SANG MANTAN Arti Cinta

Hari ini merupakan hari yang paling di nanti- nantikan oleh Alea karena ia akan kembali kesekolah. Setelah libur selama hampir satu minggu, Alea akhirnya bisa bersekolah kembali. Sejak pagi Alea sudah bersiap- siap, ia begitu bersemangat untuk memulai pendidikannya di sekolah barunya nanti. Namun pada saat akan berangkat kesekolah ada sedikit drama yang terjadi, Alea ngambek karena seragam sekolahnya berbeda dengan kedua kakaknya.

"Kenapa seragam Lea beda?" Tanyanya pada sang ibu.

"Karena sekolah Lea dengan kak Rara dan kak Zayn, berbeda" Jawab Ayana.

"Kenapa harus beda? Lea kan udah bilang kalau Lea mau sekolah di sekolahnya kak Rara" Ucapnya.

"Nggak bisa sayang, sekolah Lea dan sekolah kak Rara memang harus beda karena umur Lea belum cukup untuk bersekolah di sekolah kak Rara" Jelas Ayana.

"Kalau begitu Lea nggak mau sekolah, Lea cuma mau sekolah di sekolahnya kak Rara" Protes Alea.

"Lea sayang" Romi mendekat lalu berlutut di depan putrinya.

"Sebenarnya papa sudah mendaftarkan Lea di sekolah yang sama dengan kak Rara, tapi Lea belum bisa masuk sekarang karena Lea belum menyelesaikan sebuah PR".

"Pe Er apa?" Tanya Alea penasaran.

"PR yang di berikan oleh bu guru dan PR itu akan di berikan pada Lea hari ini disekolah Lea".

Alea mendengarkan dengan seksama ucapan papanya.

"Terus?" Tanyanya kemudian.

"Jadi Lea harus pergi kesekolah Lea dulu untuk mengambil PR itu dan mengerjakan hingga selesai dan setelah itu, Lea baru bisa masuk ke sekolah kak Rara" Jelas Romi.

"Jadi, Lea harus mengerjakan Pe Er Lea dulu?" Tanyanya lagi.

"Iya, sayang. Setelah PR Lea selesai, maka Lae bisa bersekolah di sekolah kak Rara. Jadi sekarang Lea harus sekolah di Sekolah Lea dan Lea tidak perlu khawatir karena disana Lea akan mendapatkan teman baru".

"Benar, mom!" Alea menanyakan pada ibunya.

"Iya, sayang" Sahut Ayana seraya tersenyum.

"Ok, Kalau gitu Lea akan pergi sekolah" Ucap Alea akhirnya.

Ayana dan Romi saling berpandangan kemudian tersenyum, mereka senang karena berhasil membujuk putrinya. Usai berpamitan dengan Mona, merekapun langsung bergegas berangkat dan sekolah pertama yang menjadi tujuan adalah sekolah Zayn dan Naira karena memang sekolah itu lebih dekat dari pada sekolah Alea, setelah itu baru mereka menuju ke sekolah Alea.

Setelah menempuh waktu tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di sebuah sekolah taman kanak- kanak yang merupakan sekolah baru Alea. Ayana dan Romi ikut turun bersama untuk mengantarkan putri kecilnya menimba ilmu di sekolah itu. Pada awalnya Alea tidak mau berbaur bersama murid- murid yang lain karena ia masih merasa asing dengan lingkungan baru tersebut, namun lambat laun Alea mulai luluh hingga akhirnya ia bisa beradaptasi dengan teman- teman barunya itu.

Ayana merasa lega karena sang putri bisa beradaptasi dengan cepat di sekolah barunya sehingga ia bisa mempercayakan Alea pada guru- guru di sekolah itu. Setelah menyelesaikan semua hal yang berhubungan dengan kepindahan Alea dan administrasinya, Ayana dan Romi pun beranjak pergi. Romi mengantar Ayana kembali kerumah sebelum ia berangkat ke kantornya dan selama di perjalanan keduanya menggunakan waktu untuk bercakap.

"Kapan kamu akan mulai masuk kerja?" Tanya Romi pada Ayana.

"Besok lusa" Sahut Ayana.

"Kamu yakin akan bekerja di perusahaan itu? Kenapa kamu tidak pindah keperusahaan lain saja, aku bisa membantumu mencari kerja di perusahaan lain" Tawar Romi.

"Tidak perlu mas, aku yakin kok. Perusahaan ini adalah salah satu anak cabang dari perusahaan tempatku bekerja dulu di Singapura dan sekarang aku akan melanjutkan kontrak ku di perusahaan ini. Alasanku sih sederhana saja, aku bekerja di perusahaan itu karena aku merasa cocok dengan sistem kerja perusahaan sebelumnya" Jelas Ayana.

Romi mengangguk mengerti.

"Baiklah. Jika itu memang pilihanmu, maka aku akan mendukungnya" Ucapnya.

Sebenarnya Romi tidak tega melihat Ayana bekerja keras untuk hidupnya dan juga Alea, tapi ia tidak bisa berbuat apa- apa karena itu merupakan keinginan Ayana sendiri. Romi pernah meminta Ayana untuk berhenti bekerja dan ia juga menawarkan diri untuk membiayai hidup Ayana dan Alea tapi Ayana menolaknya, Ayana mengatakan jika dirinya tidak ingin menambah beban Romi dan keluarganya.

"Kamu akan langsung pulang kan? Aku akan mengantarmu sampai rumah" Ucap Romi kemudian.

"Tidak usah mas, aku turun di halte depan saja" Tolak Ayana.

"Kenapa? Apa kamu mau pergi kesuatu tempat?".

"Iya, aku punya janji dengan seseorang" Ucapnya.

