NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sembilan

Kampus kedokteran itu selalu ramai, dan tak terkecuali pada hari itu. Anin, mahasiswi semester satu, sedang sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus. Ia merupakan seorang yang aktif dan tertarik dengan berbagai kegiatan kampus. Hari itu, ia memiliki jadwal yang cukup padat dengan acara-acara yang menarik.

Anin pertama kali menuju ke laboratorium anatomi. Di sana, ia akan mengikuti praktikum yang sangat menarik tentang sistem saraf. Ia bertemu dengan teman-teman praktikumnya, Lia dan Roni, yang juga tampak semangat. Mereka saling memberi semangat satu sama lain sambil mencari tempat duduk di ruangan yang sudah hampir penuh.

"Anin, apakah kamu sudah menghafal semua nama struktur saraf di otak?" tanya Lia sambil tersenyum.

Anin menggelengkan kepala dengan lesu, "Belum semua, Lia. Tapi aku sudah mencoba semaksimal mungkin."

"Tenang saja, kita akan belajar bersama-sama di sini. Ayo kita berusaha sebaik mungkin," kata Roni dengan semangat.

Praktikum dimulai, dan mereka langsung asyik membuka buku dan mencatat penjelasan dari asisten dosen. Anin merasa senang bisa belajar tentang anatomi saraf, meskipun cukup menantang.

Setelah praktikum selesai, Anin melanjutkan perjalanannya ke ruang seminar. Hari itu, ada seorang dokter yang datang memberikan kuliah tamu tentang perkembangan medis terkini dalam bidang bedah. Seminar ini sangat penting bagi Anin karena ia tertarik dengan bedah dan bermimpi menjadi seorang ahli bedah di masa depan.

Di ruang seminar, Anin bertemu dengan teman-teman sekelasnya. Mereka duduk berbaris sambil menunggu kuliah tamu dimulai. Rasa antusias meluap dalam diri Anin, ia tak sabar untuk mendengarkan pengetahuan baru dari dokter yang ahli tersebut.

"Kamu sudah baca artikel yang dia tulis, Anin?" tanya Riri, teman sekelas Anin.

Anin menggelengkan kepala, "Belum, Riri. Tapi aku sangat tertarik dengan topik ini. Semoga bisa mendapatkan wawasan baru."

Kuliah tamu dimulai, dan Anin terpaku mendengarkan penjelasan sang dokter. Ia mencatat dengan cermat, mencoba menyerap semua informasi yang diberikan. Setelah kuliah tamu selesai, Anin merasa sangat terinspirasi dan semakin yakin dengan pilihannya untuk menjadi ahli bedah.

Setelah kuliah tamu, Anin kembali ke ruang kuliah untuk mengikuti mata kuliah fisologi. Ketika ia masuk kelas, ia bertemu dengan teman sekelasnya, Fauzan.

"Hei Anin, apa kabar? Siap untuk kuliah fisio yang menantang hari ini?" tanya Fauzan dengan senyum lebar.

Anin menghela napas, "Iya, Fauzan. Rasanya ini mata kuliah yang paling sulit untukku. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin."

Fauzan memberikan semangat, "Ayo Anin, kita bisa melalui ini bersama-sama. Jangan menyerah!"

Mereka duduk bersama di belakang kelas, siap untuk mengikuti kuliah fisologi. Meskipun sulit, Anin terus mencoba untuk memahami materi yang diajarkan oleh dosen. Ia aktif mengajukan pertanyaan dan mencatat penjelasan yang disampaikan oleh dosen.

Setelah kuliah selesai, Anin bertemu dengan teman sekelasnya, Rama, di kantin kampus. Mereka memutuskan untuk makan siang bersama dan mengobrol sejenak.

"Anin, kamu lihat tidak? Ada pameran kesehatan di depan gedung utama. Kita harus pergi ke sana," kata Rama sambil menunjuk ke arah pameran.

Anin melihat ke arah pameran dan tertarik, "Tentu, Rama! Ayo kita pergi berkeliling dan melihat-lihat."

Mereka berjalan ke pameran dan melihat berbagai stan yang menarik. Ada stan yang membahas tentang pentingnya gaya hidup sehat, menyediakan konsultasi kesehatan oleh dokter, serta stan yang menjual buku-buku kedokteran. Anin merasa senang bisa memperoleh informasi dan memperluas pengetahuannya melalui pameran ini.

Setelah menghabiskan waktu di pameran kesehatan, Anin kembali ke kampus. Ia duduk di lorong sambil menelpon keluarganya. Ia bercerita tentang hari-harinya di kampus, pembelajaran yang menarik, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dia ikuti.

"Kamu tampak sangat sibuk, Anin. Sepertinya kamu menikmati waktu di kampus," kata Aisha dengan bangga. Anin banyak berubah, sejak kuliah dia lebih terbuka dalam pergaulan.

Anin tersenyum, "Iya, Mami. Aku sangat menikmati setiap kegiatan di kampus. Aku bersemangat untuk belajar dan menjadi seorang dokter yang baik."

Hari itu, Anin merasa betapa beruntungnya dirinya bisa belajar di kampus kedokteran. Dari praktikum anatomi hingga kuliah tamu, ia telah mendapatkan banyak pelajaran baru dan semakin meyakini mimpi dan tujuannya untuk menjadi seorang ahli bedah.

