PARASIT

" Kau mau kemana ?"

Seru Andara Pala ketika melihat Celina justru menghampiri mobil pribadinya sendiri.

" Pergi ke kantor " Jawab Celina seadanya.

" Biar aku anterin, kita naik mobil ku"

" Nggak apa-apa, aku bisa bawa mobil sendiri "

CK

Andara Pala berdecih kesal, ia datang menghampiri Celina kemudian menarik nya masuk ke dalam mobil.

" Tapi jarak kantor kita melawan arah Loh" Celina tetap membantah.

" Diam!!!"

Tegas Andara Pala yang berhasil membungkam mulut Celina .

Mobil mewah berwarna silver itu keluar dari halaman rumah milik Andara Pala .

Selama diperjalanan, keduanya diam. Celina sedikit gugup setelah dibentak oleh Andara Pala tadi. Seumur-umur baru sekarang ada orang yang meninggikan suara padanya.

" Maaf soal tadi "

Ucap Andara Pala sewaktu Celina baru saja hendak keluar dari dalam mobil.

Gadis itu membeku, tangan nya yang terangkat hendak menekan tombol pintu jadi diam tidak bergerak.

Andara Pala keluar dari dalam mobil, ia sigap membuka pintu untuk Celina .

" Sekali lagi aku minta maaf "

Celina mengangguk gugup.

" Nanti aku jemput, tunggu aku"

Setelah berkata demikian, Andara Pala masuk kembali ke dalam mobilnya.

Celina diam ditempat meskipun mobil silver yang baru saja ia naiki telah hilang dari pandangan.

>>>

" Maaf Pak, di Lobby ada tamu yang sedang menunggu "

Kedatangan Andara Pala disambut oleh resepsionis kantor.

" Tamu?"

Baru pertama kali masuk ke kantor setelah kabur, Andara Pala menerima tamu yang datang pagi-pagi sekali.

" Siapa ?"

" Saya tidak tahu Pak, dan ini baru pertama kali saya melihatnya " Jawab sang resepsionis santun.

Andara Pala manggut-manggut, setelah mengucapkan terima kasih, Andara Pala berlalu ke ruang Lobby kantor.

" Hey!!!"

Rupanya itu adalah Marcell Siahaan , ia sumringah menyambut kedatangan Andara Pala . Layaknya kenalan lama, Marcell Siahaan menyalami Andara Pala disertai tepukan di pundaknya.

" Selamat ya atas pernikahan mu, maaf kemarin tidak sempat mengucapkan nya"

Andara Pala memicingkan matanya, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres pria itu menemui nya di kantor.

" Silahkan duduk "

Bagaimana pun Andara Pala harus bersikap profesional kepada tamunya.

" Terimakasih "

Marcell Siahaan duduk dengan menyilangkan kedua kakinya, terlihat angkuh dan sombong. Namun Andara Pala diam saja.

" Tentu anda datang menemui saya secara pribadi bukan hanya untuk sekedar mengucapkan selamat " Cicit Andara Pala menyelidik.

" Kau memang genius, Aku hanya ingin bertanya, apakah kau menikmati barang sisa dari ku?"

Sontak wajah Andara Pala berubah masam. Dengan tidak tahu malunya, Marcell Siahaan malah tertawa senang.

" Wajah mu lucu sekali hahahahahahaha"

Andara Pala memutar otak supaya pria kurang 4-jar ini pergi. Dia ingin menggunakan cara paling halus dan elegan. Supaya tidak nampak jika Andara Pala murka.

" PT LEMBAYUNG, Itu adalah bisnis keluarga WARMAN. Beliau kakek buyut mu kan?"

Tawa Marcell Siahaan spontan senyap, bola matanya melebar. Dari mana Andara Pala tahu tentang keluarganya secepat itu.

" Dan salah satu investor terbesar dalam perusahaan itu adalah MR, A.. Betul??"

Marcell Siahaan mengernyitkan keningnya.

" Apa maksud mu mengatakan hal itu ?" Marcell Siahaan tidak suka berteka-teki.

Andara Pala tersenyum tipis, ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya kemudian menyodorkan kepada Marcell Siahaan .

Bola mata Marcell Siahaan hampir melompat keluar saat melihat pemberian Andara Pala . Sebuah kartu nama berwarna hitam bergaris emas yang bertuliskan satu huruf A.

