NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang Aktor

Istri Rahasia Sang Aktor

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Berbaikan / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak
Popularitas:673.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: moon

Mengalami pelecehan bukan hal yang mudah untuk diterima, dunia Aya yang penuh semangat, seakan tiba tiba berhenti berputar.

"Aku akan memberi kompensasi untuk kejadian malam itu, berapa harga keperawanan mu, akan ku berikan berapapun yang kamu inginkan." Darren Alexander Geraldy.

"Jika aku menerima uangmu, sama halnya dengan aku menjual kehangatan tubuhku." Cahaya Dihyani.

Musibah datang silih berganti, menempa semangat hidup seorang Aya, yang akhirnya bersedia menerima takdir buruknya menjadi istri rahasia dari teman sekelas nya semasa SMU, demi menyelamatkan sang kakak dari jerat hutang rentenir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#9

#9

5 menit kemudian, Cyrus kembali dengan sesuatu di kedua tangannya. “Sorry lama,” ujarnya dengan senyum maksimal, “permisi …” 

Cyrus kembali berjongkok dan menyemprotkan sesuatu ke pergelangan kaki Aya, seketika Aya merasa dingin menyapa kulitnya, “Sudah terasa dingin?” tanya nya.

“Iya …” jawab Aya kikuk.

“Ini pereda nyeri, hanya berefek 2 jam, siapa tahu nanti kamu butuh, bawalah ke tempat kerja,"

"Lalu kamu?"

"Santai … aku gak setiap saat cidera, besok juga asistenku beli yang baru, buat persediaan yang baru di kotak obat." Jawabnya santai. 

"Makasih…" Aya tersenyum, tapi sedikit, membuat Cyrus tertantang untuk membuat senyumnya sedikit lebih lebar dan lepas, karana dari pengamatan Cyrus, Aya terlihat sedang menanggung beban yang begitu berat. 

"Eit… tapi tak gratis."

Aya memiringkan bibirnya, "orang kaya di mana mana sama aja songongnya." Gerutu Aya, tapi tak membuat Cyrus marah, pria itu justru tertawa lepas. 

"Hahaha… aku gak se songong itu, aku hanya ingin kamu temani aku istirahat," Pria itu menyodorkan kantong kresek berisi sandwich dan minuman kaleng, "anggap ini sebagai tanda kita berteman."

"Dih… aku gak mah temenan sama kamu."

"Why…"

"Malas." 

"What??" 

Jawaban Aya benar benar di luar dugaan, Aya tak seperti gadis gadis pada umumnya yang begitu tergila gila pada pesona aktor tampan yang satu ini, jika Aya mau, sudah sejak SMU ia menggilai Darren, nyatanya itu tak pernah terjadi, bahkan kini jangankan menggilai, membiarkan bayangan lelaki songong bin breng$ ek itu lewat di pikirannya saja tidak pernah, entahlah, kini yang Aya rasakan hanya kebencian. 

"Baiklah… jadi ini hanya sebagai tanda permohonan maaf, lain kali jika kita ketemu lagi tanpa sengaja, kamu harus mau jadi temanku." Cyrus. 

Pada awalnya Aya malas menanggapi Cyrus, tapi melihat bagaimana pria itu mengkhawatirkannya, bahkan membantu memijat kakinya, sampai memberikan pereda nyeri, dan makanan, membuat Aya sedikit tersentuh, jadi kesan pertama yang Aya yakini walau belum sepenuhnya, Cyrus adalah pria baik. 

"Baiklah, karena aku belum sepenuhnya setuju, aku ambil minum nya saja, karena tadi aku sudah makan," Jawab Aya mulai sedikit ramah. 

"Aahh senang nya ada teman menunggu." Cyrus bergumam di sela aktivitas nya mengunyah sandwich. 

"Aku menunggu para kru bersiap untuk pengambilan gambar, plus menunggu si menyebalkan itu…" Jawabnya sedikit kesal ketika menyebut seseorang yang ia sebut menyebalkan. 

"Memang siapa yang kamu tunggu?" 

"Darren…" 

Uhuk uhuk uhuk… 

Aya yang sedang meneguk minumannya tiba tiba tersedak kala mendengar nama Darren di sebutkan. "Kamu gak papa?" Tanya Cyrus khawatir. 

Aya membersihkan kemeja dan celananya yang terkena cipratan soda yang ia semburkan. "Eh… nggak kok gak papa."

Mood nya yang sedikit membaik, tiba tiba memburuk sejalan dengan suasana hatinya yang masih panas ketika mendengar nama Darren disebutkan. "Aku permisi yah, mau langsung ke tempat kerja." 

