NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Istri Keduanya

Ternyata Aku Istri Keduanya

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Pembantu
Popularitas:288.8k
Nilai: 5
Nama Author: TK

Rania terjebak dalam buayan Candra, sempat mengira tulus akan bertanggung jawab dengan menikahinya, tapi ternyata Rania bukan satu-satunya milik pria itu. Hal yang membuatnya kecewa adalah karena ternyata Candra sebelumnya sudah menikah, dan statusnya kini adalah istri kedua. Terjebak dalam hubungan yang rumit itu membuat Rania harus tetap kuat demi bayi di kandungannya. Tetapi jika Rania tahu alasan sebenarnya Candra menikahinya, apakah perempuan itu masih tetap akan bertahan? Lalu rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9 Memberikan Kesempatan

Ceklek!

"Assalamu'alaikum."

Mendengar suara Neneknya, membuat Rania segera keluar dari kamar. Bibirnya langsung melengkungkan senyuman karena akhirnya Neneknya itu pulang juga. Rania pun mendekat dan menyalami tangannya.

"Nenek dari mana aja? Katanya cuma sebentar perginya," rengek Rania.

"Salam Nenek belum dibalas loh."

"Oh iya waalaikumsalam hehe."

Ima tersenyum lalu menarik tangan Rania untuk duduk di sofa, "Nenek ada urusan di luar, sekarang sudah selesai."

"Memangnya urusan apa?"

"Tadi sebenarnya Nenek pergi ke Villa, tempat Pak Candra tinggal."

"Apa? Kok Nenek ke sana sih?" tanya Rania terkejut.

"Nenek cuma ingin bicara dengan orang yang sudah membuat hidup kamu berantakan begini."

Rania melepas tangannya, "Kenapa Nenek harus temui dia? Nenek juga gak bilang sama aku."

"Rania dengarkan dulu, Nenek memang harus bicara dengan laki-laki itu. Melihat kamu yang murung dan menanggung ini sendirian membuat Nenek sedih. Sedangkan pelaku itu masih hidup dengan baik tanpa memikirkan kamu."

"Aku gak butuh orang itu, aku.. Aku bisa menghadapi sendirian."

"Jangan begitu dong Rania, ini kan bukan kesalahan kamu, dia seharusnya yang menanggung semuanya."

"Tapi--"

"Nenek juga sudah mengatakan kalau kamu hamil, dan ternyata Pak Candra mau tanggung jawab."

Kedua mata Rania semakin terbelak, "Enggak mungkin, Nenek pasti paksa dia kan untuk tanggung jawab?"

"Bukan," bantah Neneknya.

"Bohong."

Ima kembali membawa tangan Rania ke genggamannya, "Candra sendiri yang bilang akan bertanggung jawab dengan menikahi kamu, dan dia meminta Nenek untuk mengatakan ini kepada kamu."

"Gak mau," tolak Rania, "Aku gak mau nikah sama dia, dia iblis."

Ima tahu Rania pasti cukup trauma pada Candra, pria itu dulu sudah melecehkannya. Untuk menikah dengan orang yang sudah memberikan luka itu tidak mudah, tapi seorang pelaku yang mau bertanggung jawab dengan lapang dada pun sangat jarang.

"Pikirkan dulu Rania, ini untuk masa depan kamu."

"Nek, masa depan aku sudah dihancurkan dia," isak Rania.

"Nenek tahu, dan Candra mau bertanggung jawab atas semua kesalahan yang sudah dia lakukan. Nenek bisa melihat kesungguhan di matanya, coba kamu pikirkan lagi."

Rania malah terisak tidak mampu menjawab, rasanya campur aduk sekali mendengar itu. Di satu sisi Rania memang takut pada Candra, tapi kalau dipikir pria itu yang mau bertanggung jawab juga sangat bagus karena bisa menyelamatkan masa depannya.

Sebenarnya Rania sampai saat ini belum terima kenyataan jika dirinya hamil, tapi anehnya Ia pun masih mempertahankan bayi di perutnya ini. Mendengar Candra yang ternyata mau menikahinya, Rania jadi bimbang apa yang harus di pilihnya.

