Sherin mempunyai perasaan lebih pada Abimanyu, pria yang di kenalnya sejak masuk kuliah.
Sherin tak pantang menyerah meski Abi sama sekali tidak pernah menganggap Sherin sebagai wanita yang spesial di dalam hidupnya.
Hingga suatu ketika, perjuangan Sherin itu harus terhenti ketika Abi ternyata mencintai sahabat Sherin sendiri, yaitu Ana.
Lalu bagaimana kisah mereka setelah beberapa tahun berlalu, Abi datang lagi dalam kehidupannya sebagai salah satu kreditor di perusahaan Sherin sedangkan Sherin sendiri sudah mempunyai pria lain di hatinya??
Apa masih ada rasa yang tertinggal di hati Sherin untuk Abi??
"Apa sudah tidak ada lagi rasa cinta yang tertinggal di hati mu untuk ku??" Abimanyu...
"Tidak!! Yang ada hanya rasa penyesalan karena pernah mencintaimu" Sherina Mahesa....
Lalu, bagaimana jika Abi baru menyadari perasaanya pada Sherin ketika Sherin bukan lagi wanita yang selalu menatapnya dengan penuh cinta??
Apa Abi akan mendapatkan cinta Sherin lagi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ragu
"Apa tidak bisa kalian batalkan saja kerjasamanya sayang??" Ucap Ana dengan kesedihannya setelah Abi meminta Anjas untuk keluar dari ruangannya.
Abi tidak menyangka jika Ana akan bertemu Sherin lebih dulu sebelum dia mengatakan sendiri pada Ana.
Dia juga sudah menduga kalau Ana pasti akan sedih kalau Abi kembali dekat dengan Sherin meski hanya sebatas rekan kerja.
"Nggak bisa Ana, kontrak sudah di tandatangani. Proses produksi juga udah jalan, tandanya uang dari Sherin sudah sebagian besar kita gunakan"
Ana kembali menyusut air matanya. Wanita berambut sebahu dengan baju kantorannya itu tampak duduk menunduk menghindari tatapan Abi.
"Tapi aku takut kalau kalian makin dekat. Aku nggak mau kejadian kaya dulu terulang lagi, aku yang seperti orang ketiga di antara kalian. Aku nggak mau sayang"
Abi mendekat pada Ana, berjongkok di hadapan wanita yang menjalin hubungan dengannya sejak lima tahun lalu itu.
Tangannya terulur mengusap air mata Ana yang membuat makeupnya sedikit luntur. Riasan di matanya bahkan sudah mengubah sekitar matanya menjadi hitam.
"Itu nggak akan terjadi Ana. Sherin juga udah bilang kalau dia akan bersikap profesional. Dia juga tidak mau lagi berhubungan dengan ku selain masalah pekerjaan. Kita hanya rekan kerja, percaya sama aku"
Ana menggeleng pelan, dia menatap penuh kepedihan pada Abi. Ada ketakutan tersendiri di hati Ana saat ini.
"Tapi kenapa kamu nggak bilang sama aku dari kemarin-kemarin Bi?? Kamu terkesan menyembunyikan semuanya dari aku Bi, apa kamu sengaja karena sekarang Sherin makin cantik dan punya perusahaan besar, makanya kamu mau balik sama dia"
"Jangan berpikir berlebihan Ana. Aku minta maaf karena nggak jujur dari awal. Aku niatnya mau kasih tau kamu tapi menung..."
"Tapi apa Bi?? Tapi nunggu kamu jadian sama dia dulu gitu??" Ana benar-benar sudah di kuasai kecemburuan. Dia tidak ingin apa yang menjadi miliknya di ambil oleh Sherin.
Hanya Abi yang dia miliki. Sherin selalu punya segalanya sedangkan hanya Abi lah sesuatu yang tidak bisa Sherin miliki di dunia ini. Dia sudah bersusah payah untuk mendapatkan Abi, mana mungkin dia bisa diam saja saat Sherin hadir lagi di antara mereka.
