Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sania Sang Istri Siri
"Bu,minta uang lagi sejuta dong." Ucap Alex ketika sedang sarapan pagi di sebuah restoran langganan mereka setiap hari ketika Dania masih tak masak lagi.
"Loh,tumben kamu minta duit lagi ? Biasanya kamu cukup dengan uang yang sudah kamu bagi selama ini." Jawab Bu Linda merasa heran.
Alex sedikit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil mencari alasan. Dirinya yang langsung luluh karena ancaman istri sirinya yang selalu menggunakan sang anak,membuat Alex tanpa pikir panjang langsung meminta uang pada ibunya.
"Aku punya keperluan mendadak Bu,mau nyervis mobil. Soalnya sudah lama nggak diservis." Sangat beruntung,Alex langsung menemukan alasan yang tepat. Ia tak mau ibunya tahu bahwa istri sirinya sangat hobi shopping dan selalu memintanya uang.
"Oh,selesai makan ibu transfer". Ucap Bu Linda tanpa merasa curiga.
"Oke Bu makasih. Nanti aku pulangnya malam,soalnya masih ke rumah Sania buat jenguk cucu ibu."
"Salam buat mereka ya,bilang sama Bela nanti setelah punya waktu nenek ke sana."
"Iya Bu. Nanti aku sampaikan." Ucap Alex dan meletakkan sendok makannya karena sudah selesai.
Pulang dari kerja,Alex langsung melajukan mobilnya menuju kediaman sang istri siri. Sang ibu pada akhirnya mengalah dengan pulang ke rumah menggunakan taxi karena tak ingin sang cucu bela menunggu lama. Tanpa Bu Linda tahu,Sania menggunakan sang anak untuk menghubungi Alex dengan alasan kangen dan ingin bertemu.
"Mas,kamu bawa kan uang yang aku minta ? Soalnya Bela bajunya udah banyak yang kecil. Belum lagi perlengkapan mandinya juga habis." Cerocos Sania tanpa menunggu Alex duduk merenggangkan otot tubuhnya yang terasa lelah.
"Biarkan aku istirahat sejenak San. Aku baru pulang kerja." Balas Alex dengan nada marah. Ia tak habis pikir dengan istri sirinya itu,yang dipikirkannya hanyalah uang dan uang. Berbeda dengan Dania,meskipun tak modis,tapi wanita itu tak pernah cerewet. Padahal dialah istri sahnya saat ini.
"Andaikan Dania pandai berdandan,aku nggak bakalan mau balikan pada Sania. Namun ada Bela juga yang membuat aku harus menikahinya. Hah,aku pusing." Pikir Alex sambil menyugar rambutnya frustrasi. Di saat seperti ini dirinya terpikir akan sosok istri yang tak pernah ia anggap. Dalam hati kecil ada rasa bersalah. Entah mengapa ia lebih mudah terhasut akan perkataan sang ibu yang tak pernah menyukai Dania.
Sania tampak cemberut mendapat perlakuan tak seperti biasanya dari Alex. Wanita itu hanya duduk sambil memainkan handponenya tanpa perduli dengan suaminya.
"Ada makanan San ? Aku sangat lapar ." Tanya Alex sambil memegangi perutnya yang terasa perih karena terlambat makan.
"Aku nggak masak,tadi soalnya beli makan di luar sama Bela." Jawab Sania dengan santai.
"Astaga,kamu suruh aku cepat datang tanpa mau melayani ku ?"
"Kamu nggak nyuruh aku masak Mas,lagian kan kamu punya istri sah di rumah. Ngapain nggak suruh dia aja yang layani kamu ?"
"Kan aku lagi di rumah kamu sekarang San. Jadi kamu yang harus nyiapin aku makan." Alex tampak geram dengan kelakuan istrinya itu.
"Ya udah,sini uang nya biar aku belikan makan di warung sebelah." Ucap Sania dengan memasang wajah kesal. Meskipun begitu,Alex tetap menyodorkan selembar uang biru pada istrinya itu.
Beberapa menit kemudian,Sania datang dengan membawa sebungkus makanan.