"Siapa?" Tanya Romi penasaran.

Ayana diam sejenak, ia ragu untuk mengatakannya pada Romi.

"Aku punya janji dengan seorang agen properti" Ucap Ayana.

Romi menghentikan laju mobilnya ke pinggir jalan lalu menatap Ayana.

"Agen properti? Maksudmu,,,?".

"Aku sedang mencari tempat tinggal. Aku ingin tinggal berdua dengan Alea" Jawabnya.

"Tapi untuk apa, Ay. Untuk apa kamu mencari rumah baru. Kamu bisa tinggal bersamaku dan Mona. Rumah kami memiliki banyak kamar kosong dan kamu bisa menempatinya bersama Alea" Ucap Romi.

"Aku tidak bisa mas" Tolak Ayana.

"Aku sudah terlalu banyak merepotkan mas Romi dan juga Mona. Aku juga tidak ingin terus terusan menjadi beban untuk keluarga mas Romi".

"Ay,,,!".

"Mas,,,!".

"Aku tahu mas Romi dan Mona memiliki niat yang baik, kalian menolongku dengan tulus tanpa pamrih. Tapi aku harus sadar diri, aku tidak mau terus merepotkan kalian".

"Kamu tidak merepotkan kami sama sekali, Ay. Justru kehadiranmu dan Alea menjadi anugrah bagi keluarga kami. Kehadiran kalian membuat suasana rumah kami menjadi lebih ceria dan bewarna, dan Mona juga sangat senang saat kamu memutuskan untuk kembali. Kita keluarga, Ay dan aku mau keluargaku tinggal bersama" Ucap Romi.

"Kita akan tetap jadi keluarga meski kita tinggal terpisah mas, jarak bukanlah penghalang untuk memisahkan kita. Aku hanya ingin membiasakan Alea hidup mandiri dan terlepas dari bayang- bayangmu. Alea harus siap jika suatu saat nanti kita berpisah" Ucap Ayana.

Romi kaget mendengar ucapan Ayana.

"Apa maksudmu?" Tanyanya.

"Aku sudah memikirkan masalah ini jauh- jauh hari, mas. Aku memutuskan untuk berpisah denganmu" Tegasnya.

"Ay,,,!".

"Kita tidak bisa begini terus karena sejak awal hubungan ini telah salah. Seharusnya aku tidak menuruti keinginan Mona untuk menikah denganmu meskipun hal itu hanya demi status Alea. Aku tidak bisa menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga mas Romi dan Mona terus menerus. Aku tidak ingin menjadi wanita jahat yang akhirnya merusak kebahagian sahabatku".

"Mungkin dulu aku tidak keberatan menikah denganmu karena kita tidak saling mencintai dan kita juga tinggal terpisah saat itu, tapi sekarang aku tidak bisa menerimanya lagi. Kita telah melewati kebersamaan ini selama hampir enam tahun dan kini aku akan tinggal bersama denganmu. Aku takut hatiku berubah, mas! Aku takut sikapmu dan semua perhatianmu meluluhkan hatiku. Aku takut hatiku goyah dan mulai mencintai mas Romi" Ucapnya.

Romi terdiam membisu, ia tidak tahu harus berkata apa mendengar ucapan Ayana. Lima tahun lalu ia menikahi Ayana dan saat itu mereka memang tidak saling mencintai, tapi sekarang? Bagaimana dengan perasaan mereka sekarang? Apa mungkin rasa itu memang tidak ada atau mereka hanya sedang mendustai hatinya sendiri.

"Ay,,,!" Bibir Romi kaku, ia tidak mampu untuk melanjutkan kata.

"Mas masih ingat ucapanku enam tahun yang lalu? Aku pernah mengatakan jika pernikahan ini hanya akan berlangsung sementara, kita akan berpisah setelah Alea lahir dan aku pikir sekarang adalah waktu yang tepat untuk itu. Pernikahan ini adalah pernikahan palsu dan status kita juga status palsu, sekarang sudah saatnya kita hentikan semua ini".

"Aku mohon mas, tolong izinkan aku pergi dan tolong urus perceraian kita. Ini adalah jalan yang terbaik untuk kita bersama" Pinta Ayana penuh harap.

"Aku akan memikirkannya nanti" Sahut Romi.

"Aku tidak keberatan jika kamu ingin pindah ke rumah yang lain tapi aku belum setuju untuk berpisah. Beri aku waktu untuk berpikir setidaknya hingga Mona melahirkan nanti" Ucapnya.

Ayana sempat kecewa namun akhirnya ia mengangguk setuju, ia memang harus memikirkan perasaan Mona.

"Batalkan janjimu dengan agen properti itu, aku akan mengantarmu pulang" Perintah Romi pada istrinya.

"Tapi mas,,,!".

"Biarkan aku yang mencarikan tempat tinggal untukmu. Kamu dan Alea masih dalam tanggunganku, dan aku akan melakukan tugas yang memang sudah menjadi tanggung jawabku sebagai seorang suami dan juga seorang ayah" Tegasnya.

"Tolong rahasiakan pembicaraan kita hari ini dari Mona, aku tidak ingin dia ikut kepikiran perihal masalah ini" Pinta Romi.

"Baik mas" Sahut Ayana.

Romi menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia kembali melajukan mobilnya menuju pulang. Romi kaget mendengar permintaan Ayana yang tiba- tiba ingin bercerai meski ia memiliki hak meminta itu. Tapi apakah ini adalah keputusan terbaik? Apakah Romi akan mengabulkan permintaan Ayana untuk bercerai?Entahlah. Romi akan memikirkan masalah itu dan mencari jalan keluar terbaik, ia juga harus menghargai keputusan Ayana karena itu adalah pilihannya.

♥︎♥︎♥︎