Obsession Mr. Geeky

Obsession Mr. Geeky

OMG 01

Afkar Luthfan Faruq

Cowok dengan kepribadian Misterius dan pendiam, banyak orang tidak tahu latar belakang pemuda tersebut karena kurangnya informasi yang diketahui tentang keluarganya. Orang orang hanya tau bahwa afkar anak yatim piatu yang tinggal sendiri ditengah hutan.

   Regita Elliana Valentina 

Wanita cantik yang memiliki kelakuan bar bar dan ceplas ceplos. Walaupun begitu dia memiliki hati yang lembut, dia tidak suka melihat ada orang yang tertindas disekitarnya.

..............

Ditengah koridor yang sepi, ada beberapa pemuda yang sedang bergerumbul mengelilingi satu pemuda yang tengah kesakitan karena dikeroyok.

"Woy!!!! kalian pada ngapain itu?!!!" suara perempuan diujung koridor.

Sontak saja pemuda yang bergerumbul itu menoleh ke asal suara. Semua menajamkan penglihatannya untuk melihat sosok yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Jagoan lo pada?! Beraninya keroyokan, by one dong!" ucap perempuan itu lagi.

"Siapa lo? Sok ikut campur urusan kita?!" sahut salah satu pemuda yang sepertinya pimpinan dari genk.

"Kenalin nih gue Regita Elliana Valentina" seraya menyodorkan tangannya ke arah pimpinan genk.

"Cih...."pimpinan genk berdecih sambil memalingkan muka ke kiri.

"Bubar lo pada, pulang sana ditungguin tuh sama emak bapak lo dirumah" ucap Regita.

"Siapa lo nyuruh nyuruh kita? berani banget lo jadi cewek?!"

"Ya beranilah, kata emak babe gue kalau membela kebenaran itu harus berani"

"Ceramah lo? di masjid sana jangan disini kita enggak bakal dengerin, pulang lo sana apa mau by one aja sama kita disini?" tantang pimpinan genk.

"Lo nantangin gue?! oke gue jabanin" Regita langsung bersiap dengan posisi kuda kuda.

Lalu terjadilah pertarungan sengit antara Regita dan pimpinan genk. Tidak berselang lama terdengar suara sirine polisi, sontak saja para pemuda itu langsung kocar kacir berlarian.

"Tunggu pembalasan gue"ucap pimpinan genk kepada Regita sebelum pergi.

"Enggak takut... Wleek" Regita kembali menantang dengan menjulurkan lidahnya.

"Huh.... untung aja ini berfungsi dengan baik" tiba tiba mucul pemuda dari balik dinding.

"Eh Ucup lo ngapain?"tanya Regita.

"Nyelametin lo lah dodol, cobak kalau enggak ada gue mungkin muka lo udah pada bonyok bonyok"

"Jadi sirine polisi tadi itu lo yang bunyiin? mana ada bonyok ora gue pinter beladiri kok"

"Iya gue yang bunyiin"

"Shhhh..." terdengar suara ringisan dari pemuda yang teronggok dilantai.

"Woy selametin nih anak orang, gimana sih lo Regita bukannya cepat ditolongin malah cincong aja dari tadi" ucap Ucup begitu melihat pemuda yang sudah begitu babak belur.

"Lo sih yang ngajak cincong jadinya gue ke pancing"

"Udah cepat yok gotong, bawa ke puskesmas terdekat aja nanti keburu koit nih anak orang" 

"Naik apa? kita kan cuman bawa motor?"

"Naik motor aja"

"Bahaya tau enggak sih"

"Enggak ada pilihan lain, yang paling cepet ya itu kalau kita pesen g*c*r malah lama"

Langsung saja Regita dan Ucup membawa pemuda itu menuju motor mereka yang masih ada di parkiran. Mereka berboncengan tiga dengan posisi Regita didepan, pemuda bonyok ditengah, ucup dibelakang memegangi pemuda itu.

"Ati ati dong naik motornya jangan ugal ugalan, ini kita bawa orang sakit loh" ucap Ucup takut karena Regita membawa motor dengan kecepatan tinggi

"Udah diem aja yang penting cepat sampai"

Tidak lama kemudian mereka sampai di puskesmas terdekat, untung saja puskesmasnya buka dua puluh empat jam.

"Loh kenapa ini?" tanya dokter yang menangani.

"Habis dikeroyok dia dok" ucap Regita.

"Ya sudah saya obati sebentar, kalian tunggu diluar dulu" tak berselang lama dokter pun keluar dari ruangan.

"Gimana dok enggak papa kan tuh bocah?" tanya Ucup penasaran.