***

Tak terasa dua bulan telah berlalu sejak pernikahan Gus Shabir dan Hana. Gadis itu sengaja mengikuti semua kegiatan di kampus untuk dapat melupakan pria itu.

Anin baru saja pulang dari kampus. Dia langsung menuju kamarnya di kost-an. Jika gadis yang lain sehabis kuliah pergi jalan-jalan, tidak dengan Anin. Dia lebih suka tidur sambil membaca buku.

Gadis itu ke kampus dengan menggunakan motor. Awalnya Ghibran sangat keberatan jika Anin menggunakan itu, dia ingin sang anak memakai mobil saja. Namun, Anin menolak.

Sampai di depan kost-nya, Anin memasukan motornya ke garasi yang disediakan. Dia lalu menuju kamarnya. Betapa terkejutnya Anin melihat Syifa, sang kakak telah menunggu.

Anin langsung memeluk sang kakak. Tidak percaya Syifa telah berada di kost.

"Kok nggak ngomong kalau mau datang? Yusuf-nya mana?" tanya Anin.

"Di bawa Mas Faris. Nanti menyusul ke sini," jawab Syifa.

Syifa menangkup wajah adiknya dengan kedua tangan dan mengecupnya. Air mata jatuh membasahi pipinya. Hal itu membuat Anin jadi kuatir.

"Kenapa Kak Syifa menangis? Apa yang terjadi?" tanya Anin dengan nada kuatir.

"Kamu kuat banget, Dek?" ucap Syifa. Air matanya makin deras jatuh.

"Maksud Kak Syifa apa? Jangan buat aku makin kuatir," balas Anin.

"Kita bicara di dalam saja," ajak Syifa.

Anin membuka pintu kamar kost-nya. Syifa masuk dengan memeluk sang adik. Tangisnya pecah di dalam kamar.

"Kakak kenapa? Ada apa sebenarnya?" Anin makin penasaran melihat kakaknya yang menangis tersedu.

"Maafkan Kak Syifa, tidak bisa melakukan apa pun untuk kebahagiaan kamu. Seandainya papi dan mami tahu, pasti mereka lebih sedih dari yang kakak rasakan," ujar Syifa.

"Aku tambah tak mengerti apa yang sedang Kak Syifa omongin," balas Anin lagi.

Syifa menarik napas dalam. Menggenggam tangan sang adik. Dia melihat tubuh Anin yang makin kurus. Entah karena kegiatan kampus, atau karena banyaknya beban pikiran.

"Sudah dari dua bulan yang lalu Kakak ingin menanyakan ini denganmu. Tapi Kakak takut itu akan menambah lukamu. Jika saja waktu bisa di putar kembali."

"Kak, katakan saja langsung. Aku tak mengerti."

"Kakak sudah tahu semuanya. Jika kamu dan Gus Shabir memiliki perasaan suka yang sama. Dia menikahi Hana karena berpikir jika itu adalah kamu. Pantas saat ijab kabul kamu menangis. Maafkan kakakmu ini yang tak peka dengan perasaanmu," ucap Syifa.

Ucapan Syifa membuat Anin terkejut, dari mana sang Kakak tahu semuanya.

...----------------...

1
Maryam Renhoran
episode ini penuh dgn air mata,,
jdi ingat alm papamu saat menikahkanku, alm nangis terus😭😭
novita setya
setiap kisah novel hrs ada yg jutek julid judes tar trsa flat kl semua baek2 saja..kek bakso tanpa sambel gt
novita setya
pak ustman telinga nya terpasang & berfungsi baik kan yaa..jadi...diam aja gt tau istrinya merendahkan menyalahkan tanpa bukti
novita setya
bapak ustman yg tidak tegas tidak bijak tdk mengatasi mslh.
SOFIA T
ceritanya bagus
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya tor, sampe nyesek bacanya /Good//Heart/
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Chima Haechan Marjuky Chima
sangat bagus
me...
gara2 laki doank .. Hana selfish beud .
Komariyah Tinah
sedih aku 😭
Ayu Mauliddia
Hana yg tidak tau diri,sejak awal hubungan dia yg egois memaksakan kehendak, harusnya sekarang dia yg bertanggung jawab dg ke agoisannya jangan jadi beban buat keluarga kakak nya..kasian Aisyah....
Ayu Mauliddia
Hana terlalu lebay & kekanak - Kanakan....
Diana Sofya
Luar biasa
Alvia Inayati
muda mudahan mertuwa Senin sayang sama anin
Erni Fitriana
mlipirrrr
Yati Siauce
dari bab in menurutku aneh mau nikah ta,aruf atw gk yg namnya nikah idh pasti ketemu dulu calon pengantinnya..
Kak Eja🌜
Keren kak...

mampir juga yuk ke novel aku
KEHIDUPANKU SETELAH MENIKAH
Sari Ramly
Garasi thor
Lina Tin kustina
Luar biasa
Lina Tin kustina
Lumayan
lucky gril
baru dua mak marathon baca karya author satu ini bikin sering emosi menyadarkan diri sendiri sepertinya🤧
lucky gril: oya pp ma'loncat aja bisa nyimak gini 😅
Mama Reni: Kamu kebalik bacanya, seharusnya hijrah dulu baru lihat aku, Gus 😭😭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!