NovelToon NovelToon
Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Pengganti / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Razanur salsa

di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pak Ibnu Meninggal

Di rumah sepi tidak ada keluarga dari pak ibnu, mereka semua pergi ke rumah sakit untuk menemani pak ibnu yang masih terbaring lemah di kasur kamar pasien, aku dirumah seorang diri, walau di dalam rumah itu banyak pelayan pak ibnu aku tetap merasa tidak nyaman tinggal berlama-lama disana.

Setiap hari aku selalu ditemani pakde, kami banyak cerita tentang keluargaku atau keluarga pakde, terdengar suara telepon rumah berdering keras hingga terdengar ke depan teras tempat aku dan pakde duduk, tak lama suara telepon itu hilang di ganti suara percakapan seorang perempuan, ia adalah pelayan pak ibnu yang bekerja dibagian dapur.

Lama tak terdengar lagi percakapan pelayan itu, tiba-tiba pelayan itu berlari tergesa-gesa keluar dari dalam, menemui kami yang sedang duduk di luar, pelayan itu berbicara dengan pakde.

"pakde bapak pakde"gugup pelayan itu berbicara dengan pakde sambil berbisik.

"ada apa dengan bapak? "jawab pakde dengan suara yang hampir tidak terdengar olehku.

"bapak sudah pergi pakde"ucap pelayan itu sambil terisak tangis.

Aku yang melihat pemandangan seperti itu tidak mengerti apa yang pakde dan pelayan itu bicarakan, selesai berbicara pelayan itu masuk ke dalam dan pakde sendiri menghampiriku sambil duduk menghela napas kasar.

"ada apa pakde, kok pakde wajahnya seperti sedang ada masalah serius"tanyaku pada pakde setelah pakde tenang.

"kamu yang sabar ya nak ridwan"ucap pakde yang membuatku bertambah bingung.

"memangnya ada apa pakde"timpalku yang sedikit memaksa pakde untuk berbicara jujur.

"bapak sudah pergi nak ridwan"balas pakde singkat dengan wajah tertunduk lemas.

"ga mungkin pasti pakde berbohong"jawabku dengan suara sedikit menegaskan.

"kamu sini duduk yang tenang dulu, kamu harus sabar dengan ujian ini"balas pakde menenangkanku lagi.

"pakde berbohong padaku..pakde pasti bohong"teriakku langsung berdiri lari masuk ke dalam kamar.

Aku tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana, setelah mendengar bahwa pak ibnu sudah meninggal, kabar itu seperti ada badai petir yang menyambar, aku yang tidak terima akan kepergian pak ibnu terus menangis di dalam kamar.

Tepat pukul 01.15 terdengar suara ambulance berhenti di depan rumah, aku yang masih setengah sadar antara ngantuk dan sadar lalu berdiri dan keluar kamar, terlihat beberapa orang keluar dari dalam mobil ambulance itu dengan seragam serba putih lalu mereka membuka pintu belakang mobil dan memegang sebuah benda yang panjang terbuat dari besi stainless, jantungku berdetak sangat kencang belum percaya dan yakin kalau yang di dalam ambulance itu pak ibnu, saat posisi keranda sudah keluar seutuhnya dari dalam mobil ambulance terlihat di dalam keranda itu ada seseorang yang di tutup oleh kain kafan putih, tubuhku gemetar tidak percaya dengan apa yang aku saksikan Ini, aku masih belum percaya kalau yang di dalam keranda itu adalah pak ibnu.

Saat mereka berjalan membawa masuk keranda itu, aku melihat wajah pak ibnu terbaring kaku di dalam keranda itu, tangisku pecah berteriak dengan ketidak percayaan ini "tiiidak...tidak mungkin"teriakku saat keranda itu melewatiku.

Adik dari pak ibnu mendekatiku

"kamu yang sabar ya, ini semua sudah takdir yang maha kuasa"rayu adik pak ibnu padaku dengan lembut.

Terlihat jelas olehku ada seorang laki-laki paruh baya dibaringkan di tengah-tengah ruang tamu dengan tubuh sudah di tutup kain kafan, suara tangis memenuhi ruangan itu, aku yang masih terpaku dengan apa yang terjadi dihadapanku tak bisa berbuat apa-apa hanya berdiri mematung di kerumunan orang-orang yang lalu lalang menjenguk keluarga pak ibnu untuk terakhir kalinya, aku bingung bimbang resah menghantui pikiranku apa yang akan terjadi setelah ini, apakah keluarga pak ibnu masih mau menerimaku disini, karena selama aku tinggal disini hanya pak ibnu yang selalu menyayangiku.

Beberapa tahun berlalu aku izin pamit pada keluarga almarhum pak ibnu, untuk kembali ke desa mereka sangat sayang padaku tidak seperti yang aku pikirkan, setelah semua di kira selesai aku pamit pada semua keluarga almarhum pak ibnu, mereka sedih tak memberikan izin padaku untuk kembali ke desa, tapi mereka adalah orang-orang yang baik dan tidak memikirkan ego saja dengan berat hati mereka merelakan kepergianku.

