan oksigen membuatku phobia tempat tertutup." Aku kembali menuju portal untuk keluar dari goa itu dan masuk ke portal lain.

Aku melangkah melewati portal lainnya dan mendapati diriku berada dalam dunia yang sangat berbeda. Sebuah dunia yang dipenuhi salju dan es, dengan angin dingin yang menusuk kulit. Sekeliling ku putih bersih, dan kepingan salju turun perlahan dari langit kelabu.

Tak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat sekelompok hunter lain. Mereka mengenakan mantel tebal yang terbuat dari bulu binatang, berkerumun untuk merencanakan strategi berburu. Sementara itu, aku hanya mengenakan pakaian biasa. Meski demikian, aku mampu bertahan dari gigitan dingin untuk sementara waktu. Tanpa mempedulikan para hunter lain, aku memutuskan untuk berburu sendiri dan mulai melangkah menuju hutan yang terlihat dari kejauhan.

Hutan itu tampak seperti lautan pohon pinus yang tertutup salju. Saat aku memasuki hutan, aku segera menyadari bahwa aku tidak sendirian. Beruang es, makhluk besar dengan bulu tebal berwarna putih dan cakar tajam yang mampu merobek daging dalam sekali tebasan, berkeliaran di antara pepohonan.

Aku mengeluarkan pedang, yang bersinar lembut dalam cahaya redup hutan bersalju. Dengan gerakan yang cepat dan tepat, aku menyerang beruang es pertama yang mendekat. Pedangku meluncur dengan mulus, memotong bulu dan daging beruang es tersebut. Beruang itu mengaum marah, mencoba menyerang balik dengan cakarnya, tetapi aku dapat bergerak lebih cepat darinya. Dalam beberapa serangan, beruang es itu tumbang, darahnya menodai salju di bawahnya. Aku segera mengambil kristal yang berkilauan dari dalam tubuh beruang itu, menyimpannya dalam cincin yang ruangnya sudah hampir penuh.

Aku melihat beruang es kembali muncul, mereka lumayan banyak setelah aku membunuh salah satu dari mereka. Satu demi satu, beruang es lainnya muncul, dan aku menghadapinya dengan santai dan memberi mereka senyuman terkahir. Pertarungan demi pertarungan, aku menebas para beruang es dengan kekuatan dan kecepatan yang mengerikan. Setiap kali aku mengalahkan seekor beruang es, aku mengambil kristal dari dalam tubuhnya.

Setelah mengalahkan beberapa beruang es, aku melanjutkan perjalanannya lebih dalam ke hutan. Tanpa aku sadari, waktu berlalu cepat, dan aku telah mengumpulkan banyak kristal.

"Cincin penyimpanan ku benar-benar kepenuhan karena banyak kristal dari monster yang berbeda-beda." Karena cincin penyimpanan milikku sudah penuh aku menaruhnya di inventory sistem lalu siap untuk kembali.

Saat aku hendak keluar dari hutan, sebuah makhluk besar muncul di hadapanku. Seekor Yeti, dengan bulu putih tebal dan lengan yang kuat, berdiri menghalangi jalannya. Yeti itu mengeluarkan suara menggeram, memamerkan gigi-giginya yang tajam.

Aku bersiap dengan pedang. Yeti itu menyerang lebih dulu, menggunakan lengannya yang besar untuk mencoba menghantam ku. Dengan gesit, aku menghindar dan membalas dengan tebasan pedang. Pertarungan mereka berlangsung sengit, namun aku mampu mengatasi Yeti dengan cepat. Setelah beberapa serangan telak, Yeti itu jatuh ke tanah dengan dentuman keras. Aku mengambil kristal dari tubuh Yeti tersebut.

"Sepertinya aku tidak bisa pulang cepat," aku bergumam setelah melihat banyak Yeti yang tiba-tiba keluar dari hutan.

Aku langsung maju dengan cepat menggunakan sihir, menambahkan sihir pada pedangku dan membuat setiap tebasan pedang terasa lebih mudah. Pedangku lebih ringan dan lebih tajam dari sebelumnya mengoyak setiap tubuh Yeti dengan mudah. Darah memenuhi salju dan menutupi wajahku dengan warna merah darah.

