NovelToon NovelToon
Takdir Mentari

Takdir Mentari

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Namaku Mentari Intania Putri. Seorang anak yang tumbuh di sebuah kampung kecil yang bernama Kampung Karet. Kehidupanku tidak seindah anak-anak lain. Hidup yang sederhana dengan didikan keras oleh kedua orang tuaku. Hidup dengan banyak orang di rumah.

Dengan backround pendidikanku yang hanya tamatan SMA aku mulai bekerja di usiaku yang baru menginjak 17 tahun. Mulai hidup mandiri di usia yang sangat muda.

Seperti wanita lain di luar sana aku juga memiliki kisah cinta yang menarik. Yang menyedihkan dan menegangkan. Aku juga merasakan yang namanya cinta pertama, aku juga merasakan yang namanya patah hati. Aku juga merasakan dicintai dan mencintai.

Hingga akhirnya takdir membawaku pada pernikahan di usia muda, aku menikah di usiaku yang belum genap 20 tahun. Aku yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Aku yang berusaha menjadi wanita yang sempurna untuk suamiku. Aku juga menjadi seorang ibu, ibu muda yang harus berjuang dengan untuk membuat hidupnya sempurna dimata semua orang.

Takdir yang terus mempermainkanku dari masa kecil hingga dewasa. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, aku bahkan tidak menyadari hal buruk apa yang telah aku lakukan sampai aku merasa takdirku adalah hukuman, akankah aku mendapatkan kebahagiaan yang aku dambakan. Inilah ceritaku ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Menghasilkan uang sejak kecil

Andai saja waktu bersama orang tuaku bisa dibeli dengan uang. Aku rela tidak mendapat uang saku dari Ibu.

-Takdir Mentari-

...****************...

Mentari masih bisa mempertahankan prestasinya, dia masih aktif dengan kegiatan-kegiatan di sekolah. Mentari mengikuti extra kurikuler menari, mekidung (tembang bali), pramuka, dan Tari juga aktif di kegiatan sekolah lainnya. Seperti perlombaan di bidang akademik.

Tari sering mengikuti perkemahan pramuka, dia merasa lebih senang lelah di perkemahan daripada lelah dengan pekerjaan rumah. Walaupun sering mengikuti kegiatan di luar sekolah, orang tua Tari tidak terlalu perduli.

"Pak besok Tari kemah 2 hari di kota" kata Tari minta ijin ke bapaknya.

Pak Dana hanya mengangguk, Mentari sudah terbiasa dengan semua itu. Dia segera mengambil ransel dan memasukkan baju pramuka, Handuk dan peralatan mandi, tidak lupa sarung untuk selimut. Mentari juga membawa 1 stel pakaian pramuka sebagai pakaian ganti, baju dan celana olahrga. Ranselnya menjadi penuh dan berat. Dia mencoba di punggungnya, "lumayan berat" pikirnya lagi. Ransel itu diturunkannya lagi, masih cukup untuk menampung sepasang sandal jepit untuk mandi.

Setelah semua siap, seragam yang akan dipakai besok dia letakkan di atas meja, lengkap dengan perlengkapan pramuka. Seperti buku saku, tali, dan tongkat pramuka berdiri di sebelah meja supaya dia ingat untuk membawanya besok pagi.

...****************...

Dan keesokan harinya "Makan minum kan ditanggung sekolah kan, ini tambahan dari bapak" kata Pak Dana sambil memberikan Mentari 1 pak kue kering dan uang saku untuk 2 hari. Sama seperti uang sakunya saat ke sekolah. Hanya saja sekarang double karena 2 hari. Mentari mengangguk sambil mengambil kue kering itu, memasukkan ke dalam ransel yang akan dibawanya. Semua sudah lengkap gadis kurus dengan ransel yang lumayan berat di punggungnya. Lengkap dengan tongkat dan topi pramuka juga sudah siap. Tari berpamitan dan mencium tangan bapaknya.

Dia berjalan sampai di halte, menunggu angkot yang akan mengantarnya ke sekolah. Para siswa harus berkumpul di sekolah terlebih dahulu setelah itu barulah mereka berangkat bersama menuju perkemahan.

...****************...

Begitulah, setiap kali Mentari ada di luar sekolah, Mentari sangat senang dia bisa tau dunia di luar kebun karet. Apalagi kegiatan sekolah di kota, tapi tetap saja Mentari tidak bisa seperti teman-temannya yang lain. Mereka seolah diberikan uang saku special oleh orang tuanya, karena harus menginap di luar rumah.

Ada banyak dagang di lapangan tempat berkemah, Mentari ingin memberli sesuatu tapi takut uangnya tidak cukup. Seperti biasa dia hanya menunggu di tenda pada jam istirahat, dan memakan roti kering yang sudah dibelikan bapak. Roti kering yang sama, rasa yang sama, merk yang sama. "Mungkin ini adalah kue kering favorite bapak" pikir Mentari sambil trus mengunyah roti kering itu.

"Tari kok kamu disini?" Seorang anak pramuka tampan dari regu putra mendongakkan kepalanya ke dalam tenda.

Mentari terkejut, tangannya masih berisi kue kering dan dia melanjutkan mengunyah.

"Eh, hmmm iya aku istirahat disini Saka" jawabnya kepada lelaki tampan temannya waktu SD. Masih menjadi temannnya juga di SMP hanya saja memang hubungan Saka dan Mentari agak aneh setelah kejadian itu.

Saka memang berani menyapa Mentari jika tidak ada teman-temannya. Kalau didepan mereka Saka takut Mentari akan merasa malu kalau mereka terlihat dekat ataupun saling menyapa.

