NovelToon NovelToon
Obsession Mr. Geeky

Obsession Mr. Geeky

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Seorang pemuda yang misterius menyamar menjadi laki-laki culun, bertemu dengan gadis yang sedikit manja dan baik hati.

"Diam jangan bergerak nanti bakal aku lepaskan kalau kamu nurut."

"Afkar!" jerit Regita kaget.

"Shuttt..diam jangan teriak nanti orang tuamu dengar"

"Kenapa loe bisa masuk ke sini?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OMG 09

"Siapa disana? berhenti di situ jangan lari kamu!" pemuda yang menyiksa orang itu langsung berlari keluar mengejar siapa yang mengintip aksinya tadi.

sedangkan Regita langsung lari tunggang langgang untuk mencari tempat persembunyian yang aman.

"Sial gue kehilangan jejaknya" pemuda itu berhenti tepat di samping persembunyiannya Regita.

Setelah terdengar langkah kaki menjauh dari tempat persembunyian Regita mulai keluar melihat situasi, dirasa aman Regita keluar dari tempatnya.

"Hufftt...untung sudah pergi, kok perawakannya mirip seperti Afkar ya?" ucap Regita bertanya tanya.

"Gita ayok pulang kenapa loe malah disitu?!" panggil Ucup yang membuat Regita terkejut.

"Ucup loe ngagetin aja loh, jangan teriak Cup shutt.." ucap Regita memperingatkan Ucup.

"Kenapa sih Git?" tanya Ucup.

"Udah jangan banyak tanya mendingan kita langsung pulang aja" Regita mendorong bahu Ucup menuju ke parkiran.

"Ada apa sih sebenarnya kok cepat-cepat banget?" tanya Ucup tetap penasaran.

"Cepat nyalain motornya gue udah capek banget ini pengen cepat pulang"

"Iya sabar, ayok cepat naik" motor mulai melaju meninggalkan area sekolah.

Selama dalam perjalanan dua orang itu hanya saling diam yang satu sedang fokus menyetir sedangkan yang satunya lagi sedang memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Mereka sampai di rumah sudah agak malam karena mereka tadi sempat mampir untuk makan sebentar di warteg.

"Makasih ya Cup" Regita langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan basa-basi seperti biasanya.

"Dia kenapa kok aneh banget seharian ini, apa lagi PMS ya" monolog Ucup pada diri sendiri. Tanpa mengambil pusing Ucup pulang kerumahnya.

Sedangkan disisi lain pemuda yang melakukan penyiksaan tadi terus mengikuti Regita dan Ucup sampai rumah. Setelah Ucup pergi dari rumah Regita pemuda itu masuk ke dalam rumah Regita dengan meloncati pagar.

Pemuda itu menuju ke kamar Regita lalu mencongkel jendelanya dan masuk ke dalam. Saat sudah masuk ke dalam keadaan kamar sedang kosong tapi dari arah kamar mandi terdengar suara gemericik air. Lalu dia bersembunyi di dekat lemari, setelah Regita keluar dari kamar mandi pemuda itu langsung membekap mulut Regita. Regita yang panik langsung memberikan perlawanan.

"Diam jangan bergerak nanti bakal aku lepaskan kalau kamu nurut."

Setelah mendengar perkataan itu Regita langsung diam tidak memberikan perlawanan lagi. Disaat Regita sudah mulai tenang pemuda itu melepaskan bekapannya.

"Afkar!" jerit Regita kaget.

"Shuttt..diam jangan teriak nanti orang tuamu dengar"

"Kenapa loe bisa masuk ke sini?"

"Kamu sudah tau sesuatu kan tentang aku?"

"Sesuatu apa gue enggak tau apa yang loe maksud."

"Jawab jujur?!" nada suara Afkar sudah berubah mengintimidasi.

"Gue mau jawab apa? gue enggak tau apa yang loe maksud?"

"Ok kamu enggak mau menjawab jujur?" Afkar mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana yang ternyata senjata tajam.

"Loe jangan aneh-aneh deh" Regita berjalan mundur menghindar.

"Jawab jujur atau ini akan menusuk ke perutmu, kamu bersekongkol dengan Brandon kan?"

"Gue enggak bersekongkol dengan Brandon."

"Oh iya? kalau tidak bersekongkol dengan Brandon kenapa kamu ada disekitar markas ku pas penyerangan malam itu."

"Gue enggak sengaja kesana."

"Bohong!"

Regita terus mundur sampai berada didekat pintu, Regita berencana membuka handle pintu lalu berteriak tapi belum sempat terjadi Afkar sudah membaca pergerakannya.

"Kamu mau kemana ha?!" Afkar mengungkung Regita hingga tidak bisa berkutik lagi.

