NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Suasana kelas mulai ramai karena bel istirahat baru saja berbunyi. Anya dan Luna langsung berbalik ke belakang, dimana bangku Acha berada untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang terputus tadi.

"Ayo ke kantin." Ajak Acha sebelum mereka berdua membuka mulutnya.

Keduanya mendengus, tapi tetap mengikuti Achassia. Tidak lupa Luna juga membawa pizza yang tadi. Mereka hanya memesan makanan ringan dan minuman karena sudah membawa pizza. Tidak mungkin juga Luna menghabiskan nya sendiri karena ukurannya lumayan besar.

Ada yang berbeda beberapa hari ini tentang Kainoa, gadis yang bernama Alin selalu menghampirinya selama di sekolah. Padahal cowok itu selalu mengabaikannya, tapi gadis itu tetap saja menempel padanya.

"Kasian banget tuh sih Noa, udah kaya ketempelan setan aja." Anya melihat kearah meja kelima cowok itu.

"Emang setannya dimana? Kok Luna nggak liat?" Tanya Luna melihat kearah meja Kainoa.

"Tuh, si Alin Alin itu, udah kaya setan, nempel mulu." Jelas Anya memutar bola matanya malas.

Luna menganggukkan kepalanya. "Iya ya, kasian Noa, kaya nggak nyaman gitu." Balas Luna setuju.

"Biarin aja sih." Sahut Acha membuat mereka berdua menatapnya.

"Oh ya, cepetan lanjutin yang tadi, sampe lupa gue." Ucap Anya yang baru saja teringat pembahasan mereka saat di kelas.

Acha mengangkat sebelah alisnya. "Apa?" Tanyanya.

"Yang Lo bilang semalem ketemu sama Noa." Anya mendengus.

"Iya lanjutin, Luna juga kepo." Ucap Luna ikut-ikutan.

"Gue ketemu dia di minimarket." Kata Acha memberitahu.

"Minimarket yang ada di depan gang rumah Lo?" Anya mengingat jika di dekat rumah Acha memang ada minimarket. Achassia mengangguk.

"Terus?" Lanjut Anya bertanya.

"Pas gue mau pulang, gue di cegat preman-" Belum juga Acha menyelesaikan ucapannya, Luna sudah memotongnya lebih dulu.

"Hah, Acha di cegat preman? Tapi Acha gapapa kan? Acha ng-" Tanya Luna beruntun.

"Diem dulu bocah." Kesal Anya menutup mulut Luna membuat gadis itu langsung berhenti bicara.

"Emang Lo lupa, Acha kan bisa jaga diri." Kata Anya kesal, ia melepaskan tangannya yang menutupi mulut Luna.

"Oh iya, hehehe." Jawab Luna cengengesan.

"Terus gimana? Lo kan yang memang?" Tanya Anya semangat, ia sangat suka jika membahas hal seperti ini.

"Yang bener aja, masa Lo kalah?" Anya tidak percaya saat Acha menggelengkan kepalanya.

Acha mendengus. "Peremannya ga jadi gangguin gue." Jelasnya, membuat Anya dan Luna mengerutkan kening tidak mengerti.

"Kok bisa?" Tanya Anya yang masih belum paham.

"Tiba-tiba Kainoa udah ada di belakang gue, terus narik tangan gue sampe ke motornya." Ucap Acha.

"Berarti Noa nolongin Acha dong?" Tanya Luna.

"Secara nggak langsung, mungkin iya." Jawab Acha mengendikkan bahunya.

"Beneran dia narik tangan Lo?" Anya masih belum percaya. Meskipun begitu Achassia tetap mengangguk membenarkan apa yang ia katakan.

"Noa ngomong nggak sama Acha?" Tanya Luna lagi.

Acha mengangguk. "Dia nawarin buat nganter gue pulang." Jawab Acha.

"Demi apa? Cowok kaku yang terkenal sebagai pangeran es sekolah ini mau nganterin Lo?" Ucap Anya heboh, tapi ia masih bisa mengontrol suaranya agar tidak ada yang mendengarnya selain mereka bertiga.

"Woahhh, kayaknya Noa beneran suka deh sama Acha." Sahut Luna membuat Acha memutar bola matanya malas.

"Terus Lo pulang bareng dia?" Tanya Anya semakin kepo.

Acha menggeleng. "Gue langsung lari." Jawabnya.

"Yahh, kenapa?" Tanya Luna kecewa.

"Heh bocah, kita kan belum tau apa tujuan tuh cowok deketin Acha." Ucap Anya membuat Luna paham dan langsung mengingat tentang hal itu.

"Yang bikin gue nggak habis pikir, dia ngikutin gue sampe rumah." Acha masih tidak percaya jika semalam Kainoa benar-benar mengikutinya sampai ke rumah.

