Mafia Cantik Penakluk Gus Tampan

*****

"Masih tidak percaya?" tanya Gus Alzam.

"Buat apa gue percaya dengan omongan kadal buntung kayak lo." jawab Queena masih ketus.

"Humaira itu artinya kemerah merahan , panggilan itu adalah panggilan sayang Baginda Nabi Muhammad pada istrinya Sayyidah Aisyah, yang pipinya itu putih ke merah merahan."

"Bersemu merah gitu." potong Queena.

"Iya, bukan merah karena blus on tapi memang kulit asli Sayyidah Aisyah."

"Gue kan gk pernah bersemu merah, kan lo yang sering bersemu cuma gue gembelin sedikit udah salting pipinya jadi kayak kepiting rebus."

Pipi Gus Alzam langsung memerah mendengar ucapan Queena yang memang benar adanya.

"Ber arti lo dong yang harus di panggil Humaira." lanjut Queena.

Gus Alzam menghembuskan nafas memang sedikit sulit menjelaskan pada Queena, mana ada laki laki di panggil Humaira pikir Gus Alzam.

"Humaira itu panggilan mesra , panggilan cinta, husus untuk Sayyidah Aisyah, tidak untuk istri istrinya yang lain." jelas Gus Alzam.

Mendengar kata istri istrinya yang lain Queena melotot pada Gus Alzam.

"Jadi Lo manggil Humaira husus buat gue,?"

Gus Alzam mengangguk karena dia pikir Queena sudah paham.

" Lo ngikuti jejak Nabi gitu?" tanya Queena lagi.

Gus Alzam mengangguk kembali

"Termasuk banyak istri juga."

"Astaghfirullah Queen melamar satu orang saja belum dapat." ucap Gus Alzam.

Abi dan yang lainnya menghampiri Queena dan Gus Alzam.

"Sudah sudah kalian lanjutkan diskusinya saat sudah halal saja." Tegur Umi.

"Kita gak lagi diskusi kok mi." bantah Queena.

"Sudah Daddy dan Abi putuskan kalian menikah Empat hari lagi." ucap Tuan Fredy.

"Kami setuju." Jawab Umi Maryam dan di angguki oleh yang lainnya kecuali Gus Alzam dan Quenna.

"Ini sudah malam kita permisi dulu ya pak Fredy," pamit Abi Reyhan pada Tuan Fredy.

"Tunggu tunggu siapa yang nikah empat hari lagi?" tanya Queena yang masih belum yakin dengan pendengarnya.

"Kamu sama Alzam " jawab Malvin.

"OMG,,SERIUS!"

"Oh, No ! "

"Kenapa lagi Princess?" tanya Malvin.

" Masak nikahnya cepet cepet sih bang gak pacaran dulu gitu." ujar Queena pelan.

"Berpacaran itu dosa hukumnya Quenn lebih baik pacaran setelah nikah mendapat pahala." jelas Gus Alzam.

"Tapi gue pengennya itu pacaran dulu," rengek Queena.

"Humaira,, pacaran itu haram hanya akan membuat kita mendekati zina, dan Allah melarang keras kita mendekati zina seperti yang telah Allah terangkan dalam Al-Qur'an dalam surat Al Isra' ayat 32

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).

Berpacaran itu lebih banyak mudharat nya dari pada manfaatnya. Tapi ketika kita berpacaran setelah halal apa yang kita lakukan menjadi pahala, umpamanya saat kita berpegangan tangan saat belum menikah itu dosa, tapi saat sudah halal itu menjadi pahala yang luar biasa." jelas Gus Alzam pada Queena dengan lembut.

Tuan Fredy tersenyum mendengar penjelasan Gus Alzam,dia semakin yakin kalau Gus Alzam mampu membimbing Queena ke jalan yang benar, dan dia adalah lelaki tepat untuk mengganti kan tugasnya menjaga putri kecilnya.

Queena manyun , mencerna setiap ucapan Gus Alzam, 'ber pegangan tangan saja dosa apalagi gue kan udah sering bunuh orang, bagaima reaksi Gus Alzam saat tahu' monolog Queena dalam hati.

