Gadis belia yang cantik rupawan bernama Azzara Amelia Kertapati gagal menikah sehingga ia mengalami trauma besar terhadap semua pria yang memanfaatkan dirinya yang terlahir sebagai pewaris tunggal Kertapati.
Meski 2 tahun sudah berlalu, masa lalu yang menghancurkan harga dirinya masih membayangi sosok Azzara Amelia Kertapati.
Memori itu mengajarkan Azzara yang polos bahwa manusia adalah makhluk sosial yang munafik dan mulut pria adalah yang paling manis merupakan sampah. Hanya dirinya sendirilah yang bisa dipercaya.
Oleh karena itu, ia tidak mau terjebak lagi dalam kebohongan dan memutuskan untuk menyamarkan identitasnya.
Namun, apa yang harus Azzara lakukan ketika pesona sang majikan kembali menjajah kehidupannya? Haruskah ia percaya dengan janji manis sang Xavier meski hatinya lah taruhannya? Lalu, bagaimana reaksi Xavier ketika mengetahui identitas Azzara sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanie Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Gisela dan Satya
Malam hari yang penuh kegalauan ini, Gisela yang merasa bosen di apartemen barunya memutuskan untuk pergi sejenak ke sebuah mini market dekat sana, namun kedua orang preman menghentikan langkah kakinya menuju mini market yang terletak di ujung Apartemen yang sepi.
"Hai nona cantik mau kemana? temani kita dong di sini." Ucap salah satu preman
"Pergi kalian! jangan ganggu gua." Ketus Gisela
"Wah, cantik-cantik sombong!" Ucap salah satu preman
"Ayolah kita bersenang-senang, cantik." Imbuh Gusman
"Pergi atau gua teriak yang kencang!" Ancam Gisela
"Teriak saja yang kencang, neng. Abang seneng dengar teriakan-mu yang cantik." Ucap Gusman
"TOLONG!" Teriak Gisela
"Abang Gusman suka teriakan neng! apa lagi kalau berada dalam kungkungan Abang di bawah," ucap Gusman dengan menarik pergelangan tangan Gisela
"Ih, lepasin.." Rengek Gisela
"Ya ampun, minta cium yah nona Cantik!Sela Darto
"Aku teriak lebih keras lagi ya!!" Ancam Gisela
"Jangan teriak atau kami berdua akan lebih kasar lagi!" Ucap Darto
Tiba-tiba saja suara bariton itu muncul membuat Gisela membulatkan mata dengan sempurna ke arah sumber suara tersebut
"LEPASKAN DIA!!!" Seru Satya
"Siapa Lo, berani sekali menganggu kesenangan kami berdua ini. Lo belum tahu siapa kami berdua." Geram Gusman
"Memang siapa lu? berani sekali menggangu cewek gua!" Teriak Satya
"Cewek lu? apa bener itu neng? dia pacar kamu?" tanya Gusman
Satya memberikan kode pada Gisela dengan mengedipkan matanya," Tentu saja tidak perlu lagi lu bertanya pada dia."
Sesaat Gisela hanya mematung melihat kode yang di arahkan padanya membuat hatinya berdesir tak karuan.
"Halo, neng cantik. Benar atau tidak dia itu pacar neng?" tanya Gusman
"Be-benar.." Jawab Gisela dengan terbata-bata merasa telah mengkhianati Xavier.
Terpaksa Gisela memberikan tanggapan atas desakan preman yang mencoba mengusiknya.
"Kalau pun Lo itu pacaran neng cantik ini apa salahnya berbagi sama kami berdua?"tanya Gusman
Bugh!!!
"Dia bukan barang, brengsek!!!!" Geram Satya meninju wajah Gusman
Perkelahian sengit pun terjadi antara mereka berdua yang sedang saling baku hantam, namun karena kecurangan para preman mencekal lengan Satya sehingga preman tersebut dapat dengan mudah memukul bagian perut
Satya pun meringis kesakitan," dasar preman curang! kalau berani satu per satu maju sini."
Gisela pun hanya bisa berteriak meminta tolong karena melihat Satya tak berdaya di pukuli terus-menerus oleh para preman tersebut, hatinya mulai getar-getir merasakan sakit yang Satya juga rasakan saat ini.
Gisela pun terus menyebut nama Satya dalam lolongannya supaya semua orang yang berada di sekitar sana bisa untuk mendengar dan menolong Satya, namun kenyataanya di jalanan itu sangat sepi dan rawan akan penduduk yang lalu-lalang di sana.
Gisela tampak tak menyerah, ia terus saja berusaha berteriak meminta tolong, bahkan Gisela berlari kecil menuju jalan ramai untuk mendapatkan bantuan.