"Bukan seperti itu Ana!! Kamu tau sendiri kalau aku tidak pernah berpikir untuk menduakan kamu!!" Kini Abi sedikit menaikkan suaranya.
Sekarang Abi bingung, bagaimana dia harus menghadapi Ana yang terus menuduhnya seperti itu.
Meski ada penyesalan karena menyakiti hati Sherin, tapi Abi tidak akan mungkin mengharapkan Sherin untuk kembali kepadanya seperti dulu lagi.
"Terus aku harus berpikir yang seperti apa Bi?? Sedangkan selama ini saja kamu nggak kasih kejelasan tentang hubungan kita. Aku wanita Bi, aku juga butuh kepastian"
Abi seakan merasakan dejavu, dia ingat kalau dulu Sherin juga pernah meminta kejelasan tentang hubungan mereka. Tapi sekarang Ana meminta hal yang sama kepadanya.
"Dengar aku An" Abi memegang keda bahu Ana yang terus bergetar sejak tadi.
"Setelah produksi ini berhasil dan merambah ke pasaran, kita akan menikah"
Ana menutup mulutnya dengan tangan karena terkejut dengan ucapan Abi.
"A-apa kamu bilang??"
"Ayo kita menikah, tapi beri aku waktu sampai pekerjaan ku ini berhasil menembus pasaran setelah launching"
Grep...
Ana menghambur ke pelukan Abi. Akhirnya hubungan yang ia bina selama lima tahun itu menemukan titik terang.
"Makasih sayang" Ucap Ana penuh haru. Abi mengusap lembut kepala Ana.
"Apa keputusan yang aku ambil ini benar??"
Tiba-tiba pertanyaan itu muncul di hati Abi. Rasa ragu menyeruak setelah dia mengungkapkan ingin menikahi kekasihnya itu.
"Akhirnya impian aku untuk menjadi istri kamu akan terwujud Bi. Kamu satu-satunya pria yang selalu ada di samping aku. Kamu yang paling ngerti aku. Kamu juga lebih memilih aku di saat di luar sana banyak yang lebih segalanya dariku"
Deg...
Ucapan Ana itu ternyata berhasil menyentil perasaan Abi. Keraguan di dalam hatinya justru semakin kuat. Di saat dia sudah meyakinkan diri untuk melangkah lebih jauh bersama Ana, justru hatinya mulai gamang.
Perasaan yang dulu sempat menggebu sekarang telah hilang, dan ternyata Abi baru menyadari saat ini. Dia tidak laki merasakan perasaan yang sama kepada Ana seperti dulu, di saat ada Sherin di sisinya. Jika dulu hati dan pikiran Abi terus tertuju pada Ana walau ada Sherin di sebelahnya.
Tapi sekarang justru berbalik. Di saat dia menatap Ana, justru bayangan wajah Sherin yang telah jauh berbeda membuatnya gusar.
Namun, Abi segera menepis perasaan itu. Dia yakin kalau perasaan itu muncul karena rasa bersalahnya saja. Apalagi dia belum mendapatkan maaf dari Sherin.
Tidak mungkin dia bisa melupakan Ana begitu saja sedangkan wanita itu yang selalu ada di sisinya. Ana yang selalu menemani Abi hingga akhirnya dia bisa membangun perusahaannya saat ini.
Jadi sudah sewajarnya dia menjadikan Ana sebagai pelabuhan terakhirnya. Menjadikan Ana sebagai istri yang akan menemaninya seumur hidupnya.
"Ya, memang seharusnya begitu" Abi semakin meyakinkan hatinya.
Ana melepaskan diri dari pelukan Abi. Meski wajahnya sembab tapi terlihat pancaran kebahagiaan di sana.
"Aku senang sekali sayang, makasih banyak karena kamu udah mau menerima aku yang sebatang kara ini"
"Kita sama-sama sebatang kara di dunia ini An. Jadi ayo kita buat keluarga kecil kita sendiri"
Ana mengangguk senang, akhirnya impiannya untuk menjadi istri Abi akan segera terwujud.
"Aku cinta sama jamu Bi"
"Hemm, aku tau"
bukan mcm kmu bermuka dua🤭🤭