Aku membersihkan tubuhku yang penuh dengan darah dari monster menggunakan sihir, lingkaran sihir berwarna biru muncul dari atas kepalaku dan turun sampai kakiku. Sihir itu membersihkan tubuhku yang tertutupi oleh darah dan membuatku tidak seperti habis bertarung karena tubuhku sangat bersih.

Setelah mengumpulkan kristal dari beruang es dan Yeti sebanyak 177 buah secara total dari kedua monster itu, tubuh aku mulai merasakan efek dari dinginnya dunia itu.

"Beri Aku pasif berengsek! Aku sudah bertahan dari dingin cukup lama!" Aku berteriak disana sebelum kembali.

[Tidak bisa. Setidaknya anda harus bertahan lebih lama dari ini untuk mendapatkan sebuah pasif.]

"Malas." Aku berlari menuju portal. Begitu aku melangkah keluar dari portal, aku merasakan kehangatan dunia asalnya menyambutnya kembali. Aku menghela napas lega, mengusap sedikit salju dari pakaianku, dan tersenyum puas dengan hasil buruan hari ini.

Setelah menepis sisa-sisa salju yang masih menempel di pakaian, aku menaiki tangga yang menuju lantai dua. Meski lelah, aku merasa puas dengan perolehan yang aku dapatkan. Di dalam cincin penyimpanan ku terdapat total 411 kristal dari berbagai jenis monster yang sudah aku kalahkan.

Setibanya di lantai dua, aku disambut oleh kehangatan ruangan dan pandangan akrab dari resepsionis wanita yang sudah mengenalku. Wanita itu, dengan senyum ramah dan mata yang cerah, sudah siap menyambut aku untuk kedua kalinya.

Aku segera mengeluarkan kristal-kristal yang ada lalu meletakkannya di atas meja resepsionis.

"Kristal Direwolf," kata ku sambil menunjuk setumpuk kristal yang berkilauan. "Ada 127 kristal di sini."

Resepsionis itu mengecek kristalnya dengan alat. Dia mengambil salah satu kristal Direwolf dan meletakkannya di dalam alat tersebut. Alat itu berdesing sejenak sebelum layar menunjukkan angka-angka yang membuat resepsionis tersenyum puas. "Kualitasnya sangat baik. 127 kristal, totalnya 127,000 dollar."

Aku melanjutkan, "Lalu, ada 107 kristal Ogre."

Resepsionis mengambil salah satu kristal Ogre, yang berwarna merah menyala, dan mengulang proses yang sama. Setelah beberapa detik, layar alat tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan. "Kualitasnya tinggi, total 374,500 dollar," kata wanita itu sambil tersenyum.

Ikki kemudian menunjukkan setumpuk kristal berikutnya. "Ini kristal dari monster Beruang Es, ada 113 kristal."

Wanita itu mengambil salah satu kristal berwarna biru es dan meletakkannya di alat yang sama. Setelah beberapa detik, alat itu mengkonfirmasi kualitasnya. "Kualitasnya sama bagusnya, total 226,000 dollar," katanya.

Terakhir, aku mengeluarkan kristal Yeti yang berkilauan dengan keindahan yang memukau, warnanya sama dengan kristal beruang es dengan kualitas yang sedikit lebih bagus. "Dan ini kristal dari Yeti, sebanyak 64 kristal.

Resepsionis itu mengambil salah satu kristal Yeti lalu mengujinya. Layar alat tersebut menunjukkan hasil yang sangat baik. "Kristal yang sangat berkualitas, total 192,000 dollar," katanya.

Setelah mencatat semuanya, resepsionis itu berkata, "Total keseluruhan sebelum pajak adalah 919,500 dollar. Namun, seperti biasa, kita harus memotong pajak sebesar 10%."

Aku mengangguk. "Tentu saja."

"Setelah pajak, total yang akan kamu terima adalah 827,550 dollar." Wanita tersebut langsung mentransfer uang itu padaku.

Aku tersenyum lebar. Meski sudah dipotong pajak, pendapatannya hari ini sangat memuaskan. "Terima kasih banyak," kata ku dengan tulus.

"Selalu menyenangkan berbisnis denganmu, Ikki. Semoga petualanganmu berikutnya juga sukses," kata wanita itu dengan senyum hangat.

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!