NovelToon NovelToon
Sorry, Thank You & I Love You

Sorry, Thank You & I Love You

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:113.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gresyst_lee

Jatuh cinta tentu sangat menyenangkan. Tapi, bagaimana kalau cinta pertamamu malah memberimu luka?

Bertahan atau meninggalkan, hanya dua itu pilihannya.

Bercerita tentang Xena, wanita yang jatuh cinta pada pandangan pertama. sayangnya, pria yang dicintai malah sudah mencintai wanita lain. Dan sialnya, pria itu malah meminta Xena menjadi kekasihnya, hanya untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya.

Awalnya Xena tak menaruh curiga, sampai disaat dimana dia mengetahahui, kalau pria yang dia sukai tak memiliki perasaan yang sama untuknya. Untuk apapun, pria itu selalu menomorsatukan Sana, sahabat sang pria yang ternyata adalah wanita yang pria itu cintai.

Xena adalah kekasih Rayan, tapi dia malah merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan Rayan dan Sana.

Lalu, apa dia harus bertahan dengan pria yang jelas-jelas tak ingin bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9

Sudah hampir jam 8 malam. Xena menunggu Rayan di lobby. Wanita itu tersenyum, kala melihat Rayan yang baru saja keluar dari lift. Cepat-cepat dia berdiri dan menghampiri Rayan.

‘’Ray, aku pulang sama kamu ya.’’ Rayan sedikit risih, saat Xena bergelayut manja di lengannya. Tangan Xena  langsung ditepis. Pria itu kembali melangkah, meninggalkan Xena yang masih berdiri di tempatnya.

‘’Kamu jadi ikut tidak?’’ Xena cukup senang dengan pertanyaan itu. Setidaknya Rayan bersedia mengantarnya pulang. Sikap ketus Rayan tak terlalu diambil pusing. Mungkin pria itu sedang lelah, pikir Xena tak mau mempermasalahkan hal kecil.

‘’Duduk dibelakang.’’ Rayan kembali mengingatkan, saat Xena akan membuka pintu depan.

‘’Baiklah,’’ Xena tampak manyun. Tapi, tetap tak mau mempermasalahkan hal itu. Mungkin saja Rayan memang tak terbiasa. Pokoknya, dia mencoba berkompromi dengan segala hal tentang Rayan.

‘’Ray, sudah makan malam belum? Mampir di tempat jualan bakso dekat lampu merah mau nggak?’’

‘’Aku capek, mungkin lain kali.’’

Xena mengangguk. Memilih diam. Mengedarkan pandangannya ke luar jendela mobil. Menikmati indahnya pemandangan malam.

‘’Oh ya Ray,’’ Dia kembali melirik Rayan dan memberikan ponselnya pada Rayan, ‘’bisa aku minta nomer ponselmu? Masa pacaran, tapi nomer ponsel aja kita nggak saling tau.’’ Tawa kecil mengakhiri ucapan Xena.

‘’Kamu nggak liat, aku sedang apa sekarang?’’

‘’Bilang aja, biar aku yang catet.’’

‘’Aku nggak hafal nomerku.’’

Xena mendesah pelan. Sebisa mungkin wanita itu membuang rasa kecewanya. Dibukanya aplikasi instagram, mencari hiburan dari sana. Mungkin itu hal terbaik yang bisa dia lakukan saat ini. Agar dia tak terus berceloteh dan membuat Rayan kesal.

Tak terasa 50 menit sudah perjalanan mereka. Tak seperti kemarin malam, kali ini Rayan menghentikan mobil tepat di depan rumah Xena.

‘’Makasih ya Ray, kamu hati-hati dijalan.’’ Xena hanya bisa memanyunkan bibirnya. Rayan tak membalas ucapannya dan berlalu begitu saja. Bahkan untuk mengatakan selamat malam pun tidak.

Ah, apa seperti ini rasanya berpacaran dengan orang cuek?

Belum juga masuk ke rumah dan Xena sudah dikagetkan oleh mamanya. Paruh baya itu nampak memberikan senyum menggodanya, alisnya naik-turun, seperti roller coaster. ‘’Dianter pacar ya?’’