Marcell Siahaan menelan ludah, namun terasa sulit. Lutut nya gemetar hingga ia menarik satu kaki yang menyilang. Merubah posisi menjadi sopan.

Telapak tangan Marcell Siahaan basah, ia meremas kartu itu dengan gugup.

" Tertawa lah!!"

Andara Pala tersenyum miring, ia menyender begitu jumawa.

" Ma- Maaf..."

Marcell Siahaan menundukkan kepalanya. Kini giliran Andara Pala yang tertawa lepas.

" Aku tidak pernah mengira jika Celina sehebat itu, bisa membuat mu melakukan hal menjijikan seperti ini "

Marcell Siahaan tetap merunduk, rasa takut dan malu membuat nya tidak bisa berkutik.

" Enyahlah dari hadapan ku !" Andara Pala menggerakkan kepalanya, Marcell Siahaan mengangguk. Ia bangkit dan buru-buru keluar.

Andara Pala geleng-geleng kepala, ia bangkit merapikan jasnya kemudian keluar dari Lobby.

>>>

Celina menghempaskan bobot tubuhnya ke atas kursi, ia membuka laptop. Muncul berita terbaru di pemberitahuan, entah kenapa Celina jadi ingin tahu ?

Ia menekan pencarian dan tampillah berita terheboh di pagi hari.

Seorang model top telah come back, model cantik bernama Donna yang telah berhasil mengepakkan sayapnya di catwalk Luar negeri pulang dengan tiba-tiba. Apakah hal itu berhubungan dengan pernikahan Andara Pala yang mendadak ?

Karena kabarnya Donna adalah kekasih sang pengusaha muda itu ?

Celina terdiam, ia menatap beku wajah gadis cantik, langsing indah semampai itu. Apalah dirinya ?

Rasa insecure muncul, pantas Andara Pala awalnya menolak saat Celina meminta untuk menikah ?

SURPRISE!!!!

Andara Pala kaget, sesosok wanita cantik muncul dan langsung melompat memeluk nya. Tubuh tegap pria itu membeku.

" Aku kangen " Rengek Donna manja, pelukannya sangat erat sekali. Dia tidak perduli dengan status sang kekasih. Baginya, Andara Pala adalah miliknya.

" Kapan kamu datang ?" Tanya Andara Pala setelah membasahi tenggorokan nya dengan cairan air liur.

Donna melepaskan pelukannya, ia menatap manja sang kekasih.

" Setelah mendengar berita pernikahan mu, aku langsung pulang !! Dan kamu tahu ? Itu membuat pihak management langsung memutuskan kontrak secara sepihak "

Andara Pala mengangguk mengerti, ia melerai pegangan tangan Donna kemudian melangkah mendekati sofa.

Donna mengikuti, kemudian mereka duduk bersisian.

" Kau tidak ingin tahu kenapa aku menikah ?"

Donna menggeleng, ia memeluk lengan Andara Pala sembari menyenderkan kepalanya di bahu pria itu.

" Aku tahu pasti karena Opa"

Andara Pala tersenyum getir, Donna memang sangat pengertian. Tanpa dijelaskan pun dia akan mengerti dirinya.

" Apakah dia tahu?" Tanya Donna kemudian.

" Entahlah " Andara Pala menghela nafas panjang, tidak bisa dipastikan apakah Celina tahu .

" Apakah kamu tidak mengatakannya ?"

Andara Pala menggeleng pelan.

" Belum sempat "

Donna mengangguk mengerti, ia terus membenamkan diri dalam dada kekasihnya.

Celina menghabiskan hari ini dengan banyak diam, ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa pikiran nya terusik dengan berita yang dibacanya pagi tadi?

Bukankah terlalu dini untuk menaruh perasaan kepada pria yang kini menjadi suaminya?

Apalagi kini dia tahu bahwa pria itu telah memiliki kekasih ? Tapi kenapa Andara Pala tidak bercerita ? Apakah hal tersebut tidak penting ?

AHHH

Celina memicit keningnya, rasanya kepala ingin meledak saja. Kenapa dia justru tersangkut dalam masalah seperti ini ? Seharusnya dia menghindar dari masalah publik figur.

Apapun itu, Celina harus membicarakan nya dengan Andara Pala . Tidak perduli dengan anggapan pria itu. Karena hal ini menyangkut nama baik nya juga.

Hemmm