kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 PENYESALAN
Bumi membuka matanya ketika hari sudah sangat siang, ia yang semalam mabuk berat merasakan kepalanya yang sangat pusing. Dipandangi langit-langit ruangan itu.
"ini bukan kamarku. " bisiknya lirih.
Ketika ia akan beranjak,Bumi sangat terkejut mendapati dirinya yang tidak memakai sehelai benang pun. Ia juga mendapati bercak darah di atas sprei. ia sangat tahu arti bekas darah itu.
" siapa yang sudah menghabiskan malam denganku, kenapa aku tak bisa mengingatnya? "ucap Bumi sambil memukul-mukul kepalanya berusaha mengumpulkan kembali ingatan semalam.
" Ya Tuhan siapa perempuan itu? "
Bumi segera membersihkan dirinya di kamar mandi, setelah selesai ia mengambil handuk yang tergantung di dinding lalu memakainya, sebelum berpakaian ia berdiri di depan cermin untuk melihat bagian tubuhnya yang sedikit merasa perih.
Di balik punggung itu ada banyak cakaran kuku, membuatnya sangat yakin, jika dirinya sudah merenggut kehadiran seseorang. Hatinya menjadi sangat berasa bersalah dan menyesal, gara-gara ingin melupakan sakit hatinya pada Nesa. Ia mabuk berat dan berakhir di ranjang entah dengan siapa.
"Naya, maafkan Mas. "
Tiba-tiba saja lelaki itu teringat dengan istrinya di rumah. Bumi tidak tahu jika saat ini Naya bahkan sudah pergi darinya.
Setelah rapi dengan pakaiannya Bumi akan bergegas pulang, namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah kalung tergeletak di bawah ranjang tempat tidur.
Bumi memperhatikan benda itu, sebuah kalung dengan liontin baru permata, sangat cantik.
" ini pasti milik gadis semalam. " ucapnya lagi.
lalu Bumi menyimpan kalung itu di saku celananya, ia benar-benar pergi dari Apartement sahabatnya itu.
Bumi langsung berangkat ke kantornya, ia tidak sempat untuk pulang dulu ke rumah, karena ada rapat penting yang harus ia hadiri. Benar saja, begitu sampai ia langsung di sambut asistennya yang sudah menunggu sejak tadi.
"selamat pagi Pak, rapat lima menit lagi ya Pak, semua sudah menunggu." ucap Ana Asisten Bumi.
"Ok kita langsung ke ruang rapat."
Atasan dan bawahan itu langsung menuju ruangan yang ternyata sudah dihadiri banyak orang.
Seharian penuh Bumi tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya, ia masih terus memikirkan kejadian semalam yang masih belum ia ingat sepenuhnya sampai detik ini. selepas mabuk sahabatnya Devan membawanya ke Apartement miliknya, lalu setelah itu ia tak mengingat apa-apa lagi. Dalam hati timbul banyak pertanyaan siapa gadis yang ia rampas kehormatannya.
" Ya, Tuhan siapa perempuan itu, aku harus segera bertanggung jawab. "
Malam menjelang Bumi tak berani pulang ke rumah orang tuanya, karena rasa bersalahnya pada Kanaya. meskipun dia belum mencintainya tapi Kanaya adalah istrinya.
Bumi kembali ke apartement milik Devan, berharap kembali mendapat petunjuk tentang wanita itu.
Disisi lain,
Kanaya baru saja tiba di sebuah tempat kost kostan yang ia sewa sebelumnya. Setelah mendapat kunci kamar, Kanaya langsung masuk kedalam ruangan yang berukuran 4 x 4 meter itu. Di sana hanya ada sebuah kasur springbed, satu lemari dan kamar mandi. Cocok lah untuk anak kuliah. Ia langsung merebahkan diri dan langsung tertidur setelahnya.
Beberapa jam kemudian Kanaya kembali terbangun saat suara sering ponsel berbunyi sangat nyaring pertanda ada panggilan masuk. Ingin ia abaikan namun tak tega. Itu adalah panggilan dari Bu Ningsih, Ibu mertuanya.
" Ada apa Mama telepon dari tadi? "