NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#11 – Kemenangan Tipis II

Durrand yang sadar akan jumlah musuh yang bertambah dengan begitu signifikan, dan begitu juga dengan keadaan moral pasukannya yang terlihat mulai turun dengan ekspresi mereka yang terlihat mulai tampak tegang dan khawatir, ia pun pun mulai memacu kuda nya ke barisan terdepan.

Aku mengingat akan formasi mereka kemarin yang menggunakan taktik peperangan ala kekaisaran suci Ventorian. Para komandan juga menyadari itu. Dari logat sang penunggang pun terdengar seperti orang-orang kekaisran, meskipun orang-orang Leofric memiliki logat yang kurang lebih sama seperti mereka. Benar atau salah … mungkin aku bisa menggunakan ini.

"Bethelian!" teriak Durrand dari atas kudanya, menghadap ke arah pasukannya. "Ini lah saatnya! Inilah saatnya saudara-saudara ku sekalian! Ini lah saatnya untuk kalian menunjukkan kesetiaan kalian kepada Raja dan bangsanya!"

Durrand lalu menunjuk ke arah 200 ribu prajurit yang sedang menuju ke Barowind dari arah Kelemborr. "Lihatlah ke sana! Apakah kalian melihat mereka?! Ya … kalian pasti melihatnya, melihat bagaimana pengecut dan khianatnya mereka kepada Raja dan bangsanya! lihat lah hanya karena diberikan beberapa jal*ng kekaisaran, mereka langsung tunduk dan rela membunuh raja dan bangsa mereka sendiri! saksikanlah saudara-saudaraku sekalian bagaimana menjijikannya wajah mesum dan biadab mereka! Bahkan dari jauh pun kita bisa mengendusnya!"

"Sekarang aku ingin bertanya kepada kalian!" Durrand kembali menghadap ke arah pasukan nya. "Apakah kalian rela para bajingan itu membunuh keluarga kalian?! Memperkosa, menculik dan menginjak-injak istri dan saudari kalian?!"

Dari orasinya itu, hanya sedikit yang merespon, sementara kebanyakan masih tampak keraguan yang jelas di wajah mereka.

"Tentu aku bisa melihat wajah ketakutan dan kekhawatiran kalian! Apalagi setelah kekalahan kemarin yang cukup teledor. Oleh karena itu, aku akan mengampuni kalian jika kalian ingin pergi dan kabur dari medan perang!"

Beberapa prajurit pun mulai menoleh satu sama lain, saling menatap dengan keraguan ke arah kawan-kawan seperjuangan mereka. Niat mereka untuk kabur dan lari pun mulai tumbuh, namun ….

"Ya … ya, kaburlah! Kaburlah dan jadilah pengecut yang membiarkan Raja nya dibunuh! Kaburlah dan jadilah pengecut yang membiarkan istri dan saudari nya diperkosa! Kaburlah dan jadilah pengecut yang membiarkan negara nya direbut oleh para badut kekaisaran! Ya … larilah! Larilah wahai pengecut!"

Kini tampak wajah ragu pasukan nya mulai berubah menjadi ekspresi jengkel. Namun secara bersamaan, para prajurit yang sudah berniat untuk kabur dari medan perang, kini hanya bisa menundukkan kepala mereka dengan rasa malu.

Aku harus menggunakan narasi lain agar bisa mengembalikan moral mereka. Tapi apa yang harus aku gunakan?!

Di tengah itu semua, Durrand pun mengingat akan dua entitas yang telah melerai dua pasukan besar untuk saling bertempur, dan dari sana pula ia sadar bagaimana para pasukannya kini sangat mengidolakan mereka berdua, apalagi dengan ribuan pasukan yang sudah disembuhkan oleh mereka.

Durrand pun mendongakkan kepalanya dengan penuh kewibawaan, dan mulai berseru, "Apa kalian ingat apa yang sudah kita lalui sebelumnya? Apakah kalian ingat siapa yang telah mencegah dua negara saling bunuh satu sama lain?! Apakah kalian ingat siapa yang telah menyembuhkan dan menyelamatkan kalian dari ujung kematian?! Ya … benar ... mereka adalah …."

Durrand terhenti sesaat, dan mengingat bahwa ia sama sekali tidak tahu siapa mereka, sementara Randall tidak pernah memberitahu siapa mereka seakan ia merahasiakannya dari orang lain. Namun tampak jelas di mata para prajurit nya yang mulai berharap menatapnya, menunggunya untuk memberitahu siapa mereka sebenarnya.

Persetan dengan siapa dan apa mereka, meski mereka sudah menyangkal akan kedewaan mereka, aku akan tetap mengatakannya.