Jauh berjalan aku berpapasan dengan orang yang seperti kebingungan.

"maaf mas ada apa, kok seperti sedang ada yang di cari?"tanyaku berbasa basi pada orang itu.

"ini mas aku kehilangan dompetku, perasaan tadi ada, kenapa sekarang ga ada"jawab orang itu menjelaskan.

"coba carinya pelan-pelan, siapa tahu terselip di tas"aku memberi saran pada orang itu, agar tidak tergesa-gesa mencari.

Lama menunggu orang itu mencari dompetnya, ia tidak juga temukan dompetnya sampai orang itu duduk lemas di atas trotoar, terpancar diwajahnya raut wajah bingung, sedih, pasrah dan entah apa lagi yang ia rasakan.

"mas nya memang mau kemana dan dari mana? "tanyaku yang juga ikut duduk di atas trotoar itu.

"saya mau cari kerja di kota, baru tadi saya tiba di kota malah tertimpa musibah"jawab orang itu lemas.

"lalu sekarang mas mau bagaimana, apa di kota mas nya punya saudara? "tanyaku lagi pada orang itu.

"tidak, saya tidak punya saudara di kota"jawab orang itu menjelaskan.

Aku bingung harus berbuat apa menolong orang itu atau tetap pergi ke desa meninggalkannya sendiri, tapi hatiku mengatakan kalau aku harus menolong orang itu, entah kenapa hatiku merasakan kesedihannya, aku pernah merasakan di posisi orang itu rasanya tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

"mas maaf, kalau mas nya mau kita tinggal bareng denganku, aku juga sedang mencari pekerjaan di kota"ucapku berbohong agar orang yang mau aku tolong tidak menolak.

"alhamdulillah mas, kalau mas nya mau menolong saya"timpal orang itu dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mereka berbincang lama, akhirnya mereka memutuskan berjalan bersama mencari tempat atau rumah yang mau di sewakan, lama mereka mencari hingga sore tiba, tapi tidak juga dapat rumah yang mau di sewakan.

Rasa lelah yang mereka rasakan tidak terasa sama sekali kalau berjalan dan bekerja sama, tiba mereka di pos ronda warga setempat, terlihat pos itu sepi mereka mendekati dan duduk meluruskan kaki yang pegal-pegal sambil memijat kakinya sendiri, dari jauh terlihat seorang laki-laki berjalan santai mendekati pos ronda itu, aku dan orang yang bersamaku hanya diam tidak menyadari kalau ada seorang laki-laki sedang berjalan mendekati.

Saat asik memijat kaki kami masing-masing kami di kejutkan dengan suara laki-laki mengucapkan salam. "assalamualaikum.."ucap laki-laki tadi

"walaikumsalam.."jawab kami serempak

"sedang apa nih kok kayaknya saya tidak pernah lihat kalian di kampung ini? "tanya berbasa basi laki-laki itu.

"kami memang bukan warga sini pak"jawabku menjelaskan pada laki-laki itu.

"memang kalian mau kemana, bisa sampai kampung ini? "tanya lagi laki-laki itu.

"kami sedang mencari rumah yang mau di sewakan pak"balasku lagi menceritakan tujuanku datang ke kampung ini.

Lama bercerita laki-laki itu menawarkan rumahnya yang ada dj ujung jalan, aku dan orang yang belum aku ketahui namanya mau menempati rumah itu, aku merasa cocok dengan rumah itu lalu aku membayar uang sewa untuk bulan ini.

1
desyaulia wahyuni05
I was very hurt reading it
Razanur Salsa
👍👍👍
Bisma
saat ini no komen ceritanya bagus
Nurhasanah
lanjut thor
Sarah Fadhilah mumtaz
lanjut kak
Nurhasanah
keren kak
OkitaNiken
Jadi sekarang umurnya Ridwan berapa tahun?
OkitaNiken
Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
OkitaNiken
Umur 8 tahun ditinggal sendirian di rumah? Bahkan tanpa makanan, astagaa tega sekalii/Sob/
OkitaNiken
Sedih banget bacanyaa, aku kira ayahnya Ridwan jahat karena ninggalin Ridwan tinggal sama kakek neneknya di desa. Tapi ternyata ayahnya Ridwan sebaik itu/Sob/

Semangat Thor, aku suka karyamuu
OkitaNiken
Ini kisah asli author nya kah? Astaga sedih sekali, kenapa orang tuanya Ridwan cerai?
Razanur Salsa
terima kasih kak, aku pemula dan ingin benar-benar menceritakan kisah nyata hiduku. aku hanya bisa menulis yang aku tahu aja, mohon bimbingannya kalau ada kesalahan/Pray/
OkitaNiken: Ini beneran kisah hidupmu Thor?
total 1 replies
Hiro Takachiho
Wah, cerita ini seru banget, bikin ketagihan!
Itzel Juárez
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!