"Loh katanya masih lama?"

"Gak papa, aku pergi sekarang aja." Pamit Aya, karena ia sungguh tak ingin bertemu dengan Darren walaupun itu tak sengaja. "Makasih minumannya yah." Pamit Aya kemudian menjauh… tak lagi ia hiraukan teriakan Cyrus memanggil namanya. 

"Gadis yang lucu… walau sedikit jutek, tapi lumayan manis." Gumam Cyrus. 

Aya menjalankan motornya kembali meninggalkan parkiran taman kota, tepat sebelum keluar dari gerbang, motor Aya berpapasan dengan mobil milik Darren, mobil yang sama yang pernah tak sengaja ia tabrak, hingga membuatnya berakhir menjadi mentor Darren. 

"Dare… bangunlah, kita sudah sampai," Sang manajer membangunkan Darren karena ia harus bersiap di make up sebelum pengambilan gambar. 

Darren mengangguk tanpa suara, "apa Cyrus sudah datang?" Tanya Darren. 

"Menurut kru sudah satu jam yang lalu ia datang, sudah selesai di make up, dan sebentar lagi pengambilan gambar sesi pertama."

Darren mengusap kasar wajahnya, kemudian menyambar air mineral yang berada di hadapannya. 

Setelah membasahi tenggorokannya dengan beberapa teguk air, Darren pun berjalan menuju ruang make up, "kalau terlambat kira kira dong, masak hampir satu jam, kamu pikir di dunia ini cuma kamu manusia yang super sibuk?" Sindir Cyrus ketika mereka berpapasan di pintu ruang make up. 

"Ma…" Kalimat Darren menggantung kala Cyrus melenggang pergi, tanpa berniat mendengar permohonan maafnya. 

Darren sedang tak ingin memperpanjang masalah, karena itulah ia diam saja tak ingin menanggapi, apalagi merusuh membuat keributan, kasihan juga para kru jika sampai itu terjadi, karena memang dirinya yang salah.

Usai di make up, dan berganti outfit Darren yang berpose di depan kamera, lebih dari 100 jepretan berhasil diabadikan oleh sang Fotografer, bahkan lebih dari 10 kali berganti outfit. 

Kini sesi terakhir Darren dan Cyrus diminta berpose bersama, maka suka atau tidak keduanya memasang wajah tersenyum setampan mungkin di depan kamera, dan akhirnya… setelah lebih dari 700 gambar berhasil diabaikan, sesi pemotretan pun berakhir. 

Darren sedang melepas outfit yang membungkus tubuhnya ketika mas Dion datang menghampirinya, "malam ini di undang sutradara makan malam bersama kru dan artis pendukung." 

"Bisakah aku tak ikut mas, entah kenapa aku benar benar tak bersemangat."

Dion menghembuskan nafas perlahan, "ada apa denganmu? Belakangan kamu terlihat murung, tak seperti biasanya." 

Benar kiranya pengamatan Dion, Darren memang banyak melamun pasca kesalahan malam itu, ia dihantui rasa bersalah, tapi ego, gengsi dan rasa takut kehilangan popularitas, membuatnya tinggi hati dan enggan memperbaiki kesalahan yang ia perbuat. 

"Ah iya… iya… iya…  aku datang," Jawab Darren ogah ogahan, ia bahkan sudah berniat akan datang terlambat, agar tak terlalu lama berada di sana. 

"Briefing…!!" Seru Ami yang mendapat mandat langsung dari bu Johana selaku pemilik restoran. 

Seluruh karyawan yang bertugas malam itu termasuk Aya berkumpul di lounge, "malam nanti jam 8 restoran di booking untuk acara private, karena booking nya mendadak bu Johana tak mewajibkan karyawan untuk lembur, ini untuk siapa aja yang mau, yang ada keperluan, boleh meninggalkan restoran sesuai jam kerja masing masing." Ujar Ami lancar, tanpa mengurangi sedikitpun informasinya. 

"Wah… asyik… ada tambahan lembur." Beberapa tampak bahagia karena hari ini mendapat rejeki nomplok, beberapa tampak biasa saja karena memang tak berencana lembur, dikarenakan keperluan pribadi. 

Termasuk Aya yang bereaksi biasa saja, baginya pulang cepat atau pulang akhir, tak akan ada perbedaan, karena sesampainya di kost an dia akan sendirian, bahkan kembali teringat peristiwa pahit yang menimpa nya. 

"Ay… ikut lembur?" Tanya Ami. 

"Nggak tahu kak, ikut gak yah?" 