Xena menggeleng, melewati mamanya begitu saja ‘’Calon suami ma,’’ jawabnya dan lari, karena mamanya yang sudah mengejar.

*****

Satu bulan sudah hubungan Xena dan Rayan. Tak ada yang berubah dari pria itu, sikapnya masih sama, masih cuek dan bahkan jadi lebih cuek dari sebelumnya.

Xena cukup sedih, tapi berusaha memaklumi. ‘’Mungkin Rayan sibuk, mungkin Rayan capek.’’ Itu yang dia katakan pada dirinya, tiap kali Rayan menolak ajakannya.

Selama pacaran, tak pernah sekalipun mereka menghabiskan waktu berdua, bahkan untuk sekedar makan malam bersama. Xena bukannya tidak ingin, tapi Rayan selalu menolak setiap kali dia mengajak pria itu untuk jalan berdua.

*****

Hampir masuk jam makan siang. Xena izin pada Cassie, karena siang ini tak bisa makan bersama. Rencananya, dia akan makan siang bersama Rayan. Hanya makan kecil, untuk memperingati satu bulannya hubungan mereka.

Hari ini Xena juga tidak membuat bekal, karena niatnya dia ingin mengajak Rayan makan diluar.

Di kantor ini, hanya Cassie dan Hans yang tahu hubungan Rayan dan Xena. Sebenarnya Xena ingin memberitahu semua orang, tapi sayangnya Rayan melarang.

‘’Pak Hans, pak Rayan nya ada?’’ Xena bertanya pada Hans yang baru keluar dari ruangan Rayan.

‘’Iya mbak. Lagi sama mbak Sana.’’

Sana? Alisnya berkerut. Sebulan ini, hampir tak pernah lagi Xena mendengar nama itu, kecuali pada makan malam ulang tahun Aldo. Ingin sekali Xena masuk, tapi takut mengganggu, kalau-kalau keduanya sedang membahas hal penting. Tahu saja bagaimana sikap Rayan. Xena hanya tak mau pria itu kesal padanya.

Setengah jam sudah Xena menunggu, tapi Sana tak kunjung keluar dari ruangan Rayan. ‘’Ah sebenarnya apa sih yang mereka bicarakan, kenapa lama sekali?’’ Xena melirik jam tangannya. Dia melangkah kesana kemari, untuk membunuh rasa bosan.

Bodohnya Xena, dia malah bersembunyi, saat pintu ruangan Rayan terbuka. Dari balik tembok, dia memperhatikan Rayan dan Sana yang berjalan beriringan. Diperhatikannya Rayan yang terus tersenyum, sangat berbeda saat Rayan sedang bersamanya.

‘’Seandainya dia bisa seperti itu juga saat bersamaku.’’ Xena masih memperhatikan. Ada rasa iri dihatinya, melihat bagaimana berbedanya perlakuan Rayan. Dan lagi-lagi, Xena memaklumi hal itu.

Tentu saja Rayan akan memperlakukan Sana dengan baik, wanita itu adalah sahabatnya dan mereka sudah saling mengenal sejak lama, tak sepertinya. Bahkan belum genap 2 bulan sejak dia pertama bertemu Rayan, ucapnya mencoba memaklumi.

Pupus sudah harapan Xena untuk makan siang berdua. Cassie di teleponnya, untuk dititipi makan siang.

*****

‘’Kamu nggak jadi makan siang sama pak Rayan?’’ Cassie meletakan seporsi nasi goreng dan satu botol air mineral di meja Xena. Wanita itu tampak serius dengan kegiatan mengetiknya.

Xena memberi isyarat, agar Cassie tak menyebut nama Rayan lagi. Takut saja kalau ada yang mendengar, sedangkan Rayan sudah dengan tegas memperingatinya, untuk menutupi hubungan mereka.

‘’Aku nggak berani ganggu. Kayaknya dia lagi banyak kerjaan.’’