"Nggak bisa berkata-kata lagi gue, kayaknya gue mencium bau-bau bucin nih." Jujur saja Anya juga terkejut mendengar cerita Acha.

Anya sering mendengar cerita tentang Kainoa dari Chaziel. Kadang cowok itu selalu mengeluh padanya karena merasa kasihan dengan perempuan yang selalu di abaikan oleh Kainoa.

"Sembarangan." Kesal Acha menoyor kening Anya.

Anya mengelus keningnya. "Siapa tau aja kan, liat aja tiap ada yang deketin pasti di tolak. Bahkan ngomong aja nggak, sedangkan sama Lo?" Kata Anya.

Tidak salah juga apa yang di katakan Anya, tapi Achassia sama sekali tidak terpengaruh atau memikirkan tentang hal itu. Lagipula selama ini ia tidak pernah berpikir akan memiliki pacar.

"Yaudahlah, gausah di bahas lagi." Ucap Acha malas.

"Tapi tetep aja ini masih jadi misteri." Balas Anya tak mau kalah.

Saat mereka asik mengobrol, tiba-tiba Chaziel datang entah dari mana. Sontak mereka bertiga langsung berhenti bicara karena takut jika di dengar oleh Chaziel.

"Lagi ngomongin apa nih, kayaknya seru banget?" Tanya cowok itu yang baru saja duduk di samping Acha.

Meja di kantin ini memiliki bangku panjang di kedua sisinya, Anya dan Luna duduk di depan Acha, sedangkan Acha duduk sendiri. Karena itu Chaziel duduk di sebelahnya.

"Udah kek setan aja Lo, main nongol aja." Ucap Anya memutar bola matanya malas.

"Eh apa nih?" Tanya Chaziel melihat kotak yang berisi pizza milik Luna tadi.

"Kan udah jelas kalau itu pizza, kenapa masih nanya aja sih, Acil?" Tanya Luna sinis.

"Rabun kali." Sahut Anya.

Chaziel mendengus. "Sembarangan." Balasnya pada Anya dan Luna.

"Kenapa, Acil mau?" Tanya Luna saat Chaziel terus melihat kearah pizza miliknya.

"Mau kalau boleh." Balas Chaziel menyengir.

"Yaudah, nih buat Acil." Luna menggeser satu kotak yang berisi pizza berbentuk love di depan Chaziel.

"Beneran, Lun?" Tanya Chaziel dengan mata berbinar. Luna menganggukkan kepalanya.

"Ehh, enak aja Lo main ngasih, terus buat gue mana?" Anya bertanya pada Luna merasa tidak terima.

"Ini kan besar, lagian kalau kurang kapan-kapan kan bisa minta buatin Acha lagi." Balas Luna menunjuk pizza yang satunya.

"Kita itu nggak boleh pelit jadi orang. Iya nggak Acha?" Lanjut Luna bertanya pada Acha.

Acha menghela nafas. "Hmm." balasnya malas.

"Jadi ini buatan Acha?" Tanya Chaziel penasaran.

Luna mengangguk. "Iya, Acha suka buat makanan yang enak-enak." Balas Luna semangat.

"Oh iya, kayaknya kita belum kenalan deh. Kenalin, gue Chaziel. Panggil Acil juga boleh." Ucap Chaziel memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya pada Achassia.

"Achassia Alora." Ucap Acha membalas uluran tangan Chaziel.

"Udah sana, balik ke meja temen-temen Lo." Suruh Anya mengusir Chaziel agar kembali ke teman-temannya lagi.

"Males banget, Gue gabung sini aja ya?" Balas Chaziel, ia memilih menghampiri meja ketiga gadis ini karena terlalu malas melihat tingkah Alin yang selalu menempel pada Kainoa.

Tadi Ia berada di sebelah Kainoa, tapi Alin menerobos dan duduk di tengah-tengah mereka. Yang paling membuat Chaziel kesal, karena gadis itu tidak bisa diam, beberapa kali gadis itu menyenggolnya. Sampai bajunya ketumpahan makanan karena Alin, karena itu ia merasa kesal dan menghampiri meja Anya.

"Gaada, udah di kasih makanan juga. udah sana." Anya tidak mau mendengar ucapan Chaziel dan terus menyuruh cowok itu pergi dari meja mereka.

"Ah elah, Lo mah nggak asik Nya." Balas Chaziel kesal. Ia berdiri, tak lupa membawa pizza yang Luna berikan padanya tadi.

"Bodoamat." Balas Anya tidak peduli.

Walaupun kesal, Chaziel tetap menuruti ucapan Anya dan kembali ke meja teman-temannya. Sedangkan Luna hanya menertawakan mereka berdua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!