NovelToon NovelToon
Di Jodohkan Dengan Polisi

Di Jodohkan Dengan Polisi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:24.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Natalia Okan

Devanya Putri Erlangga adalah putri dari pengusaha kaya yang bernama Danu Erlangga. Saat ini dia masih kuliah semester lima dan dia sangat populer di Kampusnya karena kepintaran dan kecantikannya. Namun dia tidak mengetahui jika dirinya adalah anak dari istri kedua Danu Erlangga.Orangtuanya merahasiakan itu darinya.Hingga ibunya meninggal dan papanya pun kembali tinggal dengan istri pertamanya di Kota lain.Karena merasa papanya sudah tidak sayang lagi, Devanya pun berubah drastis.Dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya, hari-hari di laluinya dengan bersenang-senang dengan pacar dan juga sahabatnya.Setiap malam mereka selalu pergi ke Club dan menghabiskan waktu di sana.Sehingga papanya pun tidak tau lagi bagaimana cara mendidik anak gadisnya tersebut, hingga akhirnya diapun di jodohkan dengan anak pembantunya yang seorang polisi. Penasaran?? baca yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Setibanya di rumah mewah milik keluarga Ayu, Adit dan ibunya sudah di tunggu di depan pintu oleh Ayu.

Ayu langsung menyalami ibu Sumi dan setelah itu dia langsung memeluk Adit.

"Sayang, kok lama sih nyampenya? aku pikir kamu nggak jadi datang.." ucap Ayu manja.

"Ya jadi dong.." Adit tersenyum.

"Ayo sayang kita masuk, mama papa udah nungguin tu dari tadi.." ucap Ayu sambil menggandeng Adit masuk ke dalam rumah.

"Ayo bu, kita masuk.." ajak Adit.

Bik Sumi hanya menurut. Sungguh dia tidak terkesan dengan penyambutan calon menantunya itu. Apalagi setelah bertemu orangtua Ayu, mereka tidak ada ramahnya sama sekali, apalagi mama Ayu yang selalu memandang sinis kepadanya.

"Om, tante, kenalin ini ibu aku.." ucap Adit memperkenalkan ibunya.

Bik Sumi mengulurkan tangannya pada papa Ayu, lalu ke mamanya.. "saya Sumi.." ucapnya sambil tersenyum.

Mama Ayu menjabat tangan bik Sumi kilat " Rina.." ucapnya dengan senyum yang di buat-buat.

Tanpa mempersilahkan tamunya untuk duduk, mama Rina langsung memanggil Ayu.

"Ayu, sini kamu mama mau bicara.." ucapnya sambil menarik tangan Ayu menuju ke ruang tengah.

"Ada apa sih ma??" tanya Ayu.

"Kamu apa-apaan sih Ay, kamu bilang Adit itu polisi sekaligus pengusaha, tapi nyatanya?? penampilan ibunya aja udik dan kampungan kayak gitu. Bagaimana mungkin mama punya besan kayak dia.." ujar mama Ayu penuh kebencian.

"Ma, Adit itu beneran polisi dan juga pengusaha. Ayu nggak bohong kok. Lagian kenapa harus peduli dengan penampilan ibunya sih, kan Ayu menikah dengan anaknya ma bukan dengan ibunya.."

"Tapi tetap aja mama nggak suka. Mau di tarok dimana muka mama jika keluarga besar kita tahu kalau calon besan mama, ahh udahlah. Pokoknya mama nggak setuju kamu menikah dengan Adit..!"

"Ma, mama jangan gitu dong. Ayu sangat mencintai Adit ma, pokoknya mama sama papa harus segera nentuin tanggal pernikahan kita.." ucap Ayu.

Sementara Adit dan juga papa Ayu masih mengobrol di ruang tamu, sedangkan bik Sumi hanya sesekali bicara ketika menjawab pertanyaan papa Ayu.

"Saya tinggal bentar ya.." pamit papa Ayu.

"Nak, sepertinya mereka tidak suka dengan ibu.." ucap bik Sumi pelan.

Tak lama kemudian Ayu beserta keluarganya kembali ke ruang tamu. Lalu mengajak Adit dan ibunya untuk makan malam bersama sambil membahas rencana pernikahan mereka. Hanya Ayu dan papanya yang bersemangat, sedangkan mamanya tak hentinya menunjukkan ketidaksukaannya. Akhirnya papa Ayu memutuskan jika Ayu dan Adit akan menikah tiga bulan lagi. Mendengar itu mama Ayu sangat kaget, tapi dia juga tidak bisa melawan suaminya.

Tak terasa kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Adit dan ibunya pun pamit pulang.

"Nak, apa kamu yakin dengan pernikahan ini..?" tanya bu Sumi memecah kesunyian.

"Aku mohon do'anya bu, semoga Ayu benar-benar yang terbaik untukku.." jawab Adit.