"Sekarang kamu mau jujur atau bakal aku teror terus-menerus?" Regita tetap diam tidak membuka suara.

"Kamu tetap diam?"

"....."

"Baik berarti kamu memilih opsi ke dua."

"Afkar kenapa kamu begitu menakutkan? tidak seperti yang aku kenal." ucap Regita dengan suara pelan.

"Aku memang seperti ini."

"Kamu terlalu sadis Afkar." Afkar tersenyum smirk.

"Ternyata benar kamu sudah melihat segalanya."

"Iya aku sudah melihatnya! betapa tidak berdosa nya kamu menghilangkan nyawa seseorang yang tidak bersalah."

"Mereka salah dan patut untuk dibunuh" Afkar berbicara dengan nada datar.

"Memang kamu tuhan hingga bisa menyiksa dan mengambil nyawa orang sesuka hatimu?!"

"Aku bukan tuhan, aku hanya memudahkan mereka untuk bertemu dengan tuhan."

"Loe jahat afkar, loe benar-benar psikopat."

"Ya aku memang seperti itu."

"Sekarang mau apa bicara saja."

"Kamu memang pintar Regita, aku hanya mau kamu tutup mulut saja tentang semua yang kamu lihat. Dan aku bakalan awasi kamu mulai saat ini jadi jangan macam-macam untuk kedepannya."

"Baik aku akan tutup mulut."

"Ingat rahasia ini hanya kita berdua yang tahu kalau sampai ada pihak lain yang tau aku akan cari kamu." setelah mengatakan itu Afkar melepaskan kukungannya lalu menghilang secepat kilat.

Sepeninggalan Afkar, Regita langsung terduduk lemas di lantai dengan nafas berderu tidak teratur.

"Kenapa dia menjadi seperti itu?" benak Regita bertanya-tanya.

Tok-tok (bunyi ketukan pintu)

"Regita kamu sudah tidur atau belum" suara Nita yang berada di luar.

"Belum mak ada apa?" jawab Regita dari dalam.

"Kok jam segini belum tidur sih ini sudah malam loh."

"Iya ini sebentar lagi mau tidur."

"Ya udah cepat tidur, mimpi indah ya."

"Iya mak."

Regita berdiri lalu berjalan menuju ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. Dia belum bisa memejamkan matanya sekarang ini.

"Hufttt....makin enggak nyaman nih hidup gue kalau diawasi terus" dumel Regita.

"kenapa hidup ini makin kesini makin rumit banget sih akh.." Regita mengacak rambutnya frustasi.

Regita melamun memikirkan bagaimana dia nanti ke depannya apabila diawasi oleh Afkar terus-menerus, dia takut nanti bakal keceplosan berbicara tentang Afkar. Lama melamun akhirnya Regita menutup mata mulai menyelami alam mimpi.

Tanpa Regita tau sejak tadi Afkar masih berada didepan kamar Regita, mengawasi semua tingkah laku Regita. Setelah Regita tidur Afkar baru meninggalkan area rumah Regita. Saat dijalan Afkar tidak sengaja bertemu dengan Ucup yang baru saja pulang dari warung.

"Loh Afkar kok loe bisa sampai sini?" tanya Ucup.

"Ini tadi aku main tempat tanteku yang rumahnya di komplek sini."

"Oh ya? siapa namanya siapa tau gue kenal."

"Kamu kayaknya belum kenal deh karena tanteku itu baru pindah kemarin ini aku baru selesai bantu pindahan."

"Oalah, bye the way mampir yuk ke rumah gue."

"Kapan-kapan aja deh aku mampir ke rumah kamu, ini udah malam enggak enak sama orang tua kamu."

"Ya sudah kalau gitu, gue tunggu kedatangan loe ya."

"Iya, kalau gitu aku pergi dulu ya."

"Oke hati-hati di jalan ya."

"Siap...." Sepeninggalan Afkar Ucup melanjutkan kembali langkahnya menuju ke rumahnya.

"Ibu disini apa ada yang baru pindahan?" tanya Ucup langsung saat baru masuk rumah.

"Ucup kalau masuk rumah itu dibiasakan salam dulu ya."

"Maaf buk, ok Ucup ulang. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, nah gitukan baru enak didengar. Tadi kamu tanya apa?"

"Apa ada yang baru pindahan ke sini?"

"Ada itu loh rumahnya yang dekat taman, rumah kosong yang lama enggak ditempati."

"Ohhh..."

"Tumben kamu tanya begituan biasanya aja cuek sama sekitarnya, kecuali sama Regita pasti kamu peduli banget."

"Apalah ibu ini" Ucup langsung melenggang pergi menuju kamarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!