Novel yang ini akan mengus air mata kalian kawan kawan pencinta novel ..saya menulis novel ini untuk menguras adrenaline anda ..dimana perjuangan seorang anak perempuan berusia 20 tahun arus menghadapi kerasnya kehidupan ibunya meninggal ayah dan ibu tirinya mengusirnya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. TERTANGKAP LAGI .
Pagi itu, Gisel dan Melly melakukan aktivitasnya seperti biasa di Mall tempat mereka bekerja .
Melly melap dinding kaca sementara itu Gisel menyapu dan mengepel lantai. Mereka berdua melakukanya dengan begitu telaten.
"Heem....sungguh hari yang sangat melelahkan " ucap Melly sembari mendudukkan tubuhnya diatas kursi yang di sediakan pihak pengelolah Mall.
"Iya ...kerjaan kita bertambah gara- gara kamu sih lambat bangunya makanya kita terlambat dan mendapat hukuman dari Ibu Susi " protes Gisel kepada Melly dan ikut nimbrung disamping sahabatnya itu .
"Iya maaf " ucap Melly sambil melap keringatnya dengan lap yang sama Dia gunakan untuk melap dinding
Melihat hal itu, Gisel terbahak-bahak oleh tingkah laku Melly yang tak sadar apa yang sedang Dia lakukan.
"Kenapa Kamu ketawa seperti itu? ucap Melly acuh dan melanjutkan aktivitasnya melap wajahnya.
"Coba kamu lihat itu," Gisel menunjuk ke arah lap yang masih di pegangi oleh Melly .
Mata Melly melotot, Dia seolah-olah tidak percaya apa yang dia lakukan kepada wajahnya .
"Oh my god," ucap Melly singkat sambil memukuli tubuh Gisel menggunakan lap kain tersebut .
Gisel berlari dan di kejar oleh Melly. Mereka berlarian sambil ketawa tanpa mempedulikan orang di sekeliling mereka.
Pluck...... tubuh kecil Gisel terpental, Dia menambrak seorang pria tinggi besar yang sedang melipat tangan di depan dada.
"Aduh ...." Ringis Gisel sembari mengelus-elus bokongnya .
"Sudah puas mainya?," tanya pria yang sedari tadi memperhatikan Gisel dan Melly berkejar-kejaran.
Gisel mendongakkan kepalanya dan menatap lekat kearah pria tersebut .
"Ah Tuan Aldo," Gisel sambari melotot .
"Iya Aku, Kamu masih ingat padaku Nona kecil?," Aldo menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Gisel .
"Hay Kamu mau apakan temanku " Melly yang sedari tadi melihat adegan di depannya .
Aldo membalikkan wajahnya kearah Melly tapi cuman seperkian detik dan kembali menatap lekat kearah Gisel.
Gisel hanyak mengangguk pelan dan merasa ketakutan dengan ulah Aldo .
"Baiklah, Ayo cepat ikut dan jangan coba berpikir untuk kabur lagi dariku karna kalau sampai itu terjadi kawanmu yang bawel itu akan menerima akibatnya, Kau paham?," Aldo sambil mengangkat tubuh Gisel.
Gisel yang mendapat serangan tiba-tiba dari Aldo sontak melingkarkan tangannya ke leher Aldo karena takut terjatuh .
Sementara itu Melly hanya bisa merontah karena tubnya sudah di peluk erat oleh sekertaris Joni.
"Nona jangan banyak bergerak karna Joni bagian bawah akan mudah bagun bila mendapat sentuhan dan gesekan-gesekan seperti yang Anda lakukan sekarang ini " ujar Jony mengerjai Melly .
Mendengar ucapan Joni sontak Melly terdiam. Ucapan Joni membuatnya jijik dan geli. Bisa-bisanya orang ini mengatakan hal tak lazim di tempat keramaian.
"Na, bagus, diam di situ dan jangan coba-coba menghalangi kami membawa Nona Gisel," tunjuk Joni setelah melepaskan tubuh Melly dari pelukannya .
Melly menjatuhkan tubuhnya diatas lantai. Melly menangis terseduh seduh. Da sangat menyesal atas tindakan konyolnya mencari jodoh di media sosial dan menyeret Gisel ke masalah yang sangat rumit.
Sementara itu, Aldo melangkah keluar dari pintu Mall dan masih tetap mengendong Gisel dengan kedua tanganya.
Wajahnya yang tampan di tegakkan.Aldo sama sekali tidak peduli tatapan orang-orang padanya.
Berbanding terbalik dengan Gisel, Dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Aldo. Dia sangat malu mendapatkan perlakuan seperti itu dan di tonton banyak mata.
👉 hay kawan kawan perbanyak like , vite dan favoritenya dong supaya Author tambah semangat .