Sebenarnya Adit juga masih ragu, dan dia juga merasa rasa cintanya terhadap Ayu tidak seperti dulu lagi.

"Oh ya bu, apa tidak sebaiknya ibu pulang kerumah kita malam ini? karena ibu sudah lama tidak menginap di rumah, .." ucap Adit.

"Ibu pulang ke rumah non Anya aja nak, ibu takut non Anya sudah pulang dan tidak menemukan ibu di rumah.."

"Bu, kenapa sih ibu begitu peduli pada Anya? dia itu bukan anak kecil lagi bu. Lagian anak perempuan kok sukanya keluyuran.."

"Non Anya mungkin kesepian di rumah. Dulu sewaktu nyonya masih hidup, non Anya tidak pernah keluar rumah, apalagi keluar malam. Bahkan teman-temannya pun hanya sesekali datang ke rumah. Non Anya begitu dekat dengan maminya, rumah itu penuh kehangatan. Tapi semenjak nyonya meninggal semua berubah, apalagi semenjak tuan Danu jarang pulang ke rumah. Non Anya tidak lagi mendapat kasih sayang seperti dulu.."

Adit hanya diam mendengar cerita ibunya. Hingga tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Anya.

"Ternyata dia belum pulang juga.." batin Adit setelah melihat mobil Anya tidak terlihat di parkiran rumahnya itu.

Sementara di dalam ruangan yang berukuran 2x3 meter yang semula di huni oleh 5 orang wanita itu, kini hanya tertinggal 3 orang saja. 2 di antaranya sudah keluar karna sudah ada yang menjamin.

Anya masih duduk dengan posisi yang sama seperti ketika masuk.

"Hey.. dek, apa kamu tidak capek duduk begitu terus? nanti kamu bisa pegel dan di sini tidak ada tukang urut.." ujar seorang wanita yang ada di sel itu.

"Iya, kamu juga belum makan apa-apa dari tadi. Nanti kamu bisa sakit lo.." timpal wanita satunya lagi.

Anya hanya diam tanpa mempedulikan orang-orang itu. Dalam hatinya berpikir, ternyata mereka orang baik tidak seperti yang di bayangkannya.

"Ayo tidur di sini.." ucap wanita itu sambil menarik tangan Anya.

"Tuh kan kamu pucat banget.."

"Aku nggak apa-apa mbak, terima kasih.." ujar Anya lirih.

Wanita itu kembali ke tempatnya semula. "Kasian ya adek itu, dari tadi belum ada keluarganya yang datang menemuinya.."

"Sepertinya dia orang kaya, bajunya bagus.." kata orang itu lagi.

Setelah cukup lama mengobrol, ke tiga wanita itu pun tertidur dengan dempet-dempetan di atas tikar yang seadanya. Malam semakin larut, udara dingin terasa sampai ke tulang sehingga Anya menggigil di buatnya. Tak sedetikpun Anya memejamkan matanya, hingga hari pun beranjak pagi.

Kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Terlihat seseorang mengantarkan makanan untuk mereka. Namun Anya sama sekali tidak menyentuhnya. Sudah 3x dia melewatkan makan selama berada di dalam sel itu.

Seperti biasa sebelum jam 8 Adit sudah berada di kantor. Dia melihat ponselnya berdering, dan ibunya yang menelpon.

"Hallo bu.."

"Nak, non Anya hilang.." terdengar suara bik Sumi panik di ujung sana.

"Hilang gimana bu??"

"Non Anya belum pulang dari kemaren. Ibu pikir non Anya nginap di rumah temannya, ternyata temannya malah mencarinya ke sini.."

"Ibu tenang dulu ya, nanti aku bakal bantu nyariin Anya.."

Seketika pandangan mata Adit langsung tertuju pada sebuah mobil yang terparkir di pekarangan kantornya itu.

'Sepertinya aku kenal dengan mobil ini, tapi dimana ya aku melihatnya??'

"Bu, nanti aku telpon lagi ya.." ucap Adit sambil menutup telponnya.

Adit lalu bergegas menemui Anan.

"Nan, aku mau lihat data laka lantas kemaren.." ucap Adit.

Kebetulan hari kemaren hanya ada satu kejadian laka lantas, Adnan pun tidak perlu memperlihatkan datanya pada Adit karena dia bisa mengingat namanya.

"Oohh.. si Devanya, dia masih di ruang sel tuh. Mas nya belum mencabut laporannya. Di tambah lagi keluarganya belum ada yang datang dari kemaren.." jelas Adnan.

Setelah mendengar penjelasan Adnan, Adit pun langsung bergegas menuju ke sel tahanan. Matanya langsung menangkap sosok Anya yang duduk di sudut ruangan itu dengan kepala yang di tompangkan kelututnya. Adit masih ingat baju yang di pakai Anya kemaren sewaktu dia menilangnya.

"Ternyata beneran Anya.." gumamnya lalu kembali lagi ke tempat Adnan.