"Tidak papa kok, pesien tidak ada luka serius semuanya aman, ya cuman itu pipinya agak membiru karena pukulan jadinya harus dikompres dengan air dingin agar sedikit mereda"

"Baik dok terima kasih ya" ucap Regita.

"Iya sama sama, kalau gitu saya permisi"

Sesudah dokternya pergi Regita dan Ucup masuk keruangan pemuda yang ditolongnya tadi.

"Udah Siuman lo?" tanya Ucup ketika melihat pemuda itu mulai membuka mata. Karena saat perjalanan menuju ke puskesmas pumuda itu sempat pingsan.

"Aku dimana?" tanya pemuda itu bingung.

"Lo sekarang ada di puskesmas" ucap Regita membuka suara.

"Shhh... kalian siapa?"

"Kenalin gue Regita, cecunguk disebelah gue ini namanya Ucup, nama lo siapa?" ucap Regita memperkenalkan diri.

"Gue Afkar, makasih ya udah nolongin gue pas dikeroyok tadi" ucap afkar.

"Iya sama sama, lo ada masalah apa sih sama mereka kok bisa dikeroyok?" tanya Regita penasaran.

"Gue eng..enggak sengaja numpahin minuman gue di bajunya Brandon" ucap afkar dengan terbata bata.

"Lain kali lo harus lebih  berhati hati lagi ya, biasanya sih genknya Brandon itu enggak bakal mudah ngelepasin seseorang yang buat masalah sama dia sekecil apa pun itu" jelas Regita.Sesudah mengantarkan Afkar Ucup dan Regita langsung pulang ke rumahnya.

"Assalamualaikum everybody Penunggu rumah!" teriak Regita sesudah masuk ke dalam rumah.

"Heh! dari mana aja kamu jam segini baru pulang, bikin orang rumah kuatir aja" muncullah sesosok wanita paruh baya dari dalam rumah.

"Mak kok salamnya enggak dijawab sih, dosa tau"

"Waalaikumsalam, anak gadis itu enggak baik keliuyuran enggak jelas terus menerus" ucap wanita paruh baya itu yang bernama Nita, ibu dari Regita.

"Siapa juga emak yang keluyuran enggak jelas, orang aku tadi nolongin orang yang kena kroyok" jelas Regita.

"Jadi kamu tadi berantem lagi?! udah dibilangin enggak usah berantem lagi tetep aja bantah. Huh... harus gimana lagi emak bilangin kamu biar kamu nurut" desah frustasi Nita merasakan kelakuan anaknya yang tidak seperti perempuan pada umumnya.

"Kata emak sama babe kalau ada orang kesusahan kita harus dibantu, nah cowok tadi tu kasihan benget mukanya bonyok dikeroyok banyak orang lagi" bela Regita tidak mau kalah.

"Bagus itu Regita, babe bangga sama kamu" ucap lelaki paru baya yang baru datang.

"Nah denger kan mak, babe aja bangga sama aku"

"Huh.... kalian itu sama aja" pasrah Nita dengan kelakuan kedua orang beda generasi itu.

"Regita anak bontot babe, udah sana mandi habis itu kita makan bersama" suruh Ditya.

"Siap laksanakan babe" Regita langsung ngacir masuk kedalam kamar.

"Anak kamu tuh kelakuannya semakin hari makin jadi, udah kayak cowok aja" omel Nita pada Ditya.

"Udah biarin aja, dia juga udah besar kok pasti sudah bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk" ucap Aditya meredam amarah istrinya.

"Kamu tuh jangan sering sering bela Regita"

"Iya sayangku"

"Hih...... Jijik jangan panggil aku kayak gitu, kita ini udah tua malu sama anak kalau sampek tau" pipi Nita memerah malu mendengar ucapan suaminya.

"Regita enggak dengar kok, kalau cuman berdua aja kan enggak papa"

"Ihhh... Udah lah aku mau siapin makanan dulu, kamu jangan ganggu aku" Nita langsung menuju ke dapur.

Beberapa menit kemudian semua orang sudah berkumpul di meja makan.

"Nih makan yang banyak ya nak biar kamu cepat gemoy" ucap Ditya sambil mengambilkan ayam goreng kremes kesukaan Regita.

"Regita udah gemoy ya babe, lihat nih pipi Regita aja tembem kek gini"

"Iya pipi aja yang tembem, tapi badan krempeng kek enggak pernah dikasih makan" ucap Nita menimpali.

"Ih emak tuh, badan Regita ini termasuk bodygoals loh kalau di korea Selatan" bela Regita tidak mau kalah.

"Iya kalau disana kalau disini ya dianggap krempeng"

"Ih... terserah emak aja deh" ucap Regita sambil menggembungkan pipinya.

"Udah jangan berdebat di meja makan enggak baik tau" nasehat babe.