"Mediang Raja telah memberitahuku … bahwa mereka adalah … mereka adalah Dewa kematian dan Dewi kehidupan! Mereka Dewa Dewi yang rendah hati telah memberkahi kita dengan kesempatan kedua untuk meraih kemenangan! Mereka telah menjanjikan kita kematian yang mulia! Mereka yang telah mengunjungi kita, telah menjanjikan kita kemenangan yang agung!"

Aku tidak tahu apakah mereka benar-benar mengatakan sesuatu ke mendiang paduka tentang identitas mereka yang sebenarnya.

Dan pasukan nya pun bersorak dengan keras sambil mengangkat tombak dan pedang mereka.

"Maka dari itu wahai saudara-saudaraku, berjalan lah bersamaku! Berbarislah bersamaku! Rapatkanlah bahu kalian di sampingku! Saudara-saudaraku sekalian! Hari ini kalian akan mencatat sejarah tentang ketangguhan Bethelian di depan para pengkhianatnya! Bethelian tidak akan pernah tergoyahkan lagi! Saudara-saudaraku, mari kita teguhkan jiwa kita dan siapkan seruan perang kalian!"

"Huwaaaaaaaaa! Horaaaaaaa!" keramaian pasukan nya pun benar-benar menggelegar memecah langit Kelemborr yang serta memperdengarkan keteguhan jiwa para Bethelian di telinga para pengkhianat.

****.

(ilustrasi tidak sesuai skala, hanya untuk memberi gambaran saja).

Pasukan Durrand pun mulai berjalan dengan membagi dua bagian. Bagian pertama yang berisikan 60 ribu prajurit mengarah ke desa, menghadang pasukan pemberontak yang ada di Barowind. Sementara bagian kedua atau pasukan utama, bergerak mencegat pasukan tambahan dari arah Kelembor yang berjumlah 200 ribu prajurit.

Pertempuran pun dimulai dengan pasukan Durrand yang membuka dengan lemparan lembing sembari terus berjalan sambil berlindung di balik perisai persegi mereka.

Lalu di saat dua pasukan mulai berbenturan, pasukan Durrand pun menggunakan taktik 2 lawan 1. Yakni dari balik prajurit ber-perisai, akan ada prajurit lain yang menggunakan tombak tanpa perisai yang mulai menusuk-nusuk secara terarah dan presisi. Sedangkan prajurit yang ber-perisai akan menggunakan tangan bebas mereka untuk menarik perisai musuh agar terbuka dan membuat musuh terekspos bagian tubuhnya.

Dengan taktik yang efisien, pasukan Durrand pun terus membunuhi pasukan pemberontak dari ara Kelemborr dengan cukup mudah.

Di sisi lain, pasukan pemberontak yang ada di Barowind masih bisa bertahan dan hanya gugur beberapa. Sedangkan yang dari arah Kelembor sangat mudah dibunuh, seakan mereka tidak terlatih dalam peperangan besar.

Lalu sekitar 30 menit kemudian, pasukan pemberontak yang dari arah Kelembor pun mulai mundur. Begitu juga dengan pasukan Durrand yang menghadapi mereka juga memutuskan untuk tidak mengejar.

Sementara itu, pasukan Durrand yang menyerang desa Barowind malah mulai terpukul mundur, dengan taktik musuh mereka yang lebih efisien untuk melawan balik taktik pasukan Durrand.

Pasukan pemberontak yang berada di Barowind menggunakan pedang pendek mereka dengan sangat efektif pada jarak dekat. Apalagi dengan taktik pasukan Durrand yang terus mencoba menarik perisai mereka, pasukan pemberontak dengan mudah menyangkalnya dengan sabetan pedang pendek mereka.

Pasukan Durrand yang menyerang Barowind pun berakhir lebih banyak yang terluka dairpada yang terbunuh. Sementara musuh mereka hanya sedikit saja yang gugur. Itu benar-benar bencana. Karena setelah pasukan Durrand yang menyerang Barowind mulai terpukul mundur, tiba-tiba saja musuh mereka langsung membuka barisan baru di sayapp kanan kiri dan langsung membuat pasukan Durrand kembali terkena Flanking.

Dari sana, tidak sampai satu jam kemudian, pasukan Durrand yang ada di Barowind benar-benar hampir terbantai setengahnya. Namun meskipun begitu, mereka tetap berhasil mundur dan menjauh dari pasukan musuh. Dan kembali berkumpul dengan pasukan utama di depan garis hutan Aeldureth untuk beristirahat.

****.

Bersambung ….

****.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!