"Ikut ajalah, besok weekend kan." Bujuk Ami. 

"Oke deh…" Jawab Aya begitu saja, tanpa berpikir dua kali. 

Dan akhirnya… malam itu Aya bekerja ekstra keras dari hari hari biasa, bahkan ia kembali ke ruang ganti untuk menyemprotkan pereda nyeri, karena pergelangan kaki nya meminta untuk diistirahatkan, tapi Aya mengabaikannya. 

Wajah Aya terlihat lelah, tapi ia tak ingin semua itu mempengaruhi semangat kerja nya, berkali kali ia mondar mandir keluar mengantarkan pesanan yang terus berdatangan, bahkan kadang ia sambi dengan mencuci peralatan makan bekas pakai, agar siap untuk hidangan selanjutnya, terhitung asa 10 orang yang bertugas malam itu, dan semuanya memang bekerja ekstra keras demi kepuasan tamu restoran. 

"Ay… ini pesanan baru lagi, tolong antar ke depan." Koki restoran meminta Aya mengantar pesanan ke meja tamu. 

"Baik Chef." Jawab Aya, Maka Aya pun kembali merapikan celemek dan rambut nya, Aya tak menyadari bahwa sepasang netra biru kembali menatap tajam ke arahnya, setelah Aya memastikan meja si pemesan barulah Aya menyadari bahwa pesanan ditangannya adalah milik Darren, sesaat gadis itu membeku di tempatnya, dan semua memori kelam kembali berputar, ditambah kalimat kalimat menyakitkan yang Darren lontarkan, tak ingin terlalu larut dalam lamunan, Aya pun menghampiri meja Darren, bahkan pria itu tak lagi sempat menatapnya, karena sibuk berbincang dengan sutradara. 

Aya segera kembali ke dapur setelah meletakkan pesanan. 

"Kak aku udahan yah, capek banget, rasanya mau pingsan." Pamit Aya beralasan, sejujurnya ia tak ingin lagi bertemu Darren walau tanpa sengaja. 

"Iya wajahmu pucat banget, duh maaf yah, kamu lagi sakit gini, malah aku minta lembur," Ami berucap penuh sesal, karena tak menyangka akan ada kejadian begini. 

"Makasih kak, aku mau bersih bersih dulu sebelum pulang." 

"Iya… biar kami yang handle sisanya." 

Aya pun berlalu, kemudian melakukan rutinitasnya sebelum kembali ke kost an, yakni mandi air hangat. 

Aya selesai dengan cepat, kemudian bergegas membereskan barang barangnya, tapi rupanya nasib baik belum berpihak padanya. 

Yang belum like? Plis tolong di like 😊

Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰

Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗

Mohon maaf jika seandainya di nupel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓

Terima kasih 🙏

💙

1
ArlettaByanca
Cyrus kah ?
ArlettaByanca
yg hrs disesali knp biaa ketemu org2 modelan Darren dan Clara. Lahir di kel yg sederhana bukan sebuah dosa. Banyak kok org yg kt org dianggap hidup di level sederhana lebih bermartabat dan bisa happy.
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
Melati Melati
trima kasih resepnya ka
Rayna_dewi
q yg deg"an lho,,q baru baca karyamu kak tp lngsung suka
moon: terima kasih kak
total 1 replies
Hasanah Purwokerto
huuffff..knp aku yg deg degan yaaa

digantung ma othor...😜
moon: dah tamat kak, gazzz poolll... sampek ujung /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
febriane
Luar biasa
Hasanah Purwokerto
tlg...buat daren lbh sengsara lg...
anak buah opa alex kemana,,ktnya mau jagsin aya...?
Hasanah Purwokerto
Luar biasa
Nasikhah Sikhah
karya yg bagus
Nasikhah Sikhah
Kecewa
Hatiyatul Aini
Luar biasa
Bunda Aish
yaaaa..... penonton kecewa 😕
moon: lanjut ke >>> Dia, Istriku /Grin/
total 1 replies
Bunda Aish
kembar 3 yang saling menjaga dan menyayangi
Bunda Aish
gpp Niel pukul aja si Darren, biar kita juga ikut puas /Chuckle/
Bunda Aish
🙄 🤷 tak tau lah harus bilang apa....apa kepala Darren diginiin ya/Hammer/, soalnya belum puas pengen balas semua perlakuan Darren ke Aya
Bunda Aish
ooh berani' godain...kita lihat aja setelah acara selesai 😒
Bunda Aish
Ooo.....dug...dig...dag...dig...dug /Slight//Casual//CoolGuy/
Bunda Aish
uluh...uluh...uluh kasihan /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!