Istri Rahasia Sang Aktor
#1
Di tengah hiruk pikuk keramaian ibu kota, ada seorang gadis yang tengah berjuang, melawan keras nya kehidupan ibu kota, setelah siang hari ia habiskan waktu untuk kuliah, maka sore hingga malam hari ia bekerja di salah satu restoran pizza, agar mendapatkan tambahan biaya hidup, setidaknya tak akan terlalu memberatkan sang ibu, yang bekerja keras membiayai dirinya sejak kecil, tepatnya sejak bapak nya meninggal.
“Ay … kamu pulang sekarang?” tanya kak Ami rekan kerja nya di restoran.
“Iya Kak … tapi aku mau mandi dulu, biar sampe kost an tinggal belajar.” jawab Aya enteng.
“Ami … ada orderan terakhir, tapi delivery, barusan masuk.” Seno yang di depan monitor bertanya sebelum menyetujui orderan yang baru saja masuk tersebut.
“Waduh … harus nya kan udah close order, kalo delivery.”
“Iya … aku lupa nutup aplikasinya tadi.”
“Ada apa kak?” tanya Aya sembari melepas celemek nya.
“Ini ada orderan delivery masuk, padahal harus nya sudah close sejak satu jam yang lalu.” Jawab Ami.
Aya mengamati alamat sang pemesan, “oh … itu deket sama kost an aku, biar aku antar sekalian pulang.”
“Beneran ga papa Ay?” tanya Seno dengan raut wajah penuh rasa bersalah.
“Iya … siapin aja, aku mau bersih bersih dulu sebelum pulang.” Jawab Aya sesantai itu.
Gadis itu pun menuju ruang ganti, kemudian menyegarkan diri di kamar mandi karyawan, sebelum kembali ke kost an nya, alasan Aya sederhana, di kamar mandi karyawan ada air hangat, jadi Aya tak perlu merebus air lagi setiba di kost an nya, karena mandi malam hari dengan air dingin tak baik untuk kesehatan.
usai mandi dan berganti dengan Hoodie kesayangannya, Aya menghampiri meja kasir.
“Ini … COD yah.”
“Lho … gak dibayar via aplikasi.”
“Entah … pemesannya ingin COD.”
Sebenarnya agak malas menunggu, belum lagi jika nanti ternyata sang pemesan mengelak dan enggan mengakui makanan yang ia pesan, Aya harus berusaha ekstra keras, bahkan tak jarang mengganti, yang pastinya akan mengurangi uang jajannya yang berharga, tapi karena sudah terlanjur setuju, jadi mau tak mau Aya pun mengantar pizza tersebut.
“Langsung ke unit nya aja mbak, tadi saya diberitahu orangnya masih di perjalanan.” sang security menjawab pertanyaan Aya, sembari menyuruhnya langsung ke unit apartemen si pemesan.
Aya pun mengangguk, menghampiri kotak besi yang akan membawanya ke lantai 20 apartemen tersebut.
Pintu terbuka, Aya langsung berhadapan dengan satu pintu unit Apartemen sesuai alamat yang tertera di struk pembelian.
“Ah … orang kaya emang suka bikin susah rakyat jelata.” gerutu Aya yang tak menemukan apapun di depan unit Apartemen, Aya sungguh lelah ingin duduk.
Gadis berhoodie merah muda itu menunggu di depan kaca besar transparan, yang menampakkan pemandangan ibu kota, serta kelap kelip lampu jalanan.
10 menit menunggu … pintu Lift terbuka, Aya menoleh karena yang ia tunggu sejak tadi akhirnya tiba, tapi …
“Aya…” seru nya ketika Aya berbalik menatap nya.
Aya yang tak menyangka akan bertemu dengan Darren kembali masih diam dengan perasaan aneh, setahun tak bertemu, nyatanya membuatnya cukup canggung.
“Waaaahh … surprise banget, kamu kerja di pizza yess!! sekarang?” Tanya Darren basa basi.
Aya mencium aroma tak asing yang kini menguar di udara, yah … dirinya adalah mahasiswa fakultas kedokteran, mencium aroma ini adalah hal biasa, yah ini adalah aroma alkohol, “Kamu habis minum?” tanya Aya tanpa sungkan.
Darren mengusap tengkuknya, dengan senyum canggung, “hehehe … yah begitulah … biasa ketemu temen temen sefrekwensi pasti gak jauh dari minum, tapi aku minum dikit kok, dan tadi juga aku pulang diantar sopir, jadi aman.”
Aya hanya manggut manggut, terlalu ikut campur pun tak baik, karena ia memang tak sedekat itu dengan Darren. “Nih pesanan kamu,”
“Ow .. thanks yah … masuk yuk,” ajak Darren basa basi.