"Nan, gua pinjam kuncinya..."

"Buat apa??" tanya Adnan bingung.

"Gua yang bakal menjamin Devanya keluar.." tegas Adit.

"Emang lo kenal Dit??"

"Iya gua kenal. Buruan ambil kuncinya.."

"Iya.., iya..."

Adnan pun memberikan kunci sel pada Adit. Setelah itu Adit langsung kembali ke selnya Anya. Ketika Adit membuka kuncinya, semua mata tertuju padanya dan berharap kini jadwal mereka lah yang bakal keluar dari sana. Sedangkan Anya tidak bergeming sedikitpun, dia masih tetap dengan posisinya.

"Anya.." panggil Adit.

Mendengar namanya di panggil, Anya perlahan mengangkat kepalanya. Terlihat mukanya yang begitu pucat, dan pandangan matanya sayu. Samar-samar dia melihat Adit kini berada di depannya.

"Anya, kamu boleh keluar sekarang.." ucap Adit lagi.

'Syukurlah, akhirnya aku keluar juga dari sini'

Anya mencoba untuk berdiri, namun badannya terlalu lemah hingga dia tidak mampu mengangkat tubuhnya.

"Pak, mbak itu sepertinya sakit. Liat aja mukanya pucat gitu. Lagian dia tidak mau makan dari kemaren.." ucap salah seorang wanita di sel itu.

Dengan terpaksa Adit pun membantu Anya untuk berdiri.

"Kamu kuat jalan kan?" tanya Adit.

Seketika Anya melihat sekelilingnya menjadi gelap, dan dia pun tak sadarkan diri.

Adit sangat panik dan dia segera mengangkat tubuh Anya membawanya keluar.

Bima yang baru datang sangat terkejut melihat Adit membopong seseorang dari dalam sel, yang lebih mengejutkan lagi Bima tau jika yang di bopong Adit adalah Anya.

"Anya..? kenapa Anya bisa ada di sini Dit? dan dia kenapa??" tanya Bima yang juga ikut panik.

"Tolong bawa mobil ke sini, Anya pingsan. Cepat..!" teriak Adit.

Bima segera bergegas menuju ke tempat parkiran. Di dalam perjalanan ke rumah sakit Adit terlihat sangat mencemaskan Anya. Tangannya menggenggam erat tangan Anya. Bima pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hingga tak lama kemudian sampailah mereka di rumah sakit. Tanpa menunggu lagi Adit langsung mengangkat tubuh Anya menuju IGD.

Sudah satu jam lebih Anya berada di ruang IGD, namun belum sadar juga. Akhirnya dokter pun memanggil keluarga Anya.

"Saya keluarganya pak.." ucap Adit.

"Pasien akan kami pindahkan ke ruang Icu, karna detak jantungnya melemah.." ucap dokter itu.

"Lakukan yang terbaik dok, dan tolong selamatkan dia.." ujar Adit memohon.

"Pasti, kami akan melakukan yang terbaik.." jawab dokter itu ramah.

Anya pun di pindahkan ke ruang Icu.

******

nanti di sambung lagi ya😁✌️

1
Luh Gede Nursiti
Lumayan
www.ok
baru bacaa
Eno cute18
padahal klo blm pengen punya anak ngomong dulu ke suami jangan kaya gitu giliran ketauan yg ada Adit marah
Lidya Susanti
Luar biasa
Elsi Rovionita
Biasa
Elsi Rovionita
Buruk
Sri I
Luar biasa
Nurtanti Nurtanti
Kecewa
Nurtanti Nurtanti
Buruk
Atmita Gajiwi
/Heart//Rose//Good//Cake/
Aminah
Sy rasa si ayu yg nabrak anya
Ryuuzaki saisegaeru
kasihan juga ama si ayu,klo dia tiba2 jadi jahat ya gimana lagi...
hemmm...
Ryuuzaki saisegaeru
kok kesal ya ama si adit,gituin ayu..
hemmm
Ryuuzaki saisegaeru
bapaknya ga jujur sejak awal,anaknya udah besar seharusnya cerita aja sebenarnya...

tp,malah kek mengabaikan.
jd anak berontak karna merasa ditinggalkan...
Ryuuzaki saisegaeru
ini si adit apaan sih,klo emg ga cinta sama ayu ya jujur aja napa...
Dela Anisa
tiga hari di rawat setelah sesar Kya pake krtu BPJS aja 🤭🤣 biasanya klo sultan2 paling cepat 5 hari
Dela Anisa
udh lh yu ga usah usik hidup rmh tangga orng lgi . hidup bahagia lh dengan angga
Dela Anisa
hahaha trnyata sultan juga jajan seblak 🤭
Dela Anisa
buset sultan klo beli baju smpe ratusan juta Kya berasa beli kacang rebus 🤣
Dela Anisa
wah Kya nya mie gacoran ya 🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!