"Sudah jangan menangis lagi, ini minum dulu."

Rania meminum air putih itu sampai beberapa tegak. Walaupun sudah berhenti menangis, tapi Ia masih sesekali sesenggukan. Neneknya pun dapat mengerti dan terus mengelusi punggungnya. Sekarang Rania merasa lebih tenang.

"Candra memang salah, tapi dia hebat mau tanggung jawab menikahi kamu. Memang pasti sulit sekali memaafkan dia, tapi Nenek yakin sebenarnya Candra tidak sejahat itu. Nenek harap dia sungguh-sungguh untuk berumah tangga dengan kamu."

"Dia juga bilang, jika kamu sudah setuju untuk langsung mengabari. Jadi bagaimana?"

"Aku tidak tahu," jawab Rania lirih, "Berikan aku waktu."

"Ya sudah, memang ini pilihan yang tidak mudah. Tapi Nenek harap kamu memikirkan dengan baik ya, pikirkan juga masa depan kamu." Setelah mengatakan itu, Neneknya pun beranjak pergi.

Rania meremas jari tangannya, terlihat sekali ekspresi wajahnya yang muram. Menikah dengan orang yang sudah memperkosanya? Itulah yang terus Rania pikirkan. Tetapi nasihat Neneknya tadi terus terngiang, sepertinya benar Rania harus memikirkan dengan baik.

***

Tiga hari kemudian..

"Nak, Candra datang. Kamu mau menemui dia sekarang?"

"Sama Nenek ya?" bujuk Rania karena merasa sedikit takut.

"Kamu bicara dulu berdua dengan dia ya, kalian butuh waktu bicara." Ima mengusap kepalanya, "Kamu jangan takut, dia gak akan apa-apa in kamu kok."

Tetapi Rania masih sedikit takut, mungkin karena trauma. Malam ini Candra memang bilang akan datang ke rumahnya, membuat Rania tidak tenang saja. Kenapa pria itu datang? Tentu ingin membicarakan perihal hubungan mereka.

Tok tok!

"Boleh saya masuk?" tanya Candra dari luar.

"Ya."

Melihat pria itu membuka pintu dan tersenyum ke arahnya, membuat Rania langsung menundukkan kepala. Perempuan itu melirik Candra yang duduk di depannya, pintu rumah sedikit terbuka karena Neneknya menunggu dari luar.

"Rania, bagaimana kabar kamu?" tanya Candra.

"Tidak baik," jawab Rania jujur.

Candra mengangguk pelan, Ia bisa melihatnya dari tubuh perempuan itu yang lebih kurus dari terakhir mereka bertemu. Wajah Rania pun sedikit pucat, tapi walau begitu masih cantik di matanya.

"Sebelumnya saya mau bilang terima kasih banyak karena kamu mau bertemu dengan saya lagi. Saya tahu ini pasti tidak mudah untuk kamu. Tapi saya mohon, mulai hari ini jangan takut pada saya ya?"

"Saya tidak tahu, " lirih Rania.

"Kamu masih takut pada saya? Tidak apa, tapi saya yakin nanti tidak. Semoga perlahan kamu bisa nyaman dengan saya ya Rania."

"Hm."

"Ekhem Rania, terima kasih juga karena kamu memberikan saya kesempatan untuk bertanggung jawab. Maaf saya sempat menghilang, tapi sebenarnya saya hanya memberikan kamu waktu menenangkan diri."

"Saat mendengar kamu hamil, saya tahu jika bayi di perut kamu itu anak saya. Di satu sisi saya merasa bersalah karena dia hadir seperti itu, tapi jujur di sisi lain saya merasa senang," lanjut Candra.

Rania yang dari tadi menundukan kepala akhirnya mengangkat kepalanya, "Maksud anda apa?"

"Bukan apa-apa, tapi saya senang saja memiliki anak," jawab Candra sambil tersenyum lebar.

"Tapi saya tidak senang, karena dia tidak saya inginkan," celetuk Rania.