"Kamu mau beli bakso diluar?" Ajak Saka setelah melihat sekeliling.

"Hmmm...."Mentari bingung harus menerima ajakan Saka atau tidak.

Saka melihat ke luar tenda tampak teman-teman Mentari menuju tenda. Mentari mendengar suara teman-temannya.

Dengan sigap langsung menjawab "Nggak Saka terima kasih, aku istirahat aja" jawabnya polos.

"Hai ngapain kamu disini?" Tiba-tiba seseorang menepuk punggung Saka.

"Eh nggak aku disuruh ngecek anak-anak putri oleh kakak pembina. Apa semua sudah makan?" Jawab Saka tanpa ragu. Kemudian meninggalkan Mentari yang masih menyantap roti keringnya.

"Ya kami semua sudah makan, kecuali itu Tari masih bersembunyi di dalam" kata temannya menunjuk ke arah dalam tenda.

"Oh iya, kalau begitu aku permisi nanti aku sampaikan ke kakak pembina" jawab Saka meninggalkan mereka.

"Semoga Mentari nggak di ejek gara-gara aku kesana" gumam batinnya.

...****************...

Tahun ajaran baru datang lagi, Mentari kelas 3A. Masih di kelas unggulan, Mentari hanya memiliki waktu setahun lagi di SMP 01. Dia tumbuh lebih dewasa dari usianya. Mentari masih menjadi anak yang mandiri, tapi suasana rumah masih sama. Pertengkaran orang tuanya yang tidak habis-habisnya. Selalu yang menjadi topik pertengkaran mereka adalah uang.

Mentari semakin mengerti, kalau dalam hidup ini uang adalah segalanya. Mentari semakin memiliki mimpi besar untuk bisa menghasilkan uang yang banyak ketika dia dewasa nanti. Mentari ingin memberikan orang tuanya uang yang banyak, sehingga tidak ada lagi pertengkaran di rumah ini.

Mentari mengerti, penghasilan di kampung karet memang tidak banyak untuk menghidupi 7 kepala di rumah. Waktu masih ber empat saja Mentari dan Senja hanya makan seadanya dan serba kekurangan, apalgi sekarang ber 7, orang tua Mentari sudah bekerja semakin keras. Pagi siang sampai malam, ada aja yang dikerjakan untuk menghasilkan uang.

Untuk mengurangi pengeluaran Ibu Murni sering membawa sayur sayuran dari kebun, seperti pakis, kacang panjang, daun kacang, ataupun sayuran lainnya yang bisa dimakan. Pulang kerja dari kebun membawa kelapa dan di parut sampai rumah untuk dijadikan saur (kelapa parut yang digoreng tanpa minyak dan diisi bumbu). Jika banyak Tari harus membawa kelapa itu ke tempat warga yang memiliki mesin pemarutan kelapa. Tari harus berjalan kaki kurang lebih 2km, menyisir jalan raya untuk sampai disana.

Dan jika musim hujan tiba, Mentari sangat senang, karena pundi pundi uang sudah di depan mata. Air sungai akan besar dan banyak kelapa yang hanyut dari perkebunan kelapa di kampung karet. Tari hanya perlu menunggu kelapa kelapa itu hanyut dan mengambilnya ketika sudah sampai di pesisir sungai. Akan banyak anak-anak kampung karet menunggu di pesisir sungai sambil mandi dan bermain air hujan. Kelapa-kelapa itu dibuka dan isinya bisa dijual. Hasil penjualan kelapa akan lebih banyak jika dibandingkan dengan mencari daun pakis. Ada banyak kayu kayu kering calon calon kayu bakar. Mentari harus mengumpulkan kayu kayu itu dan nanti ketika ada matahari kayu kayu itu akan kering dan bisa digunakan oleh Bu Murni memasak di dapur. Dengan begitu Mentari tidak perlu lagi ke kebun mencari kayu bakar. Setidaknya stok kayu bakarnya akan aman beberapa saat.

Mentari sangat senang mengumpulkan uang-uangnya hasil bekerja.

"Aku akan membeli kasih sayang ibu dan bapak dengan uang ini" Mentari tersenyum sambil memasukkan uanh koin itu ke celengan ruas bambu

Mimpi Mentari

2002

1
Komang Arianti
akhirnyaa happy endingg.. 😍😍😍
Komang Arianti
😩😩😩😩😩
Sweetmommy
😪😪😪
Sweetmommy
Wkwkkw oke kk ☺️🙏
Komang Arianti
puisi bahasa baliinya isiin terjemahan😂😂
Sweetmommy
Jangan lupa komentarnya ya teman-teman ☺️🙏
Sweetmommy
Semangat semangat update
Sweetmommy
🤣🤣🤣
Komang Arianti
sriningsih versi kampung karet😩😩
Sweetmommy
🥹🥹🥹
Sweetmommy
🙏🙏☺️☺️
Sweetmommy
Ikutin terus ya
Sweetmommy
Jangan menangis 😁
Komang Arianti
kasihan sekali mentarii . ini kapan dy bahagiaanya thor... kasi bahagia dlu biar ga menderita ajaa hidupnya
Komang Arianti
baperrrr akuhhh thor😭😭😭😭
Sweetmommy: Jangan nangis ya 🥰
total 1 replies
Komang Arianti
😂😂kerennnlahhh
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihhh akuu thor.. kenapa hidup mentarii se merana itu🤔🤔
Komang Arianti
😢😢😢😥😥
Komang Arianti
kereennnnnnn😍😍😍😍😍mantapp poll thor
Komang Arianti
🥰🥰🥰seruuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!