"Ini Mas." Kata Sania sambil menyodorkan sebungkus makanan. Setelahnya ia pun langsung duduk dan kembali berkutat dengan handpone nya di tangan. Alex yang melihat itu semua hanya bisa menghela nafas panjang. Ia kemudian berjalan menuju meja makan,mengambil piring dan sendok makan. Setelahnya ia pun makan dengan lahap.
"Papah...."Suara yang menggemaskan terdengar di telinga Alex hingga membuatnya bahagia.
"Iya sayang. Cantik banget anak papah, Bela baru selesai mandi ya ? Sini dulu,papah bawakan coklat untuk mu." Sambut Alex pada putrinya sambil menyodorkan coklat yang sudah ia siapkan dari tempat kerjanya. Di kecupnya kening sang putri penuh sayang dan kemudian memangkunya.
"Makasih ya Pah. Pah,Bela ingin ke Time Zone. Boleh kan ?" Mata sang anak terlihat sangat berharap membuat Alex tak bisa menolak. Ia pun tersenyum dan mengangguk mengiyakan permintaan sang putri.
"Yeeey....." Teriak Bela dan turun dari pangkuan Alex serta berlari mencari ibunya.
"Mah,ayok ke Time Zone. Udah di tunggu sama papah." Anak umur lima tahun tersebut langsung menarik tangan ibunya.
"Tunggu dulu sayang,mamah siap-siap dulu." Setelah berkata,Sania langsung menuju kamarnya guna bersiap-siap. sedangkan Bela anaknya kembali menemui sang ayah karena anak itu sudah selesai mandi setelah bangun tidur.
...****************...
Jika saat ini Alex dan Sania sedang bersenang-senang mengajak anak mereka untuk bermain,Dania justru memanjakan dirinya disebuah salon kecantikan untuk merawat tubuhnya. Tak lupa wajah dan rambutnya pun di berikan perawatan khusus. Untuk rambut,ia potong sepinggang sehingga terlihat lebih segar dengan model terbaru. Wajahnya pun terlihat semakin berseri dengan sedikit polesan lipstik berwarna nude sehingga membuat penampilannya bak anak remaja.
Setelah puas memanjakan diri di salon kecantikan. Dania kemudian menuju sebuah butik untuk membeli beberapa pasang pakaian untuk ia gunakan. Ia berniat mengganti semua daster Kumal yang dibelikan oleh suaminya dengan pakaian model terbaru.
Seorang karyawan butik membantu Dania menemukan pakaian sesuai dengan selera dan keinginannya. Keramahan karyawan butik tersebut membuat Dania nyaman berlama-lama untuk menemukan apa yang diinginkan nya. Setelah dirasa cukup, Dania pun langsung menggunakan pakaian yang baru saja ia beli dan berniat pulang ke rumah.
Dania tiba di rumah tepat sebelum para penghuni rumah tiba. Sehingga dirinya bebas membawa masuk semua belanjaannya tanpa takut di tanyakan banyak hal oleh mereka. Namun baru saja masuk ke kamar,Dania mendengar suara teriakan sang ibu mertua yang terkejut dengan tumpukan sampah yang sengaja dibiarkan Dania teronggok begitu saja di depan pintu masuk.
"Dania.....! dasar menantu durhaka. Apa mau mu sampai saat ini tak lagi membersihkan rumah ?"Teriak Bu Linda tanpa bisa membendung amarahnya lagi. Rasa lelah sepulang bekerja semakin membuatnya mudah tersulut emosinya.
"Hahaha....biar tahu rasa. Ngapain juga habis makan sampahnya di biarkan begitu saja. Sekarang baru terasa bagaimana jeleknya rumah ini jika aku nggak ingin membersihkan." Ucap Dania pelan di dalam kamar tanpa berniat menghampiri sang ibu mertua yang sedang menahan amarahnya karena melihat sampah berserakan di mana-mana.
Tak ingin semakin lelah,Bu Linda pun menyandarkan tubuhnya di sebuah sofa di ruang tengah. Wanita itu ingin beristirahat sejenak dan tak ingin masuk di kamarnya karena mengingat bahwa seisi kamarnya pun sangat berantakan.
Salam kenal 💜