Setelah mendengarkan perkataan Ditya, Regita dan Nita diam lalu mulai makan dengan khitmad. Selesai makan malam bareng keluarga kecil itu duduk santai didepan televisi sambil bercengkrama.

"Nak orang yang kamu tolong tadi udah kamu bawa kerumah sakit?" tanya Ditya yang pertama membuka percakapan.

"Udah aku bawa ke puskesmas kok babe"

"Gimana keadaannya?"

"Keadaannya baik kok be, kata dokternya juga enggak ada luka serius"

"Untung enggak papa" Nita yang sedari tadi diam mulai menimpali percakapan.

"Oh iya mak babe aku izin keluar sebentar ya"

"Mau kemana lagi kamu malam malam begini?" tanya Nita.

"Mau jenguk ora yang aku tolong tadi, kasihan dia enggak ada keluarga"

"Lah emang keluarganya kemana?" tanya Nita penasaran.

"Dia yatim piatu mak"

"Ya Allah kasihan bener itu orang"

"Nah maka dari itu izinin aku jenguk ora itu ya mak" ucap Regita sambil memelas.

"Ya udah emak bolehin, tapi kamu kesana sama siapa?"

"Sama Ucup dong mak"

"Ya udah sana siap siap nanti keburu Ucup nyampek"

"Siap emakku tersayang"

"Heleh tinggal kayak gitu emak disayang sayang" cibir Nita pada anaknya.

Terdengar suara motor didepan rumah, lalu masuklah seorang pemuda yang masih menggunakan helm.

"Hallo semua apa kabar?" Sapa Ucup kepada kedua orang tua Regita.

"Heh! kalau masuk ke rumah orang itu ucap salam dulu bukan malah ngucap hello" hardik Nita.

"Maaf tante salah, akan Ucup ulangi lagi" Ucup lalu keluar kembali dan mengulanginya lagi.

"Assalamualaikum Ucup si ganteng datang"

"Waalaikumsalam, nah gitu dong baru bagus" jawab Nita.

"Itu kenapa kok helmnya dipakek terus? kenapa kok enggak dicopot aja diluar?" tanya Ditya penasaran.

"Biar aman aja om jadi saya pakai Helmnya sampai dalem rumah"

"Ada ada aja kamu itu Ucup" Ditya geleng geleng kepala melihat kelakuan absurt Ucup.

Ucup memang sudah dianggap anak oleh orang tua Regita, jadi dia sudah biasa keluar masuk ke rumah Regita sesukanya.

"Ucup yuk berangkat" ucap Regita yang baru saja keluar dari dalam kamar.

"Ya udah yuk, om tante kita berangkat dulu ya" pamit Ucup.

"Emak babe Regita berangkat ya" pamit Regita sambil mencium telapak tangan kedua orang tuanya.

"Iya hati hati di jalan, jangan ngebut bawa motornya ya Ucup awas aja kalau sampai ada apa apa sama Regita" peringat Ditya.

"Tenang aja om Regita berada ditangan yang tepat"

"Heleh gayamu ditangan yang tepat, orang kamu aja enggak bisa bela diri" ucap Regita dibalas cengiran oleh Ucup.

Ucup mulai menjalankan motornya membelah jalanan menuju puskesmas tempat dirawatnya afkar. Diperjalanan Ucup menghentikan motornya dipinggir jalan didekat penjual buah.

"Turun lo, sana beli buah masak kita jenguk orang sakit enggak bawa apa apa" suruh Ucup.

"Iya tunggu sebentar ya" setelah selesai membeli buah mereka malajukan motornya kembali. Sesampainya di puskesmas mereka langsung menuju ke ruangan afkar.

"Loh sus pasien yang dirawat di brangkar sini dimana ya kok enggak ada?" tanya Regita bingung.

"Pasien atas nama afkar ya?" tanya suster itu memastikan.

"Iya sus"

"Pasien baru saja pulang"

"Sama siapa sus pulangnya?" tanya Regita kembali karena penasaran, tidak mungkin kan afkar pulang sendiri dengan keadaannya yang sedang lemah.

"Pasien pulang seorang diri"

"Kok suster bolehin sih kan keadaannya masih lemah" tanya Regita kuatir.

"Pasien terus berusaha keras untuk pulang malam ini, jadinya kita tidak bisa melawan" jelas suster.

"Ya sudah kalau gitu terima kasih sus."

"Iya sama sama" suster itu pun berlalu pergi.

"Kenapa sih kok lo kuatir banget sama tu cowok."

"Gimana enggak kuatir sih Cup dia aja kondinya masih lemah tapi tetep maksain diri buat keluar dari puskesmas" jelas Regita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!