Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dugaan
Di perjalanan menuju kantor.
"Tuan, bagaimana tuan yakin kalau wanita itu bukan orang gila," ucap Dean yang sedang fokus mengemudi. Dia masih sangat penasaran dengan yang Aiden bilang soal pura-pura gila.
"Aku melihatnya menatap kantorku dengan berderai air mata. Namun, dia tidak berpenampilan seperti orang gila dan dia selalu menangis. Kau tau kan bagaimana kemampuan fotografisku. Aku bisa mengingat sesuatu dengan detail bahkan dalam jangka waktu panjang," jelas Aiden. 'Termasuk adegan mantap-mantap ku dan Haira malam tadi' Batinnya.
"Bagaimana tuan bisa melihat dengan jelas wajahnya? Bukannya itu puluhan meter dari ruangan tuan." Dean masih belum puas dengan jawaban Aiden.
"Lalu apa gunanya teropong jarak jauh yang ku bawah dari Australia. Kau pikir saat menjadi Alexander aku tidak bosan di ruangan ku sendirian? Aku juga perlu melihat keluar dan mengetahui apa yang terjadi di luar sana," ucap Aiden.
"Lalu mengenai pembuktian yang ingin tuan lakukan?" Dean masih belum puas.
"Kau ini banyak tanya ya. Jangan-jangan kau ini salah satu mata-mata musuhku." Aiden menatap penuh curiga.
"Hahaha, saya masih ingat akan sumpah saya kepada nyonya Cleopatra tuan. Jika saya ini mata-mata maka tidak susah untuk saya menghabisi pewaris tunggal Alexan Group tanpa bukti kejahatan apapun."
"Kau ini sedang tertawa atau mengancam?"
"Maaf tuan. Saya hanya ingin memperjelas semua kecurigaan tuan. Mana mungkin saya menghianati tuan. Apalagi tuan selalu menyebut saya tukang hutang, jika saya jahat tentu tuan sudah tinggal nama."
"Baiklah Dean. Aku percaya padamu. Lagi pula aku menyebutmu tukang hutang hanya pada Haira saja. Jika kau punya gadis yang kau sukai, sebaiknya katakan. Agar Haira bisa menjaga mulutnya didepan gadis itu," uja Aiden.
"Tidak, tuan. Tidak ada," sahut Dean.
*****
Mereka sampai di Alexan Group. Setelah Aiden keluar, Dean pun melajukan mobilnya kembali menuju rumah tadi.
"Aku sangat salut dengan kemampuan fotografis tuan. Lalu bagaimana dia bisa melupakan kecelakaan alm nyonya cleopatra tepat di hadapannya? Jelas mobil mereka beriringan dan mobil nyonya Cleopatra terbalik didepan matanya. Aku yakin dia mengalami hal yang berat masa itu. Aku berharap pembunuh orang tuanya lekas tertangkap dan tuan Aiden bisa bahagia dengan nona Haira. Haira? Astaga kenapa tuan Aiden mencintai wanita se-bar bar nona Haira. Doyang dangdutan, suka marah-marah, dan aku masih ingat dia menyebut ku pencuri pakaian dalam."
Dean terus melaju dengan semua celotehan nya.
Aiden sudah sampai di kantor.
"Hai Aiden bagaimana keadaan istrimu?" tanya Salsa.
"Sudah baikan," sahut Aiden.
"Aku terkejut saat gebrakan meja kala itu. Tapi aku lebih terkejut lagi mendengar istrimu mengalami kecelakaan kerja."
"Terima kasih telah mengkhawatirkan istriku," ucap Aiden.
Obrolan berakhir dan mereka pun kembali bekerja.
Saat jam pulang kantor, Aiden tidak pulang terlebih dahulu. Dia pergi ke kantor Harsya karena ingin memberi tahukan perihal wanita gila yang bernama sarah.
Setelah memasuki kantor Harsya, Aiden langsung menceritakan semuanya.
"Apa ayah berpikir sama dengan apa yang aku pikirkan?" tanya Aiden.
"Ya, kau harus hati-hati menghadapi wanita itu. Ayah takut dia itu adalah musuh yang menyamar. Untung kau belum menunjukkan wajahmu," ucap Harsya.
"Iya ayah, ketika aku melihat nya aku langsung pergi sebelum dia terbangun dan melihat wajahku," terang Aiden.
"Untung saja kau cepat tanggap. Dimana alamat rumah itu? Ayah akan mengirim pengawal untuk menjaga di sekitar rumah itu," ujar Harsya.