"TOLONG, siapa pun yang ada di sana. Tolong berhenti dulu." Seru Gisela
Gisela pun berusaha untuk menghentikan mobil yang berdatangan, namun kerap kali ia tak berhasil menghentikan laju mobil padahal Gisel sudah melambaikan kedua tangannya untuk mendapatkan bantuan. Hingga pada akhirnya Gisela pun dengan tekat kuat dan berani memutuskan merentangkan kedua tangan dan berdiri di depan laju mobil yang akan datang sambil memejamkan kedua bola matanya karena sesungguhnya Gisela sangat takut.
"Hai, kamu! cari mati saja!" Geram pengemudi
"Mas, mba. Tolong aku."
"Mas, ini pasti modus penipuan. Lebih baik kita pergi saja," ucap wanita yang berada tepat di samping suaminya
"Tenang sayang, kita cek dulu. Apa benar dia meminta bantuan atau memang hanya ingin menipu kita." Ucap sang suami
"Mas, mba. Aku bukan penipu seperti yang sedang saat ini kalian pikirkan. Aku butuh bantuan kalian. Ini mengenai teman aku yang di pukuli di sebelah sana," tunjuk Gisela
"Mas sudahlah kita tidak usah membantu. Ini pasti akal-akalan wanita ini supaya kamu mau membantunya."
"Jangan begitu sayang. Kita harus saling membantu satu sama lain."
Dengan cemberut dan memajukan bibir," Terserah aku tidak akan turun. Sana kamu bantu saja."
"Baiklah, terima kasih banyak sayang."
Pria itu pun mulai mengikuti Gisela ke suatu tempat di mana Satya saat ini sudah tak berdaya dengan muka yang babak belur
"Hei, hentikan atau gua panggilkan polisi." Seru pria bernama Rayen
"Siapa Lo ikut campur urusan gua dan pria dan wanita di samping-mu itu." Ucap Gusman
"Jangan banyak bicara! sini maju." Ucap Rayen
Lagi dan lagi pertempuran sengit pun terjadi. Rayen menepis semua pukulan para preman dengan sekejap mata memandang karena sebenarnya Rayen mahir dalam ilmu bela diri karena ia sendiri adalah guru kungfu
"Akh! ampun mas," rengek para preman
Rayen pun memelintir leher kedua preman tersebut dengan jurusnya.
"Kalian pergi atau saya akan hukum kalian lebih sakit dari pada ini " Ancam Rayen
"Baiklah, kami pergi. Tapi lepas! ini sangat sakit sekali." Ucap Gusman
"Awas kalian berani seperti ini lagi. Saya tidak akan segan melaporkan semua kejadian ini kepada pihak berwajib! mengerti!"
"Iya, mas. Maafkan kami berdua. Kami janji tidak akan menganggu mereka lagi."
Rayen dan Gisela pun memapah Satya sampai ke mobil Rayen. Mereka pun segera menuju rumah sakit terdekat.
Gisela Natalia tak pernah menyangka jika Satya rela berkorban seperti ini untuk menyelamatkan dirinya dari pelecehan yang di lakukan oleh para preman tersebut. Padahal Gisela sendiri tahu kalau Satya memang tak pernah pandai untuk berkelahi tapi Satya berusaha terlihat kuat untuk menghadapi kedua preman tersebut demi mendapatkan perhatian khusus yang tertuju pada Gisela.
Rayen pun menghubungi rumah sakit untuk meminta ambulance datang.
Beberapa saat kemudian, mobil ambulance itu tiba.
Nguing-nguing
Dalam mobil ambulance, Gisela terus gelisah dengan mata berkaca-kaca serta selalu memandangi Satya yang terbaring lemah Ia memegang tangan Satya dengan sangat erat
"Gi-Gisel, kamu baik-baik saja?" tanya Satya
"Kamu sudah sadar? dasar bodoh! yang sakit itu kamu bukan aku. Aku baik-baik saja." Lirih Gisela.
Satya tersenyum," aku rela sakit asalkan kamu baik-baik saja." Ucap Satya
"Kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Gisela
"Tentu saja karena aku sangat mencintai kamu." Ungkap Satya
"Apa?!" Kaget Gisela
"Sudahlah, aku tahu kamu hanya mencintai Xavier, jadi kamu itu tidak perlu untuk mengatakan apa pun juga karena aku tidak mau mendengar penolakan kamu." Lirih Satya
Bersambung ..
...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...
...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...
baca Cinta Johan yan tak di anggap, Pria amnesia, dan Secretly sorry ya karena ketiga novel itu sequel.
Thank you
emang dia barang pakai milik segala
q tak rela leon meninggal
apa kabar ka?
ya tegang banget ya ...
kasian Leon ya .