Cassie tersenyum kecut, wanita itu memutar kursi Xena, agar menghadap ke arahnya. ‘’Sibuk apanya? Pria itu keluar dan makan siang bersama wanita lain. Aku melihatnya sendiri tadi.’’

‘’Wanita lain apanya, itu Sana sahabatnya.’’

‘’Jadi kau tau tentang wanita itu dan hanya diam saja?’’

‘’Itu sahabatnya Sis. Aku pernah bertemu dengannya dulu dan lagian, Sana sudah sudah punya pacar.’’

Cassie berdecak kesal. ‘’Ck jangan terlalu percaya pada ucapan pria.’’

‘’Rayan nggak mungkin bohong,’’

‘’Ya semoga saja.’’ Cassie tak pernah tau bagaimana hubungan Xena dan Rayan. Yang dia tahu, keduanya sedang menjalin hubungan, hanya itu. Xena memang tak pernah menceritakan bagaimana perlakuan Rayan padanya, dia hanya selalu mengatakan kalau dirinya bahagia bisa bersama Rayan.

*****

‘’Ray, kamu masih sama pacarmu yang waktu itu?’’ Sana bertanya, sembari menunggu makan siang yang baru mereka pesan.

Rayan tersenyum kaku. Disertai anggukan kepala.

‘’Apa yang kamu sukai darinya?’’

Bingung dong Rayan mau jawab apa. Tak pernah sekalipun dia menyukai Xena. Hanya perasaan kesal yang ada, bukan perasaan suka. Segala hal yang dilakukan Xena, tak ada satupun yang membuatnya senang dan malah membuatnya terganggu.

‘’Kupikir aku menyukai sikapnya yang apa adanya.’’ Ucapan itu terucap begitu saja, tanpa dirangkai terlebih dulu.

Sana mengangguk beberapa kali. ‘’Apa kelebihannya dibanding aku?’’

‘’Hhmm?’’

‘’Pacarmu itu. Apa kelebihannya dibanding aku?’’

Rayan tak mengerti harus menjawab apa. Lagian, kenapa sih Sana harus membahas Xena segala, bikin nggak nafsu makan aja.

‘’Ceria mungkin.’’ Rayan menjawab sekenanya. Pandangannya diedarkan kesana kamari. Mencoba menghindar dari pembicaraan tak berbobot ini.

‘’Emang aku nggak ceria ya orangnya?’’

‘’Na. Bisa stop membicarakan hal ini?’’

‘’Aku hanya penasaran Ray. Kenapa secepat itu kalian menjadi kekasih. Bahkan waktu itu belum genap 3 minggu sejak kau mengenalnya?’’

‘’Na. Hubunganku dan Xena, biarlah menjadi urusan kami.’’

Sana mengangguk, tapi berdecak dalam hatinya. Bahkan belum 2 bulan sejak Rayan mengenal Xena dan sekarang Rayan sudah berani berbicara ketus padanya. Sepertinya Xena berpengaruh buruk untuk Rayan, pikirnya.

Bersambung .....

1
3sna
bukan mencintai,cm menyukai
3sna
tdk ada pertemanan antara laki2 dan perempuan,,
3sna
sampe bb ini masih muter2 trnyt
3sna
daniel#rayyan,,typo bnyk bgt
aca
terlalu lemah gampang maafin dasar bodoh
aca
abis ne nangis darah qm ray
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
..
Anonymous
.
Leni
menyikat bkn brrti mencintai kn
Leni
ngk suka sm sikap senang plinplan se x x beri pelajaran sm rayan nilai perlu buat Xena sm Bryan aja buat rayan menye Sa l
Ayu Audy
Luar biasa
Rita Riau
dliraba Murat,,, wow,, cocok dgn yang yang,,,,
Noviendah Sitohang SmileVoice
sedih 😩
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Leni
xen kpn pergi a biar kapok ray
Leni
ditunggu bila waktu a tiba
Leni
ngk jelas kadNg Daniel sebut rayan
missyy
🌹🌹🌹🌹
missyy
ciee xenaaa/Joyful//Joyful/
missyy
yang tegas dong rey, gimana sih jadi cowo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!