"Tidak perlu ayah, aku sudah mengepung tempat itu dengan pengawal yang berjaga di semua penjuru. Mereka menyamar dengan bermacam macam karakter. Ada yang tukang koran, tukang bakso, tukang parkir, ada juga yang menjadi pengemis. Aku juga sudah memasang CCTV di sekeliling rumah itu, ayah tenang saja."
"Syukurlah, kau sangat pintar, Nak. Oh ya bagaimana hubungan mu dengan Haira?" tanya Harsya.
"Sekarang kami sudah menjadi suami istri sungguhan, Yah. Kami sudah saling menyatakan cinta. Aku bahagia karena akhirnya dia mencintaiku." Aiden tersenyum sambil membayangkan adegan mantap-mantap dengan Haira malam tadi.
"Benarkah? Selamat ya, akhirnya kau berhasil menaklukkan hatinya. Ayah sangat senang karena pada akhirnya kalian bisa bersatu. Kau adalah orang yang baik, ayah bangga padamu," puji Harsya.
"Terima kasih ayah, ini semua karena rencana perjodohan antara diriku dan Haira. Oh ya, siapa yang mengusulkan hal itu, ayah?" tanya Aiden.
"Tentu saja ayahmu. Dia sangat ingin berbesan dengan ayah agar tali persahabatan kami tidak putus. Jika saja tidak ada skandal antara Resya dan Ziko, mungkin sekarang kalian hanya akan jadi ipar saja. Entahlah, apa kita harus marah atau berterima kasih pada mereka," ucap Harsya.
"Mereka memang salah, tapi mereka sudah menyelamatakan perasaanku. Tapi mereka juga menyakiti hati Haira. Aku akan ucapkan terima kasih itu nanti ayah, setelah Haira mau memaafkan mereka," jelas Aiden.
"Iya, ayah mengerti. Oh ya, bagaimana perkembangan bisnismu di Australia?" tanya Harsya.
"Semakin bagus ayah. Kami berencana akan membuka lagi cabang perusahaan di sana," tutur Aiden.
"Kau memang sangat hebat. Andai Haira tau sehebat apa suaminya," puji Harsya.
"Dia masih merasa nyaman dengan keadaan kami sekarang. Aku khawatir dia akan terkejut dan merasa di bohongi dengan kenyataannya, ayah." Aiden terlihat khawatir.
"Tidak Nak, dia pasti akan mengerti apa alasan dibalik penyamaranmu. Jika kau jujur sekarang, ayah takut dia akan menjadi canggung dan malah membuat mu terendus musuhmu," ucap Harsya.
"Ayah benar, sepertinya aku harus menahan rahasia ini sedikit lebih lama."
"Kau sangat mencintai nya bukan?" tanya Harsya.
"Ya, ayah aku sangat mencintai nya bahkan lebih dari hidupku. Aku bisa kehilangan semangat hidup jika aku kehilangan dia. Cinta matiku hanya untuknya."
Harsya tersenyum mendengar kejujuran menantunya itu. Haira memang sangat beruntung memiliki Aiden dan juga cintanya.
Setelah puas mengobrol, Aiden pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Aiden menemukan Haira yang tengah tertidur pulas di atas sofa. Aiden duduk di sebelah Haira dam mendekatkan wajahnya. Dia tersenyum sambil memandangi wajah cantik istrinya itu.
"Aku sangat mencintaimu, bidadariku," ucap Aiden.
Tak berselang lama, Haira pun membuka mata dan melihat ternyata ada Aiden yang sedang memandanginya sambil tersenyum.
"Cilukba!!!"
"Apa sih, memangnya aku anak kecil?" gerutu Haira.
"Kau kenapa tidur disini sayang?" tanya Aiden.
"Oh, hoaaam aku sedang menunggumu, tapi malah ketiduran." Haira menutup mulut yang baru saja menguap.
"Manisnya istriku!" Aiden mengusap kepala Haira dengan gemas.
"Ini sudah sore kenapa baru pulang?" tanya Haira.
"Aku tadi mampir ke kantor ayah. Kami mengobrol cukup lama hingga lupa waktu," sahut Aiden.
"Kalian mengobrol soal apa? Tadi telingaku berdengung terus. Sepertinya kalian menghibahku ya," tuduh Haira.
"Hahaha, jangan ge'er sayang. Memangnya kami tidak punya pekerjaan lain selain membicarakan mu." Aiden tergelak.
Haira langsung memanyunkan bibirnya namun dengan cepat Aiden mengambil kesempatan. Dia langsung mencium bibir Haira. Haira mendorongnya dan mencubit pinggang nya hingga Aiden meringis kesakitan. Dan tentu saja hal itu membuat Haira merasa puas.