NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Negoisasi

Saat keduanya larut dalam kesedihan, sebuah ketukan dari luar mengejutkan keduanya. Rania yang sempat menangis dalam pelukan Andreas pun mulai melepaskannya dengan cepat dan segera menyeka air matanya, dan merapihkan diri untuk membuka pintu.

"Biar aku saja yang membukanya"

Namun, Andreas mencegahnya yang hendak membuka pintu. Kali ini Rania menyetujuinya, mengingat kondisinya yang sedang berantakan.

Tak berselang lama, pintu pun terbuka, dan begitu membukanya sudah ada seorang perempuan setengah tua yang ada di depan pintu.

"Lho, anda siapa? bukannya ini kamar milik nak Rania?"

Ibu itu begitu kaget melihat yang keluar bukan Rania melainkan seorang laik-laki.

"Saya suaminya" Jawab Andreas.

"Suami?"

Ibu itu mengulangi apa yang ia dengar dan menatap tak percaya pada sosok Andreas di depannya.

"Iya, dan anda sendiri siapa?"

Kali ini Andreas yan berbalik bertanya pada ibu itu.

"Saya yang punya kosan ini."

Andreas mengangguk mengerti begitu mendengar jawaban.

"Jadi, ada urusan apa pemilik kosan datang ke kamar istriku?" Ucapnya kemudian.

"Itu.., tadi ada yang melapor katanya ada kegaduhan dikamar ini, jadi saya tadinya mau memastikan, tapi.. anda benar-benar suaminya, kan?"

Ibu pemilik kosan itu mencoba memastikannya lagi, mengingat awal menyewa Rania tak membicarakan soal statusnya yang sudah menikah. Jadi, ia masih sedikit ragu pada laki-laki di depannya.

"Maaf, atas kegaduhannya ya, bu."

Tiba-tiba Rania muncul dari arah belakang dan langsung meminta maaf pada ibu pemilik kosan.

"Iya tidak apa, tapi.. apa benar ini suami kamu?" Tanya ibu kos itu menunjuk pada sosok Andreas dan memastikan sekali lagi.

"Iya, bu, dia suami saya, maaf saya tidak bilang sebelumnya"

"Oh, yasudah kalau memang benar kalian suami-istri, saya cuma mengingatkan untuk lebih tenang ya karena takut mengganggu yang lain"

"Iya bu, sekali lagi saya mohon maaf atas ketidaknyamanannya"

"Iya, tidak apa. Tapi, apa ada masalah sama kalian berdua?"

Rania sempat terkejut mendengar perkataan ibu kos, dan ia hanya bisa melirik ke arah Andreas, begitupun Andreas yang melirik kearah Rania.

"Iya, memang ada sedikit masalah kecil tapi sekarang sudah selesai kok"

Rania menjawabnya canggung, namun mencoba untuk tetap tenang dengan senyuman diwajahnya. Sedangkan Andreas hanya diam mengamati percakapan keduanya.

"Syukurlah ya kalau memang sudah diselesaikan dengan baik, saya ikut senang" Ujar ibu kos.

"Terimakasih, bu" Balas Rania.

"Yasudah, kalau begitu ibu pergi dulu, kalian lanjutkan saja urusan kalian, pelan-pelan saja biar yang lain tak terganggu, ya.."

"Baik"

Situasi pun kembali hening begitu ibu kos itu pergi dari hadapan keduanya. Namun, tiba-tiba Rania menyeletuk kata pulang pada Andreas sesaat hendak masuk kedalam kamar.

"Kamu tidak pulang?" Ucap Rania pada Andreas.

"Harusnya itu yang ingin aku tanyakan sama kamu, kenapa jadi terbalik sama aku?" Bingung Andreas.

"Karena ini kosanku, dan kamu tamu disini" Jawab Rania dan mulai masuk ke dalam kamarnya lagi.

"Kamu juga istriku, jadi wajar jika aku meminta kamu untuk pulang kerumah"

"Aku nggak mau pulang, lebih baik kamu saja yang pulang"

"Rania, apa perlu kita berdebat lagi soal ini? Nanti kita bisa ditegur lagi?"

"Yasudah aku akan pulang, tapi.. aku punya syarat."

"Syarat? Apa syaratnya?"

"Aku tidak mau tidur satu kamar sama kamu"

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Andreas terdiam mendengar jawaban Rania. Sambil menata ekspresinya, Andreas mencoba untuk tetap tenang.

"Itu kan tidak mungkin, Rania.." Ujarnya dengan nada lembut dan pelan, namun sedikit keberatan.

"Kenapa nggak mungkin?"

"Kita ini suami istri, jadi sudah sewajarnya kita.."

"Iya statusnya memang begitu, tapi kan selama ini kita bukan suami istri betulan?"

Andreas tertegun tak bisa membantah. Ia menyadari betul bagaimana dinginnya situasi di dalam kamar yang mereka tempati bersama selama ini, juga pada hubungan pernikahan mereka selama ini. Hampir tak ada sapa dan interaksi yang benar-benar baik antara keduanya selama ini. Jadi wajar, jika itu tak bisa disebut sebagai sebuah pernikahan yang sebenarnya.

"Ok, aku setuju"

Walau sempat terkejut Andreas menyetujuinya dengan mudah, Rania tak lagi mempermasalahkan dan luluh untuk di ajak pulang.

"Tapi, ada syarat lagi kalau kamu mau aku ingin pulang"

"Ok, syarat apa lagi kali ini?"

Andreas terlihat pasrah dan enggan untuk mendebat.

"Kamu dilarang datang ke kamarku dan aku tidak mengizinkan kamu untuk menyentuhku?"

"Apa?"

Andreas terbelalak kaget mendengar syarat dari Rania.

"Itu syarat utamanya, kalau tidak mau yasudah aku tidak mau pulang dan akan tetap mengajukan perceraian sama kamu."

Andreas menghela nafas berat mendengar syarat yang di ajukan oleh Rania, terlebih pada ancamannya.

"Syarat yang konyol, aku tidak menyetujuinya, dan sudah kubilang kita tidak akan bercerai Rania" Ujar Andreas masih mencoba untuk tetap tenang.

"Kamu terus saja memaksakan kehendak kamu, aku juga punya keinginan kalau memang ingin pernikahan kita lanjut." Kesal Rania.

"Tapi, kan..."

Pisah kamar saja sudah tidak masuk akal bagi Andreas, terlebih dia tak diperbolehkan untuk masuk kedalam bahkan menyentuhnya.

"Kamu hanya menginginkanku saat ingin berhubungan saja, selebihnya kamu mengabaikanku dan tak perdui padaku, memangnya kamu pikir aku ini teman tidur kamu apa?"

Rania terlihat marah dan kesal melihat Andreas yang hanya mengganggapnya sebagai teman tidurnya, bukan istrinya selama ini.

"Baiklah, aku bersalah. Jadi, mari kita pulang sekarang"

Andreas tak bisa mendebat karena tak ingin membuat kegaduhan. Walau sebenarnya ia sedikit keberatan dengan syarat dari istrinya itu. Tapi, ia mencoba mengalah agar Rania mau pulang kerumah.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!