Melihat Queena diam Gus Alzam menganggap diamnya Queena adalah pertanda dia menyetujui pernikahannya.

" Kalau begitu saya pulang dulu Humaira,, persiapkan diri mu empat hari lagi kita menikah." pamit Gus Alzam.

Setelah berpamitan pada Malvin Tuan Fredy Gus Alzam beserta keluarganya pulang meninggalkan Queena yang masih betah dalam diamnya.

" Princess yuk istirahat udah malam,angin malam tidak baik buat kesehatan." ajak Malvin pada Queena.

Queena tetap diam tidak bergerak sama sekali, Malvin panik melihat sang Adik sudah seperti patung, sementara Tuan Fredy masih mengantarkan keluarga Gus Alzam kedepan.

"Queen banyak banget dosanya ya bang?"

tiba tiba Queena bersuara.

"Queen kan udah sering tuh bunuh orang." lanjut Queena dengan pelan.

Malvin memeluk adiknya jadi dia teringat akan dosanya makanya diam," Sayang Allah itu maha pemaaf pasti Allah akan memaafkan Queena asal ber taubat." ucap Malvin menenangkan Queena.

Queena melepaskan pelukan Malvin kemudian berdiri meninggalkan Malvin sendiri.

"Tapi gue gak akan bubuh orang kalau dia gak ngusik ketenangan Queena, jadi bukan salah gue dong membunuhnya." ucap Queena santai.

Ingin sekali Malvin melemparkan adiknya itu ke kandang buaya,ia kira adiknya itu akan bertaubat tapi ternyata.

********

Gus Alzam dan keluarga nya sudah sampai pesantren Darussalam, Abi menyuruh mereka berkumpul di ruang keluarga dulu.

"Ada bi Kenapa menyuruh kita berkumpul?" tanya Gus Azka.

"Sebelumnya Abi mau meminta maaf dulu , tapi Abi benar benar kecewa dengan sikap mu Fatimah." ucap Abi Reyhan.

Gus Azka menundukkan kepalanya dia merasa malu pada keluarga nya, dia merasa tidak bisa mendidik istrinya.

"Maaf Abi." ucap nya.

"memang apa yang saya lakukan Abi.?" bukannya merasa malu tapi justru Ning Fatimah malah merasa tidak bersalah.

"Apa yang saya ucapkan adalah suatu kebenaran dan suatu fakta, saya tidak menfitnah, belum menjadi menantu saja Abi sama umi sudah berat sebelah apalagi kalau sudah jadi menantu." lanjut Ning Fatimah.

"Bukan begitu nak, hanya saja tindakan mu tadi itu salah." ucap umi Maryam dengan lembut.

"Lalu yang benar itu si bocah tidak bermoral itu." tandas Ning Fatimah.

Gus Alzam yang tidak terima ada yang melawan Uminya bersuara." kamu tidak usah terlalu mengurusi Queena, dia tanggung jawab saya, jadi urus saja dirimu."

Gus Azka yang sudah tahan dengan tingkah istrinya menarik Ning Fatimah menuju kamarnya.

"Apasih gak usah tarik tarik saya bisa jalan sendiri." bentak Ning Fatimah pada Gus Azka.

Umi Maryam menangis, baru kali ini ada yang bersikap seperti itu pada dirinya itupun menantunya,anak anaknya sekalipun belum pernah ada yang membangkang padanya.

Ning Syaqila memeluk Uminya dia ikut menangis melihat Umi nya menangis, iparnya itu benar benar keterlaluan.

Abi Reyhan juga sama terkejutnya dengan sikap Ning Fatimah, beliau memegang dadanya terus ber istighfar, benarkah dirinya sudah berat sebelah.

Gus Alzam menggenggam erat tangan nya hingga kuku jari-jari nya memutih, dia begitu marah melihat Uminya menangis hanya gara gara sikap Ning Fatimah.

Bagaimana jadinya kalau Abi dan Umi nya tahu yang dilakukan Ning Fatimah tadi siang pasti mereka akan semakin terkejut,selama ini mereka tahunya hanya Ning Fatimah yang sopan dan lemah lembut tapi sekarang semua terbuka sedikit demi sedikit.

_

_

_

TBC