“Nggak … udah malem, aku harus belajar untuk ujian besok.” tolak Aya yang tiba tiba merasa serba tak nyaman, terlebih Darren habis minum.
“Ah … gak terima penolakan, udah setahun kita gak ketemu loh …” Darren menjawab dengan acuh nya, kemudian menekan password pintu apartemennya, dan masih ngeyel membawa Aya masuk.
“Serius Dare … aku harus pulang.” Aya mati matian menolak, tapi Darren tetap tak peduli, ia ingin sekedar ngobrol dengan Aya, karena sudah lama ia tak mendengar kalimat kalimat Aya yang terkesan pedas, dingin, dan cuek, belum lagi wajah Aya yang kemerahan jika Darren sengaja membahas topik 21+.
“Ntar aku anter, beneran deh.”
“Aku bawa motor.”
“Ya udah aku ikuti dari belakang pake mobil, atau motor kamu di tinggal aja di sini, besok baru diambil.”
“Makin repot, besok ada matkul pagi.” gerutu Aya.
“Ya udah makanya ayo masuk … aku mandi dulu, trus makan, baru aku antar pulang.”
Aya pun akhirnya pasrah, dan mengikuti Darren masuk ke apartemen pria tersebut, sembari menunggu diantar pulang, entah alibi atau memang demikian adanya niatan Darren.
“Duduklah … anggap rumah sendiri … Ambil minum sendiri di kulkas yah, tapi sorry … cuma air putih.”
“Hmmm …” jawab Aya canggung … entah apalagi yang Darren katakan, Aya tak lagi mendengarnya, karena ia tengah sibuk memperhatikan seisi apartemen Darren, benarkah ini apartemen Darren? kenapa terlihat biasa saja.
Menuruti kehendak hati, dan memang Aya sedang kehausan, maka ia pun menghampiri lemari pendingin, benar saja lemari bersuhu rendah tersebut hanya berisi air mineral kemasan, tak masalah apapun itu, Aya hanya perlu membasahi tenggorokannya.
Beberapa saat kemudian Darren sudah keluar dari kamar nya, wajah dan tubuh nya kembali segar usai beraktivitas seharian, karena ia baru menyelesaikan aktivitas mandi nya.
Masih dengan bathrobe ia kembali ke ruang tamu tempat Aya menunggu nya, tapi rupanya Aya sudah tertidur di sofa ketika Darren kembali.
Darren mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil, kemudian duduk tepat di sebelah Aya, di tatapnya gadis yang pernah menjadi guru private nya tersebut, Aya terlihat lelah, dan tanpa bertanya Darren tahu apa penyebabnya, Aya kuliah di siang hari, kemudian lanjut bekerja hingga malam, jadi wajar ketika tidur Aya terlihat sangat lelah.
Darren menata bantal di sofa, kemudian membaringkan tubuh Aya agar bisa berbaring dengan nyaman, ketika dalam posisi memeluk kepala Aya, tanpa sengaja inderanya mengendus aroma sabun wangi menggoda menguar dari balik Hoodie yang Aya kenakan, mendadak sekujur tubuh Darren terasa panas tak karuan.
“Sial kenapa tubuhku tiba tiba panas, padahal aku baru selesai mandi?” Darren pun merasa sejak tadi ia baik baik saja, tapi kini instingnya lelakinya mulai bergejolak, melihat penampilan Aya dari atas kepala hingga ujung kaki, kecuali kepala semuanya serba tertutup, karena Aya mengenakan hoodie longgar dan celana bahan yang tak bisa di bilang ketat, tak mungkin jika itu terlihat menggoda, tapi Darren merasa ia ingin menuntaskan sesuatu yang berasal dari dalam tubuhnya.
Mungkinkah ketika bertemu teman temannya tadi, ada yang sengaja mengerjainya? dengan memasukkan sesuatu ke gelas minumannya, sudah sangat jelas pasti karena itu, tapi siapa pelakunya? pikiran Darren benar benar kalut, tak sempat lagi ia memikirkan yanga lain, karena kini sibuk memikirkan tubuhnya yang menunjukkan reaksi berlebihan hanya karena melihat Aya tidur lelap, otak dan hatinya benar benar sedang tidak sinkron, hingga keinginan itu ingin segera ia lakukan saat ini juga.
.
.
Tarik nafas dulu, sebelum lomPat ke bab berikutnya, dukungan kalian, membuat othor bisa gajian di novel ini , hehehe...kita saling menguntungkan 😁
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗
Mohon maaf jika seandainya di novel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓
Terima kasih 🙏
💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Anonymous
k
2024-09-23
1
Deasy Dahlan
semoga ceritanya selalu menarik thorr
2024-08-24
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sepertinya cerita sedih,siap" tisu 😭
2024-08-20
1