"Saya tahu dia hadir karena kejadian itu, tapi saya yakin kamu juga mulai ada rasa sayang kan pada bayi itu?"

"Entahlah."

Candra yakin itu, buktinya Rania masih mempertahankannya sampai sekarang. Apalagi Rania itu kan anak baik, pasti tidak akan tega lah untuk membunuh darah dagingnya sendiri, ya walau memang hadir karena pemerkosaan.

"Jadi Rania, kamu serius mau menikah dengan saya?" tanya Candra.

"Saya terpaksa, saya merasa putus asa saja dengan hidup saya ke depannya. Semuanya sudah berantakan, kalau menolak, saya takut akan semakin berantakan," jawab Rania dengan lirih nya, perlahan kedua matanya pun berkaca-kaca.

"Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk menebus kesalahan."

"Saya malah terkejut saat mendengar anda mau bertanggung jawab."

Candra tersenyum tipis, "Kenapa tidak? Lagi pula dari saat bertemu kamu saja, sebenarnya saya sudah tertarik. Kamu cantik dan kelihatan lugu, saya suka."

Kenapa pria itu jadi seperti sedang mengungkapkan perasaan? Membuat Rania gugup, sialnya Rania bisa merasakan wajahnya memerah. Kenapa Ia malu-malu begini? Menjijikan sekali.

1
Nor Asikin
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
refleks bukan repleks.
Nora♡~
Waaaaww... hebat.... Tahniah yaa thor dan terus lah berkarya...
Benita Lestiyorini
Sudah cepetan nikah, bikin adek. Daffin biar diasuh Papanya sama Mama Livia.
Benita Lestiyorini
Ya iyalah Yoga... Chandra itu ayah kandungnya. Kamu blm apa2 sdh mengenalkan dirimu panghil Papa untuk si Daffin.
Benita Lestiyorini
Makanya Rania kamu sbg ibunya hrsnya dari bayi mengenalkan papa aslinya, bukan Papa Yoga.
Benita Lestiyorini
Apalagi Chandr dg Livia tdk akan bisa punya anak. Daffinlah satu2 nya tumpuan harapan Chandra. Kasihan bila dipisahkan dr Papanya.
Benita Lestiyorini
Kalau sy malah berharap Daffin tetap berada dalam asuhan ke dua org tunya.
Benita Lestiyorini
Meski tk ngapa2in itu tdk boleh.
Benita Lestiyorini
Heiy...Yoga tunggu sampai Rania resmi berpisah dg suaminya dulu. Heran ya kelg Rania ini memang ky ngebebasin Rania yg msh status suami org bisa bebas di kamar dg pria lain.
Benita Lestiyorini
Ingat Rania, kamu dinikahi sah oleh Chandra, bayi itu darah daging Chandra, sampai detik melahirkan pun kalian belum reami beecerai, kok kamu sdh berani menjalin hub dg pria.
Benita Lestiyorini
Bagaimanapun tidak etis seorang wanita melahirkan ditungguin bukan mahromnya.
Benita Lestiyorini
Kalau aq tetap berharap anak Chandra akan diasuh ayah kandungnya kalau Chandra sehat lg.. Bukn ayah tiri.
Benita Lestiyorini
Ih Rania, begitu mudahnya nempel laki ya. Ingat kamu hamil tua, anak Chandra, orngnya msh koma. Kamu sdh mesra2an sm laki laki lain. Bener memalukan.
Benita Lestiyorini
Aslinya hati Rania msh tertambat pd Chandra, begitupun sebaliknya Chandra jg ada rasa sm Rania, apalagi ada anak sbg ikatan mereka.
Benita Lestiyorini
Katanya seminggu lagi Rania mau lahiran ?
Benita Lestiyorini
Sudah tepat Rania. Demi kebahagiaan rumah tangga Chandra.
Benita Lestiyorini
Akhirnya damai
Benita Lestiyorini
Jangan2 itu jebakan saja Rania.
Benita Lestiyorini
Bukannya Rania belum ceri dari Chandra ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!